Partikel Nuklir Kadar Tinggi Terdeteksi di Sekitar Laut Baltik, Rusia Mengaku Tak Tahu Menahu Situasi Darurat nan Gawat Tersebut, Lalu Dari Mana?

May N

Penulis

terdeteksi partikel nuklir kadar tinggi di perairan laut Baltik, Rusia jadi salah satu yang dituduh tapi justru sebutkan hal ini

Intisari-online.com -Terdeteksi partikel nuklir di sekitar Laut Baltik Jumat 26/6/2020 kemarin.

Dilansir dari Antara News, sejumlah sensor radiasi di Stockholm, Swedia, mendeteksi isotop dengan kadar tinggi di Laut Baltik.

Meski begitu, kadar isotop yang ada masih pada level yang tidak berbahaya.

Organisasi Traktat Pelarangan Uji Nuklir Komprehensif (CTBTO), sebuah organisasi dunia yang mengawasi alat deteksi nuklir telah mendeteksi partikel nuklir di sekitar Laut Baltik.

Baca Juga: Bertahun-tahun AS vs China Menegang dan Makin Memanas, Sekarang China Malah Membeli Belasan Pesawat Komersial AS, Dunia Harus Khawatir?

CTBTO bertugas mengoperasikan dan mengawasi ratusan alat sensor seismik, hidro-akustik dan teknologi lainnya untuk mengidentifikasi uji senjata nuklir di dunia.

Meski begitu, teknologi itu juga dapat digunakan untuk kepentingan lain.

Salah satu stasiun pemantau tunjukkan tingkat radionuklida atau radioisotop yang tidak biasa di udara.

Ada tiga jenis partikel radionuklida yang jumlahnya tidak biasa, yaitu caesium-134, caesium-137 dan ruthenium-103.

Baca Juga: China Kian Terancam, Rudal Canggih Pesanan India Dipercepat Pengirimannya Oleh Rusia Langsung, Mari Simak Keunggulannya

Perlu diketahui partikel-partikel radionuklida dapat terbawa jauh oleh angin.

Ketiga partikel tersebut seluruhnya terhubung dengan reaktor fusi nuklir, dengan kadar lebih tinggi dari biasanya, seperti diungkapkan Kepala CTBTO Lassina Zerbo dalam unggahannya di media sosial Twitter, Jumat.

Partikel tersebut dideteksi oleh stasiun pemantau pada 22-23 Juni.

Baca Juga: Anggaran 75 Triliun Rupiah Penanganan Covid-19 di Indonesia Baru Turun Kurang Dari Dua Persen, Menkes Terawan Jelaskan Mengapa Realisasi Anggaran Masih Rendah

Dalam unggahan yang sama, Zerbo juga memperlihatkan sebuah peta yang memperkirakan asal tiga partikel tersebut 72 jam sebelum mereka dideteksi oleh stasiun pemantau.

Zerbo memperkirakan tiga isotop itu kemungkinan dari satu wolayah luas yang mencakup ujung wilayah Denmark, Norwegia, selatan Swedia, beberapa wilayah Finlandia, negara-negara Baltik, dan sebagian wilayah barat Rusia.

Termasuk wilayah Rusia adalah di kota St. Petersburg.

"Ini sudah pasti produk dari reaktor nuklir, kemungkinan besar milik warga sipil," ujar juru bicara CTBTO yang berkedudukan di Wina, Austria.

Baca Juga: Dendam Iran Atas Terbunuhnya Jenderal Qasem Soleimani Belum Selesai, Kini Ingin Menuntut Pembalasan, 'Trump Harus Ditangkap!'

Pernyataannya itu merujuk pada reaksi rantai atom yang memproduksi panas pada reaktor nuklir.

"Kami dapat memperkirakan sumber dari isotop ini, tetapi untuk mengidentifikasikan lokasi pastinya bukan bagian kewenangan kami," tambahnya,

Jawaban Rusia

Rusia sendiri segera menampik hubungan mereka dengan partikel nuklir di laut Baltik tersebut.

Baca Juga: Salah Satu Dalang Holocaust Digantung Setelah Diculik dari Argentina, Kini 12.000 Daftar Nama Nazi Beredar dan Ungkap 'Harta Jarahan' di Bank Rahasia Swiss

Dikutip dari kontan.co.id, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov sebutkan Rusia belum diberitahu mengenai situasi darurat sehubungan dengan terdeteksinya partikel nuklir di Laut Baltik.

"Kami memiliki sistem pemantauan keselamatan tingkat radiasi yang benar-benar canggih dan tidak ada alarm darurat," kata Peskov kepada wartawan pada hari Senin (29/6) seperti dilansir Reuters.

"Kami tidak tahu sumber informasi ini," sambungnya.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait