Masih Jadi Misteri, Lebih dari 360 Gajah di Botswana Mati Secara Misterius, 'Ada yang Mati Berkerumun, Ada yang Jatuh di Wajah Mereka' Sementara yang Bertahan Hadapi Ancaman Lebih Mengerikan Lagi

May N

Penulis

kematian ratusan gajah Afrika ini menjadi cambukan bagi manusia untuk menjaga titipan Tuhan dengan baik dan tidak rakus memanfaatkan alam semesta

Intisari-online.com -Kejadian misterius di Botswana selama 3 bulan terakhir ini telah sebabkan lebih dari 360 gajah mati mengenaskan.

Beberapa bangkai ditemukan 'berkerumun' di dekat kubangan air.

Sementara sisanya mati jatuh datar di wajah mereka, seperti diungkapkan Niall McCann, kepala konservasi di badan amal Inggris National Park Rescue.

Tentunya hal ini sangat membuat para pelaku konservasi khawatir.

Baca Juga: Prediksi Sri Mulyani Meleset, Luhut Binsar Ungkap Kabar Mengejutkan yang Tiba-tiba Terjadi di Indonesia di Tengah Wabah Corona, Brasil Sampai Kalah Telak

Gajah yang masih hidup di dekat jasad-jasad sesamanya terlihat lemah secara fisik.

Bahkan ada 1 gajah hidup yang berjalan berputar-putar, tidak mampu mengubah arahnya, seperti diungkapkan oleh peneliti.

Sementara spesies gajah lain di area tersebut tidak tampak terpengaruh oleh apapun yang menyerang gajah-gajah itu.

Sementara pemerintah Botswana menguji sampel dari gajah yang telah mati, belum ditemukan sampai saat ini penyebab kematian mamalia tersebut.

Baca Juga: Termasuk 'Jangan Manjakan Badan,' Ahli Penyakit Menular Sebut Umat Manusia Akan Hidup Bersama Virus Corona Dalam Waktu yang Lama, Ini 17 Fakta Lainnya

Jumlah bangkai gajah yang tidak biasa pertama kali terekam awal Mei lalu, dikutip dari CNN.

"Ini mengerikan-kita perlu tahu apa yang sebnarnya terjadi," ujar McCann, yang sebutkan belum pernah terjadi sebelumnya begitu banyak gajah mati karena penyebab misterius.

Botswana adalah rumah dari 130 ribu gajah Afrika, paling banyak daripada wilayah lain di benua Afrika.

Baca Juga: Sempat Diragukan Oleh Angkatan Udaranya, Pesawat 'Siluman' Gyrfalcon FC-31 China Ini Justru Digadang-gadang Akan Berperan Besar di Angkatan Laut China, Tapi Ada Kelemahan yang Menghantuinya

Delta Okavango, tempat bangka-bangkai ditemukan, merupakan rumah dari `10% gajah di Botswana.

Tahun lalu, larangan perburuan gajah dihapus oleh pemerintah Botswana, sejak pertama kali ditegakkan tahun 2014 lalu.

Hal itu sebabkan banyak pihak berang.

McCann menyebutkan perburuan tidak bisa dikesampingkan saat ini, meskipun di bangkai gajah itu gadingnya masih utuh.

Baca Juga: Aksi Komplotan AS dan Israel? Fasilitas Nuklir Iran Terbakar dan Ada Kemungkinan Sabotase: Terjadi Setelah Ledakan di Dekat Pangkalan Militer

"800 bangkai itu tergeletak begitu saja, menjadi magnet bagi para pemburu," tambahnya.

Ia sebutkan ada beberapa kemungkinan yang sebabkan kematian ini, termasuk parasit khusus gajah.

Atau bahkan Covid-19 sebabkan ini.

Baca Juga: Gagah-gagahan Pamer Kekuatan Militer Terus, Pengamat: China Belum Memenangkan 'Perang di Atas Ombak' Laut China Selatan

"Yang ingin aku tekankan adalah ini berpotensi menjadi krisis kesehatan publik," ujarnya.

Apapun penyebabnya, MCCann sebutkan sangat penting untuk temukan penyebab ini karena terkikisnya jumlah gajah telah meningkat secara signifikan.

Gajah Afrika dikelaskan rapuh terhadap kepunahan, masuk dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Baca Juga: Covid Hari Ini 3 Juli 2020: Kisah Babinsa Bangun Perpustakaan Keliling, Prihatin Anak hanya Main HP Saat Covid-19

Sensus Gajah Besar pertama, yaitu sebuah survei yang dilakukan tahun 2016, buktikan jika hanya dalam 7 tahun (2007-2014) jumlah gajah menurun 30% atau sebanyak 144 ribu gajah.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait