Find Us On Social Media :

Kerahkan Pesawat Tempur Mati-matian Gempur Indonesia Tahun 1948, Agresi Militer Belanda Itu Justru Jadi Rejeki Nomplok Bagi Indonesia, Ini Alasannya

By Afif Khoirul M, Minggu, 26 Juli 2020 | 18:01 WIB

Pesawat P-51 Mustang AURI

Realisasi penyerahan Andir dilakukan secara bertahap. Pada awal Maret 1950 diserahkan fasilitas penerbangan termasuk sebuah hanggar, tiga pesawat C-47 Dakota, tiga pesawat latih L-4J Piper Cub.

Tiga bulan kemudian, tepatnya 12 Juni, seluruh Lanud Andir beserta sejumlah besar pesawat pemburu, pembom, transpor, dan latih diserahkan kepada AURIS.

Dari pihak ML, penyerahan diwakili oleh Mayor EJ Van Kuppen dan diterima oleh Komandan Lanud Andir Wiweko Soepono yang merangkap sebagai Ketua Sub Panitia Penerimaan Materil dan Personel dari ML. Upacara disaksikan oleh pejabat militer dan sipil dari kedua belah pihak.

Selain pangkalan, sarana dan prasarana yang diserahkan kepada AURIS meliputi sebuah hanggar, bengkel pemeliharaan pesawat, dan sejumlah pesawat.

Di antaranya tujuh Piper Cub, delapan Harvard, 36 Dakota, 25 pembom B-25 Mitchel, 12 pesawat angkut Lockheed (L-12), dan 28 pesawat pemburu P-51 Mustang.

Pada akhir acara penyerahan, dilakukan penggantian tanda kepangkatan sejumlah anggota yang berasal dari ML dan kemudian memilih bergabung dengan AURIS.

Proses serah terima dari ML ke AURIS ternyata berjalan lancar. Dalam waktu relatif singkat AURIS berhasil melakukan konsolidasi yang dalam sejarah TNI AU dikenal sebagai Program Kerja Kilat.

Program ini intinya adalah bahwa AURIS diberi mandat dalam waktu singkat untuk menyusun organisasi Angkatan Udara dalam bentuk sementara yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Program ini direncanakan harus sudah selesai pada tahun 1951. Seperti berpacu dengan waktu, AURIS juga sudah memiliki markas besar yang berlokasi di Jakarta disusul dibekukannya organisasi dengan status langsung berada di bawah Menteri Pertahanan.

Jauh sebelum itu, KSAU juga sudah mengeluarkan surat keputusan berupa pembentukan sejumlah skadron udara.

Baca Juga: Seolah Terbiasa Membantai Rakyat Indonesia, Belanda Terbukti Biarkan Muslim Bosnia Jadi Korban Genosida di Srebrenica, 8000 Nyawa Melayang