Find Us On Social Media :

Wajib Nonton Film Layar Lebar Seminggu Sekali, Begini Pengalaman Bung Karno Saat Nonton Film Kelas Gedongan sampai Film Kelas Kambing

By Mentari DP, Minggu, 5 Juli 2020 | 11:05 WIB

Ir. Soekarno.

Karcis paling murah dijual untuk penonton belakang layar, salah satu pelanggan setianya adalah Soekarno.

Bagi Soekarno, menonton film dari balik layar justru membuat kemahiran baru: membaca teks berbahasa Belanda dengan terbalik.

Namun, ada juga hal yang paling mengecewakannya: saat menonton film tinju.

Dari balik layar, Soekarno muda kikuk menerka posisi tangan petinju yang posisinya berkebalikan.

Seperti anak muda zaman sekarang, Soekarno pun memiliki sederet bintang pujaan.

Mary Pickford, Tom Mix, Eddie Polo, Fatty Arbuckle, Beverly Bayne, hingga Francis X. Bushman.

Gambar dari berbagai sosok bintang film papan atas Amerika Serikat itu dikumpulkan Soekarno dari kartu bonus sigaret Westminster.

Demikianlah, Si Bung Besar yang membenci keju ini tampaknya terpukau menonton film barat.

Kegemaran menonton film ini tetap berlanjut tatkala dia menjabat sebagai presiden.

Setiap minggu sekali, Soekarno dan keluarganya menggelar film layar lebar di Istana Merdeka.

Film Indonesia pertama yang digelar adalah Darah dan Doa, karya Usmar Ismail pada 1950.

Sementara, Sitor Situmorang sebagai penggagas ide ceritanya.

Baca Juga: Unggul 78% dan Tanda Tangani Perintah Eksekutif, Vladimir Putin Akan Jadi Presiden Rusia Sampai Tahun 2036