Berawal dari Mobil Mogok, 2 Keluarga Ini Tinggal di Gubuk Reot Tengah Hutan Selama Belasan Tahun

Tatik Ariyani

Penulis

Marno tinggal di istana kecilnya bersama istri, adik, dan iparnya. Ia dulunya bekerja sebagai kondektur bus dalam Kota Jakarta.

Intisari-Online.com - Orang yang memutuskan untuk tinggal di hutan tentunya memiliki alasan tersendiri.

Seperti kisah seorang pria bernama Marno bersama keluarganya berikut.

"Yang penting jangan panjang tangan." Begitu pesan Marno, lelaki paruh baya yang 15 tahun tinggal di gubuk kecil di lahan Perhutani, Bungursari, Purwakarta.

Marno tinggal di istana kecilnya bersama istri, adik, dan iparnya. Ia dulunya bekerja sebagai kondektur bus dalam Kota Jakarta.

Baca Juga: Najib Razak Tak Bisa Berkilah Lagi, Mantan PM Malaysia Itu Diputus Bersalah Atas 7 Dakwaan di Skandal 1MDB, Hukuman Penjara Puluhan Tahun hingga Cambukan Menanti

Suatu hari, kendaraan yang ia naiki mogok. Marno pun memilih bermalam di area lahan yang kini ia tinggali. Saat itu ada saung milik warga.

"Saya berkenalan, akhirnya tidur di sini," ujarnya.

Marno kemudian memilih tinggal di lahan tepian hutan itu. Ia pun membawa pula istri dan adiknya tinggal di tempat tersebut, meski tinggal di rumah seadanya.

Rumahnya sebagian terdiri dari seng bekas, plastik, dan karung.

Baca Juga: Bisa Bawa 6 Bom dan 6 Rudal, Begini Hebatnya Jet Tempur yang Diincar Menham Prabowo Subianto, Lebih Canggih dari Sukhoi SU-35 Buatan Rusia!

Meski begitu, Marno tak tinggal diam. Ia berkebun singkong.

"Nanam sampeu (singkong)," ujar Marno saat ditanya anggota DPR RI Dedi Mulyadi.

Kepada Dedi, Marno menyebut hasil penjualan singkong tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga: Meski Hubungannya dengan Tiongkok Dijamin Kandas, Australia Tetap Jumawa: 'Tiongkok Tetap Butuh Kami', Rupanya Karena Perihal Ekspor Ini Tiongkok Bertekuk Lutut di Depan Australia

"Dapat Rp 20.000 buat beli beras," ujar dia.

Meski belasan tahun tinggal di rumah yang kurang layak, pria asal Subang itu mengaku ikhlas. Baginya, yang penting tak mencuri.

"Yang penting enggak panjang tangan," ujar Marno.

Sementara itu, Dedi Mulyadi memuji semangat dan keikhlasan Marno.

"Pesannya cuma satu, tidak mencuri," ujar Dedi dalam video yang diunggah pada akun Facebook miliknya.

Dedi yang sempat turut masuk ke rumah yang ditinggali Marno akan berupaya membantu.

"Nanti saya akan berkoordinasi dengan Perhutani. Nanti minimal rumahnya tidak seperti ini, dibuatkan rumah panggung," ungkapnya.

Baca Juga: Kim Jong-un Marah Besar Pas Tahu Suspek Covid-19 Masuk ke Korut Lewat Perbatasan, Siap Beri Hukuman Berat Bagi Siapapun yang Bertanggung Jawab

Kontributor Karawang, Farida Farhan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Keluarga Tinggal di Gubuk Tengah Hutan, Kisahnya Berawal dari Mobil Mogok"

Artikel Terkait