Find Us On Social Media :

Aktor Jepang Haruma Miura Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri: Tak Miliki Tanda atau Gejala Buktikan Penyakit Mental Tak Boleh Disepelekan

By Mentari DP, Minggu, 19 Juli 2020 | 11:25 WIB

 

Intisari-Online.com - Kabar duka datang dari dunia hiburan Jepang.

Dilansir dari japantimes.co.jp pada Minggu (19/7/2020), aktor popular Jepang, Haruma Miura ditemukan tewas di rumahnya di Tokyo.

Aktor berusia 30 tahun ditemukan tak bernyawa pada Sabtu (18/7/2020).

Ketika ditemukan, saksi langsung membawanya ke rumah sakit, tetapi kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 di Indonesia Lewati China, Ini 2 Perbedaan Paling Mencolok antara Negeri Panda vs Tanah Air, 'Kita Masih Harus Bekerja Keras'

 Diketahui Haruma Miura menandatangani kontrak dengan salah satu agensi top di Jepang, Amuse Inc.

Setelahnya, Miura melakukan debut aktingnya di drama NHK "Agri" pada usia 7 sebelum kemudian mengambil peran penting dalam film seperti "Koizora" (2007) dan "Kimi ni Todoke" (2010).

Pada 2015, Miura menerima penghargaan untuk peran pendukungnya dalam "The Eternal Zero", sebuah film 2013 yang didasarkan pada sejarah pribadi seorang pilot pesawat tempur masa perang.

Dia juga muncul dalam sejumlah produksi panggung, seperti dalam adaptasi Jepang 2016 dari musikal Broadway "Kinky Boots" di mana ia memainkan waria.

Baca Juga: Cegah Kanker hingga Turunkan Kolesterol, Ini 5 Manfaat Kesehatan yang Bisa Kita Dapat dari Kuaci

Menurut keterangan pihak kepolisian, besar dugaan Haruma Miura melakukan bunuh diri.

Sebab, ditemukan ada catatan bunuh diri di rumahnya. Tapi polisi masih melakukan penyelidikan.

Jika benar, artinya Miura mungkin mengalami penyakit mental (mental illness) yang tidak boleh dipandang remeh oleh siapapun juga.

Tak ada tanda dan gejala

Benar kalau penyakit mental tidak selalu terlihat jelas tanda dan gejalanya, karena mereka yang mengalaminya seolah menjalani hari seperti orang normal pada umumnya.

Namun sesungguhnya, mereka yang mengalami itu (tidak peduli apakah ia selebritas atau tidak, sangat mungkin dia adalah orang di sekitar kita) berjuang setiap hari untuk terlihat normal.

Itulah sebabnya penyakit mental tidak boleh dianggap remeh.

Pandangan dan stigma kita terhadap orang dengan penyakit mental cenderung masih negatif, inilah yang membuat mereka sulit untuk terbuka dan dibantu untuk pulih.

Orang menganggap orang yang sakit mental disebabkan oleh aib, kutuk, santet, dll. Bahkan dikaitkan sebagai orang yang tidak memiliki landasan agama yang benar.

Persoalannya adalah mereka mengalami penyakit yang serius, sama seperti penyakit jasmani lainnya.

Hal inilah yang harusnya dipahami bersama.

Jangan lagi bercanda soal penyakit mental dan jangan sepelekan mereka yang mengalami kondisi ini.

Penyakit mental yang serius sangat terkait dengan penderitaan dan hilangnya harapan yang dirasakan oleh penderitanya.

Baca Juga: Beda dari Pernikahan pada Umumnya, Tradisi Malam Pertama Pasangan Pengantin Bangsa Viking Harus Ada Saksi Mata

Akhirnya tak jarang bagi mereka berpikir untuk mati alias suicidal thought (pemikiran bunuh diri).

Bagi mereka, bunuh diri adalah jalan keluar dari penderitaan dan sakit yang dialaminya.

Untuk orang-orang yang kehilangan harapan akibat penyakit mental seperti ini, intervensi dari orang-orang di sekitarnya sangatlah penting.

Pendampingan khusus dan tulus akan sangat berarti dan menolong mereka untuk menemukan setitik harapan.

Yang tentu saja, harapan itu akan menghambat mereka untuk melukai diri sendiri maupun bunuh diri.

Jadilah harapan bagi mereka dengan cara berikut ini dilansir dari Pscyhologytoday.com:

1. Jadilah sahabat yang tulus bagi mereka, dengarkan, dan dukung mereka.

Arahkan mereka untuk mendapatkan bantuan profesional seperti psikolog maupun psikiater.

Dampingi mereka selalu. Ya, selalu.

2. Untuk menyelamatkan mereka yang cenderung memiliki pikiran untuk bunuh diri, jauhkan mereka dengan alat atau apa saja yang bisa membantu mereka untuk bunuh diri.

Faktanya, orang yang bunuh diri biasanya merencanakan waktu bunuh dirinya hanya beberapa jam sebelum itu terjadi.

Ingatlah pula, bahwa harapan adalah sebuah perasaan yang bisa dibangun.

Pikiran kita bisa dibentuk sedemikian rupa untuk memiliki harapan yang akan menolong kita untuk mencapai kualitas hidup dengan mental yang sehat. (Tika)

Baca Juga: Bikin Terenyuh, Wanita Ini Bunuh Diri Pakai Gaun Pengantin, Ternyata Ini Dia Melakukan Hal Nekat Tersebut