Find Us On Social Media :

Covid-19 Belum Selesai, Triliunan Belalang Serbu Kenya, Ethiopia, Yaman, hingga India Utara, Helikopter Sampai Dikerahkan untuk Semprot Pestisida, Pengamat: 'Peringatan dari Alam'

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 7 Juli 2020 | 19:04 WIB

Namun bagi ahli entomologi Dino Martins, wabah belalang itu juga merupakan peringatan dari alam.

"Ada pesan yang lebih dalam dan pesannya adalah bahwa kita sedang mengubah lingkungan," kata Martins.

Martins yang bekerja di Pusat Penelitian Mpala di Kenya utara menyebut jika penggundulan hutan, perluasan padang pasir, degradasi lingkungan lokal dan penggembalaan berlebih menciptakan kondisi ideal untuk belalang berkembang biak.

Selain itu, perubahan iklim mengubah pola cuaca kita dan membawa lebih banyak hujan ke bagian dunia ini.

Baca Juga: Efek Samping Daun Saga, Bisa Picu Diare hingga Iritasi, Apa Saja?

Kawanan besar belalang pertama muncul akhir tahun lalu setelah cuaca hangat dan basah yang luar biasa.

Jumlahnya mencapai ratusan miliar.

Gelombang belalang kedua berikutnya datang di bulan April, kali ini jumlahnya sampai triliunan.

Kemungkinan akan ada kawanan besar lainnya pada Juli dengan jumlah yang lebih besar.

Baca Juga: Kentang Goreng, Tepung Terigu dan Daging Bakar Memang Enak tapi Siapa Sangka Jenis Makanan Ini Tingkatkan Risiko Kanker Paru, Seperti yang Tewaskan Sutopo Purwo Nugroho