Mampu Buat Geger Dunia, Berikut 8 Kisah Operasi Intelijen Israel Mossad, Serangan Siber, Sabotase, hingga Bunuh Musuh Lenyap Tak Berbekas

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Mossad, Dinas Intelijen Israel, terkenal dengan aksi rahasianya di seluruh dunia.

Mossad tak hanya mengumpulkan data musuh-musuhnya tapi membantu sekutunya.

Mossad melakukan serangan siber, sabotase, membunuh musuh lenyap tak berbekas

Mossad, berkali-kali terlibat dalam sejumlah operasi intelijen internasional sejak didirikan pada 1951.

Baca Juga: 'Jangan Bermain-main dengan Api di Lepas Pantai China!'Jika Pecah Perang antara AS dan China Siapa yang Paling Kuat? Berikut Analisanya

Sejumlah operasi tersebut, beberapa di antaranya mampu membuat geger dunia.

Berikut delapan kejadian yang menyeret nama agen Israel ini:

1. Menangkap dan Menggantung Anggota Nazi Adolf Eichmann pada 1960-1962

Adolf Eichmann adalah eksekutor operasi Solusi Akhir pemimpin Nazi Adolf Hitler yang menyebabkan enam juta orang Yahudi tewas selama Holocaust.

Baca Juga: Bila AS dan China Melancarkan Aksi Perang di Laut China Selatan, Ini yang Terjadi, Siapa yang Berada di Atas Angin?

Ia sempat ditangkap oleh pasukan Sekutu setelah Perang Dunia II, namun berhasil melarikan diri ke Argentina.

Keberadaannya di Argentina diketahui setelah seorang korban Holocaust memberi tahu Mossad bahwa Eichmann telah mengganti namanya menjadi Ricardo Klement.

Eichmann kemudian berhasil ditangkap oleh agen Mossad dan membawanya ke Israel. Eichmann kemudian diadili di Israel dan digantung pada tahun 1962.

2. Balas Dendam atas Pembunuhan Para Atlet Israel di Olimpiade Munich tahun 1972

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Diizinkan Trump, Lebih dari 100 Warga AS Tewas Setelah Konsumsi Hydroxychloroquine Untuk Obati Covid-19

Pada tanggal 5 September 1972, sebelas atlet Israel yang berlaga di Olimpiade Munich tewas dihabisi delapan aktivis Organisasi Pembebasan Palestina yang menyamar.

Para pelaku berhasil masuk ke hotel tempat para atlet Israel menginap dengan menyamar.

Tragedi yang dikenal sebagai Black September ini kemudia memicu aksi balas dendam Israel, dan Mossad membuat daftar sasarannya.

Gelombang pembunuhan terhadap orang-orang yang diduga menjadi aktor operasi Black September kemudian terjadi di seluruh Eropa.

Baca Juga: Usai Ledakan Lebanon, Terkuak India Juga Simpan 690 Ton Amonium Nitrat, Sering Timbulkan Bencana Industri di Negeri Bollywood Ini

Pada 16 Oktober 1972 dua agen Mossad menembak perwakilan PLO Italia Abdel Wael Zwaiter belasan kali di kediamannya setelah dia pulang dari makan malam di Roma.

Pada tanggal 9 April 1973, Mossad dan IDF meluncurkan operasi gabungan di Beirut yang melibatkan armada kecil kapal-kapal rudal dan kapal-kapal patroli yang melakukan perjalanan ke pantai Lebanon yang kosong.

Mereka menculik Mohammad Yusuf al-Najjar (Abu Yusuf), kepala intelijen Fatah, yang menjalankan operasi Black September; Kamal Adwan, yang mengatur aksi PLO di dalam Israel; dan Kamal Nassir, juru bicara PLO.

Ehud Barak, yang kemudian menjadi perdana menteri, memimpin serangan komando.

Baca Juga: Covid Hari Ini 8 Agustus 2020: Bisa Jadi Pelajaran Buat Indonesia, Ini 3 Faktor Kasus Covid-19 di India Lampaui 2 Juta

Operasi balas dendam tambahan diluncurkan pada tahun 1979 dan, beberapa mengatakan, bahkan sampai tahun 1990-an.

