Find Us On Social Media :

Provokasi Amerika Berhasil, China Semakin Kebakaran Jenggot Melihat Geliat AS di Laut China Selatan dan Minta Aksi Provokasi Dihentikan, Mulai Terpojok?

By Maymunah Nasution, Jumat, 10 Juli 2020 | 18:44 WIB

(Ilustrasi) Pangkalan militer Laut China Selatan

Provokasi Amerika Berhasil, China Semakin Kebakaran Jenggot Melihat Geliat AS di Laut China Selatan dan Minta Aksi Provokasi Dihentikan, Mulai Terpojok?

Intisari-online.com - Provokasi Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan sepertinya berhasil menekan Beijing.

Dilansir dari kontan.co.id, Kementerian Pertahanan Nasional China Kamis kemarin keluarkan pernyataan bernada keras terhadap AS.

Menurut Menhan China, Pentagon AS abaikan fakta-fakta yang benar dan salah, dan berusaha mengasingkan negara-negara di kawasan itu.

Mereka juga sebutkan AS menuai keuntungan yang tidak adil dari itu.

Baca Juga: 7 Cara Mencegah Penyakit GERD, Salah Satunya Jangan Tidur Setelah Makan

Juga, itu sebabkan ketidakstabilan di Laut China Selatan.

"Kami sangat tidak puas dan dengan tegas menentang ini," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ren Guoqiang dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir dari Global Times.

Pernyataan Ren dirilis setelah sebelumnya pada 2 Juli 2020 lalu, Pentagon menuding aksi latihan militer China di perairan dekat Kepulauan Xisha dari 1 Juli hingga 4 Juli merupakan tindakan yang tidak produktif terhadap upaya meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas.

Ren mengatakan, pada 27 Juni 2020, China telah mengumumkan akan menggelar latihan sebagai bagian dari jadwal pelatihan tahunan.

Baca Juga: Cinta Tak Direstui Pemuda Ini Nekat Bawa Calon Istri Kawin Lari, Rumahnya Pun Jadi Sasaran Amukan Besan Dibakar Sampai Ludes, Tetangga Sampai Histeris

Dia menegaskan, latihan tersebut bertujuan untuk secara efektif meningkatkan kemampuan pertahanan maritim militer China, secara tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional, dan menjaga perdamaian dan stabilitas regional.

"Latihan itu tidak ditujukan pada negara atau target tertentu," kata juru bicara itu.

Di bawah upaya bersama China dan negara-negara anggota ASEAN, situasi di Laut China Selatan umumnya stabil dan bergerak ke arah yang baik.

Namun, lanjut Ren, AS terus mengirim sejumlah besar kapal perang canggih dan pesawat terbang ke Laut China Selatan untuk melakukan provokasi dan melenturkan otot, melakukan operasi hegemoni navigasi berkali-kali dan mengancam keamanan dan stabilitas regional.

Baca Juga: Lebih Mematikan daripada Covid-19, Pemerintah China Klaim Ada 'Wabah yang Tidak Diketahui' Muncul di Kazakhstan, Sudah Bunuh Lebih dari 1.700 Orang!

Masih mengutip Global Times, hanya dua hari setelah menuding latihan China sebagai aksi tidak produktif, AS pada hari Sabtu mengirim dua kapal induk plus empat kapal perang lainnya ke Laut China Selatan untuk latihan skala terbesar di wilayah ini dalam beberapa tahun.

"AS adalah pendorong militerisasi terbesar di Laut China Selatan, dan menentang upaya dan keinginan perdamaian negara-negara di kawasan itu," kata Ren.

Dia menambahkan, China berkomitmen untuk membangun komunitas Asia dari masa depan bersama dengan negara-negara di kawasan itu, dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerja sama berdasarkan rasa hormat.

"Kami berharap AS dapat melihat kembali kesalahannya, menghentikan operasi militer yang provokatif di Laut China Selatan, menghentikan tuduhan tidak berdasar terhadap China, dan berhenti menciptakan ketegangan," kata Ren.

Baca Juga: 5 Obat Biduran untuk Atasi Alergi Kulit Secara Alami, Juga Herbal Ini!

Ketegangan di Laut China Selatan telah mencapai titik krisis setelah AS mengirim bomber nuklir di kawasan tersebut sebagai aksi unjuk kekuatan kepada Beijing.

Melansir express.co.uk, Amerika melakukan latihan di dekat Kepulauan Paracel pada hari Sabtu (4/7/2020) sebagai upaya untuk menunjukkan hebatnya kekuatan Washington di Laut China Selatan.

Seperti yang diketahui, China telah mengklaim pulau-pulau tersebut bersama dengan beberapa daerah kontroversial lainnya sehingga mendorong Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan kehadiran mereka di wilayah tersebut.

Dalam ketegangan yang mencapai titik kritis, Oriana Skylar Mastro pengamat dari American Enterprise Institute memperingatkan, AS sekarang mungkin siap untuk menghadapi China.

Baca Juga: Lepaskan Celana dan Pamerkan 'Kemaluannya' di Hadapan Audiennya, Beginilah Cara Nekat Penemu Viagra Ini Demi Buktikan Keampuhan Obat Kuat Buatannya

“Kapal AS berlayar mendekati Paracels, yang bahkan lebih berisiko.

"China mengatakan mereka bisa merespons dengan kekerasan, tetapi jika kita mengatakan kepada Tiongkok: 'kita bersedia mengambil risiko itu,' ini menunjukkan kemauan kita untuk menyerap biaya, keinginan kita untuk melawannya akan efektif," jelasnya kepada express.co.uk.

Pejabat Pentagon menggunakan bom jarak jauh B-52 Stratofortress yang dapat membawa konvensi dan senjata nuklir untuk menemani dua kapal induk dalam latihan pada hari Sabtu.

Ini adalah hal terbaru dalam upaya untuk menghentikan penguasaan China di wilayah tersebut.

Baca Juga: Hubungannya Terlanjur Amburadul, China Mendadak Angkat Bendera Putih Ingin Berdamai dengan AS, Siap Berikan 'Bocoran' Soal Covid-19

Selain menunjukkan kekuatan Washington ke Beijing, unjuk kekuatan ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan kepada sekutu bahwa AS masih merupakan kekuatan utama.

Seorang sumber mengatakan kepada Washington Examiner: "Mereka mungkin berpikir jika mereka gagal membangun hubungan baik dengan AS, yang ingin melindungi sekutu di wilayah itu dari China, hal itu tidak baik untuk kepentingan nasional mereka.

"Tapi sepertinya itu bukan pertanyaan sederhana apakah sekutu akan merasa diyakinkan bahwa AS akan melindungi mereka atau tidak."

Anggota Kongres Florida, Ted Yoho mengklaim China masih belum bisa menandingi kekuatan militer Amerika.

Baca Juga: Termasuk Janda Harus Bermalam dengan Orang Asing Demi Usir Roh Jahat, Inilah Ritual Seks Paling Aneh Sekaligus Menyeramkan di Dunia

“Mereka tidak bisa bersaing dengan kita dalam hal itu, dan mereka tahu itu. Ini adalah peringatan yang sangat kuat tentang seberapa cepat kita dapat mengerahkan pasukan," kata Yoho.

(Barratut Taqiyyah Rafie)

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul "Menhan China marah besar ke Pentagon: Hentikan aksi provokasi di Laut China Selatan!"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini