1. Kelelawar tapal kuda yang lebih besar (Rhinolophus ferrum equinum)
2. Kelelawar buah Mesir (Rousettus aegyptiacus)
3. Kelelawar berhidung tombak pucat (Physostomous discolor)
4. Kelelawar bertelinga tikus yang lebih besar (Myotis myotis)
5. Pipistrelle Kuhl (Pipistrellus kuhlii)
6. Kelelawar ekor bebas beludru (Molossus molossus).
Prof Emma Teeling dari University College Dublin mengatakan, kelelawar-kelelawar itu memiliki sekuens genom yang "sangat bagus".
Dengan begitu menunjukkan bahwa kelelawar memiliki "sistem kekebalan yang unik".
"Jika kita bisa meniru respons kekebalan kelelawar terhadap virus, maka kita berharap bahwa kita bisa segera menemukan vaksinya," katanya.
Prof Emma adalah salah satu pendiri proyek Bat1K, yang bertujuan untuk memecahkan kode genom semua 1.421 spesies kelelawar hidup.
"Genom ini adalah alat yang diperlukan untuk mengidentifikasi solusi genetik yang dikembangkan pada kelelawar yang akhirnya dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penyakit," katanya.
Covid-19 diperkirakan muncul pada kelelawar, lalu berpindah ke manusia melalui hewan lain, yang belum teridentifikasi.
Sejumlah penyakit lain, termasuk SARS, MERS, dan Ebola, juga diperkirakan telah melompat ke manusia dengan cara ini.