"Aku rasa belum pernah ada usaha keras manusia pernah selamatkan nyawa sebanyak ini dalam waktu yang singkat.
"Telah ada biaya tak terhitung untuk tetap di rumah dan membatalkan semua acara, tetapi data tunjukkan jika setiap hari tercipta perubahan yang mendalam," ujar penulis utama studi tersebut, Solomon Hsiang.
Solomon Hsiang adalah profesor dan ketua dari Global Policy Laboratory di University of California, Berkeley.
Seberapa sukses sebuah lockdown bergantung pada sejumlah penyebab, termasuk apakah lockdown diterapkan cukup awal.
Tidak ada dua lockdown yang sama persis, sehingga saat orang-orang di Italia atau Spanyol harus membayar denda ketika mereka keluar rumah selain untuk urusan yang penting, di Jepang, tetap di rumah adalah sebuah rekomendasi daripada sebuah perintah.
Australia, Kanada, Selandia Baru cukup cepat untuk batasi travel warganya, sedangkan di negara lain termasuk Algeria, Georgia dan Moroko, anak sekolah termasuk yang pertama dilindungi ketika sekolah langsung ditutup.
Tindakan penanganan lain termasuk perintah tetap di rumah, penutupan gerai toko yang kurang penting, karantina dan isolasi.