Penulis
Polah Tiongkok di Laut China Selatan Disebut Persis Seperti Perusahaan Terkuat di Dunia yang Pernah Kuras Kekayaan Seluruh Indonesia Selama Ratusan Tahun Ini, Keji!
Intisari-online.com -Presiden China, Xi Jinping memang tidak main-main dalam mewujudkan visi China untuk menguasai dunia.
Sudah merupakan rahasia umum jika China ingin menjadi negara superpower baru, kalahkan persekutuan AS dengan Inggris dan Uni Eropa, atau secara singkat, negara-negara barat.
Langkah yang mereka ambil tidak tanggung-tanggung, yaitu melanggar konvensi internasional UNCLOS 1982 untuk menguasai seluruh perairan Laut China Selatan.
Tidak hanya itu, China sadar jika ia masih punya musuh di Asia sendiri, salah satunya adalah India.
Oleh sebab itu China pun mulai berani menggempur India di Lembah Galwan, tempat perbatasan itu pertama kali dibuat oleh Inggris, negara yang pernah menjajah India.
AS sendiri sudah ketir-ketir menghadapi polah Tiongkok ini.
Mengutip Times of India, seorang pejabat senior AS pada Selasa lalu sebutkan cara barbar China untuk menguasai Laut China Selatan persis dengan upaya kolonial Inggris berkuasa di dunia, yaitu dengan perusahaan kongsi dagang yang mereka dirikan: East India Company (EIC).
Jika asing di telinga Anda, EIC adalah kongsi dagang yang didirikan oleh Ratu Elizabeth I di tahun 1600 untuk melancarkan perdagangan teh dari Asia.
Kongsi dagang ini sempat berkuasa di Indonesia yaitu pada saat penjajahan Inggris, kala itu monopoli kongsi dagang Belanda, VOC, diguncang hebat oleh EIC sehingga penguasaan Belanda di wilayah Hindia Belanda (Indonesia) surut.
Namun, VOC segera merebut posisi mereka kembali untuk menjajah Indonesia dan sebabkan EIC untuk akhirnya berfokus untuk menjajah India.
Tapi jika dilihat gambaran umumnya, EIC maupun VOC sama-sama berebut kekuasaan untuk menguasai monopoli dagang di seluruh Asia.
Pernyataan pejabat senior AS tersebut keluar sehari setelah Menlu AS Mike Pompeo sebutkan klaim Beijing terhadap Laut China Selatan sangat ilegal.
Asistennya untuk Asia Timur pun mengecam masuknya kapal China baik kapal militer maupun kapal tongkang penangkap ikan milik BUMN China.
Asisten Menlu David Stillwell katakan jika perusahaan minyak negara China CNOOC dan firma lainnya berupaya mengintimidasi negara lain yang ingin berada di Laut China Selatan.
"Di semua susunan masyarakat kita, warga pantas tahu perbedaan antara perusahaan komersial dan arahan dari kekuatan negara asing," ujar Stilwell di Center for Strategic and International Studies.
"Perusahaan negara era modern ini setara dengan kongsi dagang East India Company," ujarnya.
East India Company (EIC) yang didirikan oleh Ratu Elizabeth I tidak hanya meraih kontrol perdagangan teh, tapi juga kapas, remah-rempah dan barang-barang lainnya sebelum Kerajaan Inggris resmi mengambil kekuasaan pada abad ke-19.
Referensi ini digunakan oleh Stilwell terkait peran EIC dalam penyelundupan opium ke China, mengkolonisasi Hong Kong pada 1843 untuk menjadi jajahan Inggris.
Kejadian itu juga disebut Beijing sebagai abad ketika mereka dipermalukan.
Hong Kong sendiri menjadi masalah baru setelah China menghapus UU kebebasan di Hong Kong dan resmi mengambil tampuk kekuasaan dari Inggris.
Namun mengutip Business Insider, sesungguhnya kekuatan China dalam menguasai Laut China Selatan lebih mirip dengan tindakan kongsi dagang terbesar di dunia yang menjajah Indonesia ratusan tahun, yaitu VOC.
EIC didirikan pada tahun 1600 kemudian kerajaan Belanda segera mendirikan perusahaan yang hampir sama dengan kemampuan lebih kuat dengan membangun benteng, militer diperkuat dan bahkan melakukan kerjasama dengan pemimpin Asia.
VOC adalah industri-militer pertama di dunia, dan China persis meniru itu.
VOC dengan cepat menyebar ke seluruh Asia, tidak hanya di Indonesia tapi sampai dengan Jepang, menjadi satu-satunya perusahaan luar negeri yang diperbolehkan berdagang di sana.
Mereka juga berdagang di Pantai Malabar India, mendorong Portugis di Sri Lanka dan Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
Tidak hanya itu, kemiripan China dengan VOC adalah VOC memiliki kebijakan untuk membagi keuntungan dengan negara jajahan yang bekerjasama dengan mereka, sama halnya dengan China, menawarkan bantuan berupa hutang-hutang kepada negara yang sedang membangun kemudian memanfaatkan posisi negara yang berhutang tersebut untuk secara tidak langsung menguasai negara tersebut.
Pernyataan Mike Pompeo
Dalam ketegangan terakhir antara AS dan China, Pompeo sebutkan ia akan memihak negara ASEAN untuk menolak klaim China di Laut China Selatan.
Ini memperjelas posisi AS dalam ketegangan di Asia tersebut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini