Penulis
Intisari-Online.com - Jika kita melihat foto dan video yang beredar di media sosial terkait ledakan di Beirut, Lebanon, tentu hati kita terguncang.
Jika kita yang hanya melihat saja bisa terguncang dan khawatir, bagaimana perasaan warga Lebanon yang menjadi korban?
Dilaporkan ada 70 orang lebih tewas dan ribuan lainnya terluka. Ini karena banyaknya gedung yang hancur.
Akibatnya, rumah sakitdilaporkan kewalahan.
Seorang petugas medis mengatakan sebanyak 200 hingga 300 orang telah dilarikan ke unit gawat darurat di sebuah rumah sakit.
"Saya tidak pernah yang seperti ini. Mengerikan," kata petugas bernama Rouba, kepada kantor berita Reuters.
Seluruh kota tampak menghitam
Wartawan BBC di Beirut,Sunniva Rose mengatakan seluruh kota tampak menghitam.
"Mengendarai menyusuri Beirut menjelang malam, benar-benar berantakan."
"Jalan-jalan penuh dengan kaca, sulit untuk ambulans lewat, banyak batu-batu, bongkahan semen, rumah-rumah ambruk," kata Rose.
"Asap masih mengepul saat malam. Seluruh kota gelap, sulit untuk berjalan, orang-orang berlumur darah."
"Saya melihat nenek berusia 86 tahun dirawat dokter yang berlari keluar dari rumahnya dengan perlengkapan bantuan pertama," tambahnya.
"Flat saya juga rusak. Kaca berserak. Kerusakan begitu dasyat."
"Bahkan satu mal yang berjarak dua kilometer dari tempat ledakan, seluruh bagian depan hancur."
"Kerusakan bukan hanya di pelabuhan, seluruh Beirutterhantam," katanya lagi.
Seperti gempa
Hamzah Assuudy Lubis, Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanon, menuturkan kepada BBC Indonesia.
"Saat ledakan terjadi, saya dan teman teman sedang berada di rumah mahasiswa yang berjarak kurang lebih empat kilometer dari lokasi kejadian, yaitu Pelabuhan Beirut.
"Suasana di sini sangat mencekam, ambulans mondar mandir, masyarakat panik mencari perlindungan, dan takut akan adanya ledakan susulan."
"Ledakan awalnya dirasakan seperti gempa kurang lebih 10 detik."
"Kami tinggal di salah satu apartemen di daerah Barbir, Beirut, yang berjarak kurang lebih empat kilometer dari lokasi kejadian."
"Setelah merasakan goncangan, kami turun lewat tangga agar tidak terkena reruntuhan."
"Sesampainya di bawah, kami melihat keadaan sudah mencekam."
"Salah satu orang lokal bilang kepada kami agar naik kembali ke apartemen agar tidak terkena ledakan susulan."
"Kondisi apartemen sendiri beberapa kaca pecah dan dinding retak," tuturnya.
Kehilangan pendengaran
"Saya melihat api, tapi saya belum tahu akan ada ledakan," ungkapHadi Nasrallah, pendudukBeirut.
"Kami masuk ke dalam. Tiba-tiba saya kehilangan pendengaran karena sepertinya saya terlalu dekat."
"Saya kehilangan pendengaran selama beberapa detik, saya tahu ada sesuatu yang salah."
"Dan tiba-tiba kaca mobil pecah begitu saja, kaca mobil-mobil di sekeliling kami, toko-toko, gedung-gedung. Kaca-kaca berjatuhan dari semua gedung."
Di seluruh Beirut,semua orang menghubungi satu sama lain dari wilayah yang terpaut beberapa kilometer dan mereka merasakan hal yang sama, kaca pecah, bangunan bergetar, dan ledakan keras.
(Hasanudin Aco)
(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "WNI Jadi Saksi Mata Ledakan di Lebanon: Seperti Gempa, Suasana Sangat Mencekam")