3. Operasi Reaktor Nuklir Suriah 2006-2007

Mossad berhasil meretas laptop milik seorang pejabat tinggi Suriah, diduga Ibrahim Othman, kepala Komisi Energi Atom Suriah, tiba di sebuah kota Eropa (ada perdebatan tentang lokasi persisnya) di bawah identitas palsu.

Mereka kemudian mendapatkan sejumlah data yang menunjukkan cetak biru dan ratusan gambar fasilitas nuklir Suriah pada periode yang berbeda, mulai dari konstruksi serta sistem komunikasi fasilitas tersebut.

Baca Juga: 8 Minggu Abaikan Rasa Sakit di Kaki Kanannya demi Rawat Pasien Covid-19, Perawat Ini Pasrah Kakinya Harus Diamputasi, 'Saya Sibuk Bantu Orang Lain Hingga Lupa dengan Rasa Sakit di Diri Saya'

Salah satu foto yang diambil dari komputer menunjukkan pertemuan resmi pejabat nuklir Korea Utara (Korut) Chon Chibu dengan Othman.

Menurut laporan oleh David Makovsky di New Yorker dan laporan lainnya, gabungan pasukan khusus Mossad dan IDF kemudian berhasil menembus Suriah dan mengumpulkan sampel tanah serta bukti fisik lainnya dari situs nuklir.

Bahan-bahan yang diduga dikumpulkan oleh intelijen Mossad dan IDF akhirnya menyebabkan serangan udara IDF yang sukses menghancurkan fasilitas nuklir Suriah pada 6 September 2007.

4. Membunuh Tangan Kanan Bashar al-Assad pada 1 Agustus 2008

Baca Juga: Masih Terbatas untuk Kebutuhan Militer, Prabowo Ternyata Juga Pesan Maung SWB: 'Beliau Minta Maung dalam Dua Versi'

Muhammad Suleiman adalah seorang perwira angkatan bersenjata Suriah, yang juga tangan kanan Presiden Bashar al-Assad.

Ia terpilih untuk menjalankan program nuklir Suriah di luar rantai komando militer sehingga hampir tidak ada seorang pun di Suriah yang tahu tentang hal itu.

Pada tanggal 1 Agustus 2008, Suleiman ditemukan pingsan dan tewas di pantai dekat resor Suriah Tartus di mana dia berlibur.

Serangan itu dikaitkan dengan tembakan penembak jitu ke kepala dan leher, ditembakkan dari kapal pesiar yang terletak jauh di lepas pantai.

Banyak yang mengatakan bahwa itu adalah hasil penembak jitu Mossad.

5. Menghabisi Teroris Imad Mughniyeh - 12 Februari 2008

Imad Mughniyeh mungkin adalah teroris paling dicari oleh Mossad dan Israel selama beberapa dekade terakhir.

Ia telah mendalangi serangan teror, terutama pemboman mobil, di seluruh dunia.

Mughniyeh sendiri adalah komandan militer terkemuka Hizbullah dan penghubung Iran dengan kelompok Lebanon itu serta berbagai kelompok lain.

Menurut laporan asing, Mossad mencoba membunuh beberapa kali dan hingga akhirnya berhasil pada bulan Februari 2008.

Pada tanggal 12 Februari 2008, Mughniyeh berhenti di tempat parkir. Saat itu ada pejabat lain yang tengah bersamanya sehingga Mossad tidak bisa menghabisinya.

Namun, malam itu dia kembali ke mobilnya sendirian. Kali ini Mossad diduga tidak mau ketinggalan dan ia pun "terhapus" dari dewan perang Iran-Hisbullah-Israel.

Baca Juga: Diregistrasi Minggu Depan, Rusia Ciptakan Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia, 'Semua Biaya Ditanggung Pemerintah'

6. Menghantam Program Nuklir Iran dengan Serangan Siber, Pembunuhan, Sabotase - 2010

Untuk menghindari perlunya serangan militer terhadap program nuklir Iran, Mossad berusaha memperlambat program tersebut.

Mossad diduga terlibat pembunuhan sejumlah ilmuwan Iran baik sebelum dan sesudah 2010.

Badan intelijen asing dan lainnya mungkin juga terlibat dalam mencegat dan menyabotase peralatan yang dijual ke Iran oleh perusahaan komersial seperti Siemens, yang kemudian merusak program nuklir Iran.

