Merasa Selalu Jadi Bulan-bulanan Mahathir, Najib Razak Minta Mahathir Berhenti Menyalahkannya dan Terus Terang Soal Alasan Mundur Sebagai PM Malaysia

Tatik Ariyani

Penulis

Merasa Selalu Jadi Bulan-bulanan Mahathir, Najib Razak Minta Mahathir Berhenti Menyalahkannya dan Terus Terang Soal Alasan Mundur Sebagai PM Malaysia

Intisari-Online.com -Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dilaporkan masih menganggap suksesornya, Najib Razak, sebagai musuh nomor satu.

Hal itu tercermin dari ucapan politisi berjuluk Dr M, bahwa PM saat ini, Muhyiddin Yassin, tak lebih dari alat yang digunakan Najib.

Mahathir menuturkan, Najib Razak memanfaatkan PM dari Perikatan Nasional itu sebagai : kartu sakit" yang membantunya keluar dari penjara.

Dia menyatakan, bersama dengan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, mereka harus menyingkirkan Muhyiddin Yassin dan Perikatan dari pemerintahan.

Baca Juga: Covid Hari Ini 19 Juli 2020: 127 Pasien Covid-19 Meninggal dalam Sehari di Indonesia, Jumlah Tertinggi Selama Pandemi

"Tanpa bersama-sama, maka kami tidak akan bisa mengangkat mereka dari pemerintahan karena masih menjadi mayoritas," kata Mahathir Mohamad.

Sementara itu, mantan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak atau dikenal Najib Razak meminta agar Dr Mahathir Mohamad berhenti menyalahkan dirinya dan berterus terang tentang alasannya mundur sebagai PM Malaysia.

Najib Razak menuduh Tun Dr Mahathir atau lebih dikenal Dr M telah berbohong tentang alasan pengunduran dirinya yang terakhir sebagai perdana menteri ke-7 negara itu.

Melalui Facebook yang dilansir Malay Mail hari ini Minggu (19/7/2020) Najib mengatakan bahwa Dr M memiliki alasan lain terkait kemunduran dirinya dari posisi Perdana Menteri Malaysia pada Februari silam.

Baca Juga: Hidup Dikelilingi 1.000 Wanita Cantik Siap Melayaninya Kapan Saja, Raja Playboy Ini Ternyata Sosok yang Setia, Jangankan Punya Anak Haram, Selingkuh Saja Tidak Pernah

Dan kemunduran itu tidak semata-mata soal Umno dan dirinya, Najib Razak.

"Ada 3 alasan utama mengapa dia (Dr M) mengundurkan diri dari perdana menteri. Dia tidak ingin Anwar (Datuk Seri Anwar Ibrahim) menjadi PM. Dia tidak ingin dikendalikan oleh DAP dan PKR lagi, dan dia takut Bersatu dan Pakatan Harapan akan kalah telak dalam pemilu yang ke-15," ungkap Najib di akun Facebook-nya.

Tuduhan Najib muncul setelah Dr Mahathir sebelumnya mengklaim bahwa kemundurannya sebagai PM Malaysia pada Februari silam karena dia tidak ingin menjadi PM dari pemerintah koalisi yang sudah tidak 'murni'.

Baca Juga: Bingung Pilih Jurusan? Ini 7 Jurusan Kuliah yang Jadi Incaran HRD, Banyak Dibutuhkan!

Sebagai respons terhadap Dr M, Najib menuduh bahwa anggota parlemen dari dapil Langkawi itu sebenarnya punya alasan lain akan kemunduran dirinya sebagai PM namun malah menyalahkan dirinya (Najib).

Dia mengklaim bahwa Dr M tidak menginformasikan sekutunya di Pakatan Harapan (PH) tentang keputusannya untuk mundur.

"Dia (Dr M) mengirim surat pengunduran pada 1 siang (waktu setempat). Bersatu mengumumkan dia meninggalkan PH pada 2 siang."

Menurut Najib Razak, saat itu Mahathir juga tidak menginformasikan temannya di PH mau pun Warisan (Partai Warisan Sabah) bahwa dia hendak mengundurkan diri dan alasan di balik keputusan itu.

"Setelah mengundurkan diri pada 24 Februari, dia tidak pernah marah pada Bersatu atau pun Muhyiddin Yassin atau siapa pun. Itu terjadi sampai suatu malam pada 29 Februari."

Najib mengatakan, "Sehari setelah kemundurannya, dia bahkan tidak peduli pada permintaan PH yang menginginkan rapat untuk mendiskusikan bagaimana mereka bisa menyelamatkan pemerintahan Harapan."

Baca Juga: Kisah Paspamres Indonesia, Tak Gentar Lawan Israel Sekalipun, Berani Todongkan Pistol di Hadapan Perdana Menteri Israel Gara-gara Nyelonong Lakukan Hal Ini

Dr Mahathir dikatakan Najib mulai menyalahkan banyak orang setelah Raja Malaysia mengumumkan bahwa yang menjadi PM Malaysia selanjutnya adalah Muhyiddin Yassin dan bukan dirinya (Dr M).

Dia juga mengutip alasan lain tentang mengapa Dr Mahathir mengambil tindakan, menunjukkan kekhawatirannya atas kekalahan PH sebanyak 5 kali di pemilu Malaysia.

"Itulah sebabnya dia (Dr Mahathir) mengindikasikan bahwa dia ingin menjadi perdana menteri untuk pemerintah yang bersatu di mana dia dapat memilih anggota parlemen mana yang dia suka dan tidak bergantung pada keinginan masing-masing partai," tambah Najib.

Menurut Najib juga, dengan pemerintahan yang bersatu, Dr Mahathir tidak lagi khawatir tentang pengalihan kekuasaan kepada Anwar.

Mahathir tidak akan lagi dikendalikan oleh DAP dan PKR dan tidak lagi perlu khawatir akan kehilangan Barisan Nasional atau Mufakat Nasional karena mereka akan menjadi bagian dari pemerintahannya.

Najib juga menuduh bahwa semua permasalahan itu akan terselesaikan jika Dr Mahathir berhasil membentuk pemerintahan impiannya, yakni 'pemerintahan yang bersatu'.

Baca Juga: Kekhawatiran Sudah di Ubun-ubun Karena PBB Sampai Terapkan Embargo Senjata di Libya, Tiga Negara Eropa Ini Mengancam Tiga Negara Lain yang Mendukung Kiriman Senjata ke Negara Itu, Rusia Salah Satunya

"Namun jika dia gagal, sejak BN, PAS dan Gabungan Partai Sarawak akan menolak bekerja dengan DAP," ujar Najib.

Najib juga mengatakan dalam pernyataan yang dia tujukan kepada Mahathir, "Aku saja rencanamu. Bisa jujur kan? Kenapa terus menerus menyalahkan saya?"

Miranti Kencana Wirawan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Najib ke Mahathir: Jujurlah, Akui Rencanamu, Jangan Salahkan Saya Terus..."

Artikel Terkait