Advertorial
Intisari-Online.com - Konflik yang memanas di Laut China Selatan semakin panjang dan melebar.
Awalnya, ini hanya berkaitan dengan China dan 6 negara di Asia Tenggara yang memang menjadikan Laut China Selatan sebagai 'mata pencaharian'.
Namun kini beberapa negara lain ikut terlibat.
Salah satunya Inggris.
Dilansir dari kontan.co.id pada Jumat (17/7/2020), kondisi Laut China Selatan kian memanas setelah Inggris memutuskan mengirim Kapal Induk baru HMS Queen Elizabeth ke sana.
Tujuannya untuk bergabung dengan kekuatan tempur Amerika Serikat (AS) dan Jepang di Indo-Pasifik untuk menantang dominasi China di kawasan ini.
HMS Queen Elizabeth, merupakan kapal induk terbaru Inggris berbobot 65.000 ton.
Kapal induk ini merupakan kapal perang terbesar yang pernah dibangun Inggris bersama HMS Prince of Wales untuk kebutuhan angkatan laut kerajaan.
Kapal Induk HMS Prince of Wales juga diharapkan bisa ikut memperkuat angkatan laut Inggris pada 2023.
MengutipThe Australian, kapal induk Queen Elizabeth dan Princi of Wales masing-masing bernilai 3,1 miliar pound ini atau setara US$ 5,6 juta.
Kapal Induk Queen Elizabeth diperkirakan akan mengunjungi Timur Jauh, melakukan latihan militer dengan sekutu mereka termasuk AS dan Jepang.
Kapal induk ini memiliki awak sekitar 700 personel.
Namun jumlah itu bisa bertambah hingga 1.600 personel ketika jet tempur dan helikopter dimuat di atas kapal induk ini.
Kapal induk Queen Elizabeth ini akan dikawal dua kapal perusak tipe 45, dua kapal fregat tipe 23, dua kapal tanker, dan beberap helikopter.
Kapal induk ini akan menyelesaikan latihan bersama sekutu pada musim gugur ini tahun depan.
Saat memulai perjalanannya, Queen Elizabeth akan mengangkut dua skuadron jet tempur siluman F-35B Lighting II, satu dari Amerika Serikat dan satu dari Inggris.
Australia dan Kanada juga dilaporkan akan turut bergabung dalam latihan tersebut.
Marsekal Udara Gerry Mayhew, wakil komandan operasi menyarankan bahwa sekutu menyambut kehadiran militer Inggris yang lebih besar di masa yang akan datang.
Dia mengatakan, bersama dengan mitra barat, maka kolega timur jauh melalui perjanjian pertahanan lima kekuatan dan dengan Jepang, bersama sejumlah negara lainnya benar-benar bersemangat memperkuat latihan udara dan maritim.
Inggris bergabung dengan aliansi lima kekuatan dengan Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia pada tahun 1971.
Wakil Laksamana Jeremy Blackham, mantan wakil komandan armada, memperingatkan: "Jika Anda meninggalkan kapal jauh dari rumah dengan dukungan militer dan logistik yang terbatas, Anda perlu tahu apa reaksi Anda jika seseorang memanggil Anda menggertak."
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan: "HMS Queen Elizabeth dan para pengawalnya akan menawarkan kepada Inggris kemampuan serangan kapal induk kelas dunia."
"Tidak ada keputusan yang dibuat tentang penyebaran HMS Queen Elizabeth. "
(Noverius Laoli)
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Inggris kerahkan kapal induk baru ke Pasifik gabung AS dan Jepang lawan China")