Ia menjanjikan “tata kelola yang jelas dan transparan”, jadi bantuan langsung masuk ke masyarakat dan kelompok penyalur bantuan.
Perancis yang sempat menjadi negara penguasa kolonial Lebanon, menampilkan pemerintahan Perancis sebagai pihak yang dapat mendorong adanya perubahan dalam kepemimpinan Lebanon.
Setelah mengunjungi pelabuhan yang hancur, Macron berjalan melewati salah satu lingkungan yang paling parah terkena dampak ledakan, yaitu Gemmayzeh.
Menyusuri jalan sempit yang dipenuhi puing-puing bangunan, warga berkumpul mengerumuninya dan meluapkan kemarahan mereka, meneriakkan, "Revolusi!" dan "Rakyat ingin menjatuhkan rezim!", slogan yang digunakan pada protes massal tahun lalu.
Macron mengatakan kepada mereka bahwa dia akan mengusulkan "pakta politik baru" ketika dia bertemu pemerintah nanti.
Kemudian, dia menambahkan, "Saya akan kembali pada 1 September dan jika mereka tidak dapat melakukannya, saya akan tetap bertanggung jawab kepada Anda."
Dia juga berjanji bahwa bantuan Perancis akan diberikan dengan transparan dan "tidak akan jatuh ke tangan koruptor".
Di tengah hiruk-pikuk itu, seorang wanita berteriak pada Macron, “Anda duduk dengan panglima perang.