Find Us On Social Media :

Kewalahan dan Tidak Miliki Kapasitas Lagi, Ratusan Mayat Pasien Covid-19 Dibiarkan Menumpuk di Jalan-jalan, Hanya Dibungkus Plastik Hitam Saja

By Mentari DP, Rabu, 8 Juli 2020 | 18:45 WIB

Mayat-mayat korban virus corona.

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, negara Ekuador menjadi perbincangan di dunia.

Hal ini karena negara Amerika Latin tersebut kewalahan dalam menangani kasus kematian akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Akibatnya, mereka membiarkan jenazah anggota keluarga mereka di jalanan dan menumpuk selama berjam-jam.

Dan kondisi Ekuador diikuti oleh negara tetangganya Bolivia.

Baca Juga: Pecah Lagi, Rekor Harian Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus 1.853 Hanya dalam 24 Jam Terakhir!

Dilansir dariTribunnews yang mengutip dari Metro.co.uk pada Rabu (8/7/2020), Bolivia dikabarkan juga kewalahan dengan kasus kematian akibat virus corona.

Akibatnya, jasad korban virus corona mulai menumpuk di jalan.

Layanan pemakaman di kota Cochabamba, pusat negara tersebut penuh sesak karena banyak mayat yang perlu dikremasi dan dikuburkan.

 

Dilaporkan Cochabamba merupakan satu di antara kota yang mengalami kesulitan di Bolivia.

Baca Juga: Sering Dianggap Baik untuk Kesehatan, Ternyata Konsumsi Bawang Putih Beresiko Timbulkan Penyakit Berbahaya Ini, Hati-hati!

Hal ini karena wilayah tersebut menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Bolivia.

Pihak berwenang melaporkan mereka mengumpulkan antara 14 hingga 23 mayat setiap hari dari rumah atau ruang publik.

Mereka menerangkan, mayat-mayat yang dikumpulkan diduga meninggal karena Covid-19.

Tetapi, penyebab kematian jasad-jasad itu sebenarnya belum diketahui.

"Kami tidak memiliki kapasitas untuk menguji jenazah karena permintaan tinggi (menjemput jenazah-red)," kata pejabat layanan kesehatan Ruben Castillo, Senin (6/7/2020).

 

Peti mati dibungkus plastik hitam ditempatkan di luar rumah

Lebih lanjut, sejulah peti mati dibungkus dengan plastik hitam dan ditempatkan di luar rumah.

Hal ini nampak mirip dengan yang terjadi di Guayaquil, Ekuador.

Sebagaimana diketahui, Ekuador terpukul keras pada awal penyebaran pandemi.

Kepala polisi di Cochabamba, Kolonel Alberto Cardenas menjelaskan, jasad-jasad yang dikumpulkan tak memiliki tanda-tanda kekerasan.

 

Baca Juga: Covid Hari ini 8 Juli 2020: Ada 66.226 Kasus Positif di Indonesia, 30.785 Orang Sembuh, Sementara Ada 3.309 Kasus Kematian

Informasi ini disampaikan ke pelayanan kesehatan agar mereka dapat melakukan tes terhadap jenazah tersebut, apakah mereka terbunuh karena virus corona.

Dengan begitu, jenazah-jenazah di Bolivia ini dapat dikuburkan sesuai dengan protokol khusus Covid-19.

Sarankan beli mobil berpendingin

Lebih jauh, Direktur Lembaga Penyelidikan Forensik, Andreas Flores, menyarankan pihak berwenang untuk membeli atau menyewa mobil berpendingin.

Tujuannya adalah untuk menyimpan mayat sementara waktu, mengingat kurangnya kapasitas kamar mayat.

Secara terpisah, laboratorium diagnostik juga kelebihan beban dan butuh beberapa hari untuk merilis hasil.

Situasi serupa terjadi di Santa Cruz

Situasi serupa dilaporkan terjadi di timur kota Santa Cruz.

Kabarnya, di wilayah tersebut, 50 persen dari mereka terinfeksi virus corona.

Di Ibu Kota La Paz, polisi mengatakan, mereka mengumpulkan sembilan mayat, pada Sabtu dan Minggu.

Mereka mencurigai mayat-mayat tersebut meninggal karena virus, termasuk dua narapidana di penjara.

Pihak berwenang percaya, banyak orang tidak melaporkan penyakit ini karena takut akan pandangan publik.

 

Baca Juga: Dijuluki 'Pasukan dari Neraka', Inilah Pasukan Elite dengan Tampilan Paling Menyeramkan di Dunia, Kopaska TNI AL Nomor 4!

Selain itu, mereka juga harus pergi kelayanan medis setelah mengidap infeksi.

Mereka sering tidak menemukan ruang di rumah sakit karena begitu ramai.

Penyebaran virus vorona di Bolivia

Pada Senin (6/7/2020) kemarin, terdapat 39.297 kasus positif dengan 1.434 kematian di Bolivia.

Dua hari berikutnya, Rabu (8/7/2020), Bolivia mencatat 41.545 kasus infeksi.

Lebih dari 1.500 kasus kematian dilaporkan, dan 12.398 orang dinyatakan sembuh.

Otoritas kesehatan memperingatkan, pandemi akan mencapai puncaknya pada Agustus 2020 dengan 130.000 orang yang akan terinfeksi.

Sehari sebelumnya, Menteri Kesehatan Bolivia, Heydi Roca dinyatakan positif mengidap Covid-19.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

(Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Bolivia Kewalahan dengan Kematian Akibat Virus Corona, Jasad Menumpuk di Jalan, Mirip di Ekuador")

 

Baca Juga: Tak Mau Terus Diinjak-injak, India dan Filipina Bersekutu untuk Lawan China di Laut China Selatan, Mereka Dapat Bantuan dari AS dan Inggris