Penulis
Rabbi Ini Bikin Geger Kaum Yahudi Sedunia, Sebut Bangsanya Sendiri Bukanlah Penduduk Asli Israel, Ini Alasannya yang Kemudian Dihujat oleh para Seniornya
Intisari-Online.com - Selain merujuk kepada sebuah agama, Yahudi juga dikenal sebagai sebuah suku bangsa yang menduduki Israel.
Setidaknya dalam kepercayan umum, Yahudi diyakini sebagai kelompok etnis keturunan suku-suku asli Israel.
Meski begitu, pernyataan yang mengungkap sebaliknya, bahwa Yahudi bukan suku asli Israel kerap terdengar, misalnya dari penelitian.
Namun, baru-baru ini justru seorang Rabbi mengatakan demikian, menyebut bangsanya sendiri bukan penduduk asli Israel.
Untuk diketahui, Rabbi merupakan istilah untuk menyebut seorang yahudi terpelajar.
Rabbi merupakan orang yang menguasai 613 mitzvot (hukum agama) Yahudi, atau orang yang ditunjuk sebagai pemimpin agama di komunitasnya.
Melansir Jewish Journal, pernyataan tersebut disampaikan oleh Rabbi Andy Kahn melalui media sosial Twitter.
"Izinkan saya mengatakan ini sejelas mungkin: Yahudi bukan orang asli," tulis Rabbi Andy Kahn dari Kuil Emanu-El di Kota New York pada 7 Juli.
"Sangat tepat untuk menggunakan kata ini ketika merujuk pada hubungan kita ke tanah Israel, dan itu merusak kerja keras yang dilakukan untuk memperbaiki penindasan masyarakat adat yang sedang berlangsung," sambungnya.
Tweet tersebut pun mendapat banyak perhatian, dengan cepat disukai oleh lebih dari 10 ribu pengguna dan dibagikan ulang lebih dari 1.000 kali.
Sementara itu di kolom komentar terdapat ratusan komentar.
Rabbi Kahn pun melanjutkan pernyataan dalam utasnya, "Orang Yahudi, sebagai suatunbangsa, belum menjadi bagian" dari perjuangan hak-hak adat karena mereka belum dimasukkan dalam karya PBB untuk Masyarakat Adat "selama 20 tahun terakhir + tahun," tulisnya.
Sontak, tweet viral dari Rabbi Kahn tersebut menuai banyak kritik dari banyak suara Yahudi, termasuk Rabbi senior di sinagoge (tempat beribadah) Kahn, Rabbi Joshua M. Davidson.
"Saya tidak setuju dengan pernyataan Rabbi Kahn baik dalam fakta maupun dampaknya, juga tidak berbicara untuk Kuil Emanu-El," tulis Davidson dalam suratnya kepada The Forward.
"Di luar Alkitab, banyak sejarawan berpendapat bahwa identitas nasional orang-orang Yahudi ditempa di tanah Israel," sambungnya.
Bahkan, Rabbi Davidson mencatatkan bahwa tweet Rabbi Kahn bisa berbahaya dan mudah diekspolitasi.
"Apa pun tujuan yang ingin dibuat oleh Rabbi Kahn, dan apakah orang-orang Yahudi memenuhi ukuran penduduk asli PBB atau tidak, klaim semacam itu terlalu mudah dimanipulasi oleh mereka yang berupaya melemahkan legitimasi Israel sebagai tanah air Yahudi," tulis Davidson.
Tegas menyanggah pernyataan Kahn, Davidson pun memberikan pernyataan bahwa Yahudi adalah penduduk asli tanah Israel, bahkan ia perkuat dengan menyebut bukti arkeologi.
"Arkeologi menunjukkan keberadaan Yahudi kuno di sana 3.000 tahun yang lalu sesuai dengan periode monarki Daud," kata Davidson.
Sementara itu, satu kelompok yang mengambil masalah besar dengan komentar Kahn adalah orang-orang Yahudi kulit berwarna.
"Anda benar-benar menyadari bahwa lebih dari setengah orang Yahudi Israel tidak pernah meninggalkan Timur Tengah -selamanya. Jadi, bagaimana kita menyesuaikan penderitaan orang lain?
"Maaf jika ketidaksopanan, penindasan, dan budaya kami adalah kebenaran yang tidak nyaman bagi agenda politik Anda,” kata orang Yahudi Pribumi di Timur Laut dan Afrika Utara (JIMENA) di tweet sebagai tanggapan terhadap Kahn.
Siamak Kordestani, yang berada di dewan profesional muda JIMENA, pun menulis surat terbuka kepada Kahn.
"Fakta bahwa Anda a) memblokir sejumlah besar orang Yahudi termasuk orang Yahudi asli ke Timur Tengah dan Afrika Utara dan
"b) gagal untuk mencatat bahwa komunitas ini telah hidup di Timur Tengah selama lebih dari 2.000 tahun sangat mengkhawatirkan saya," tulis Kordestani .
"Bisakah Anda melihat bagaimana ini sangat ofensif dan bahkan berprasangka terhadap orang Yahudi non-Eropa?" sambungnya.
JIMENA juga mempertimbangkan 'kejenakaan' Kahn di twitter.
"Dia memblokir sejumlah orang Yahudi Timur Tengah yang terkemuka dan blak-blakan, sebelum memproklamirkan orang Yahudi bukan asli Israel, sebenarnya merupakan upaya untuk menekan suara dan pengalaman Timur Tengah," tulis organisasi itu.
“Dia hanya bisa memahami pemahaman Timur Tengah yang paling mudah -pemahaman yang mudah masuk ke dalam pandangan dunianya yang istimewa. *PLACE kami di MENA sangat mengganggu narasinya sehingga satu-satunya hal yang menurutnya dapat ia lakukan adalah menghapus kami -secara individu dan kolektif. Ini berbau rasisme."
Senada dengan tanggapan beberapa tokoh Yahudi lainnya, Aktivis Mizrahi terkemuka, Hen Mazzig, setuju bahwa perilaku Kahn tidak sensitif terhadap orang Yahudi dari Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Rabbi Kahn memiliki titik buta bagi orang Yahudi Mizrahi," kata Mazzig kepada The Journal.
"Dia telah menunjukkannya berulang-ulang dengan membungkam orang-orang Yahudi Mizrahi dan bahkan secara aktif menyerang mereka."
Davidson pun menyampaikan keprihatinan seperti itu dalam suratnya.
“Komunitas Mizrahi saat ini memberikan kesaksian hidup tentang hubungan Yahudi dengan tanah -bagi sebagian orang, kehadiran yang berkelanjutan di sana; untuk lebih, satu terganggu oleh penaklukan dan pengasingan."
Menanggapi pernyataan Davidson, Mazzig mengatakan senang terhadap apa yang diungkapkan Rabbi senior tersebut.
"Saya senang bahwa Rabbi Davidson berbicara tentang tweet Rabbi Kahn dan menyebutkan warisan Mizrahi," lanjut Mazzig.
“Namun, saya khawatir bahwa Kuil Emanu-El, yang seluruh klerusnya homogen, telah memungkinkan Rabi Kahn untuk terus-menerus menggertak, melecehkan, dan menghapus pengalaman orang-orang kulit berwarna Yahudi dengan sedikit dorongan. Itu berbicara betapa mereka peduli pada orang kulit berwarna pada masa-masa ini. ”
Dalam sebuah pernyataan kepada Journal, Kordestani pun memuji sikap Rabbi Davidson.
"Saya memuji Temple Emanu-El Senior Rabbi Joshua Davidson karena berbicara kebenaran tentang komunitas-komunitas Yahudi Mizrahi: kita memberikan kesaksian hidup tentang hubungan Yahudi yang mendalam dengan tanah dari zaman kuno sampai hari ini."
Sayangnya, Kahn dan Davidson tidak menanggapi lebih lanjut.