Tapi yang paling berani dan canggih yang diduga merupakan operasi bersama Mossad dan CIA terhadap program nuklir Iran adalah menyebarkan virus siber Stuxnet.

Worm komputer ini menghancurkan sentrifugal nuklir Iran dalam serangan pada tahun 2009 dan 2010.

Oleh banyak pihak serangan ini adalah serangan maya paling dramatis sepanjang masa.

Lebih dari lima belas fasilitas Iran, termasuk Natanz, diserang dan disusupi oleh worm Stuxnet.

Baca Juga: Nyawa Balas Nyawa, Perut Seekor 'Monster' Buaya Dibelah Warga Usai Memangsa Hidup-hidup Bocah 14 Tahun yang Cari Siput di Sungai

Diperkirakan bahwa sekitar 1.000, atau sebanyak seperlima dari semua sentrifugal Iran pada saat itu, dihancurkan oleh virus.

Mantan wakil kepala Mossad Ram Ben Barak yang ditanya tentang Stuxnet tidak mengkonfirmasi apa yang paling diyakini sebagai peran kunci dalam perencanaan operasi.

Namun ia mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa, "Selama 15 tahun Iran telah mencoba untuk mendapatkan senjata nuklir, dan sampai sekarang tidak memilikinya.

Ia tidak memilikinya bukan karena tidak menginginkannya, tetapi karena banyak alasan yang menghentikannya dari berhasil dan kita perlu memastikan tidak pernah mendapatkannya,” katanya.

7. Membunuh Pakar Senjata Hamas-Hizbullah di Tunisia - 15 Desember 2016

Pada 15 Desember 2016, Muhammad al-Zawari ditembak mati di dekat kediamannya di Sfax, Tunisia, dalam hujan tembakan yang dilepaskan dari mobil yang melaju.

Zawari adalah seorang insinyur aeronautika yang memproduksi drone untuk Hamas, dan mungkin juga untuk Hizbullah.

Laporan dari Tunis menunjukkan bahwa ia juga mendesain kapal angkatan laut tanpa awak yang dapat menyerang kapal-kapal laut lainnya dari bawah air.

Tidak ada bukti untuk mengidentifikasi para pembunuh, yang dianggap oleh banyak orang sebagai agen Mossad.

Semua bukti yang ditemukan seperti telepon seluler, peredam suara dan mobil sewaan merujuk pada keterlibatan Mossad.

Bahkan barang-barang yang disewa dilaporkan dibeli oleh pihak ketiga untuk menipu sehingga tidak menyadari jika mereka telah membantu Mossad.

Baca Juga: Belum Selesai Pandemi Covid-19, Ada Lagi Penyakit Baru Menghantui di Tengah Pandemi Covid-19, Virus Tick Borne Disebut Sebagai Penyebabnya

8.Membunuh Ahli Senjata Hamas di Malaysia pada 22 April 2018

Fadi Muhammad al-Batsh sedang dalam perjalanan ke sebuah masjid di Kuala Lampur, Malaysia pada hari Sabtu ketika ia ditembak mati dalam sebuah aksi penembakan oleh pengendara sepeda motor.

Aksi ini sekilas mirip dengan serangan serupa di Tunisia. Batsh telah diidentifikasi sebagai ahli teknik listrik Hamas untuk merancang drone dan roket.

Pada hari Selasa, pemerintah Malaysia masih tidak memiliki nama untuk para tersangka. Mereka hanya merilis gambar yang dihasilkan komputer sebagai pelaku berdasarkan deskripsi para saksi.

Meski mempunyai rekaman video yang menunjukkan pelaku sengaja menunggu al-Batsh, namun indentifikasi tidak berhasil dilakukan karena para pelaku berhasil menutupi wajahnya.

Gambar komputer pun berpotensi tidak akurat karena rambut yang tumbuh di wajah bisa jadi bagian dari penyamaran.

Operasi ini mungkin cocok dengan pola operasi Mossad di Tunisia terkait pembunuhan insinyur senjata yang merupakan ancaman terhadap Israel dan tanpa meninggalkan jejak.

(*)

Artikel Terkait