Penulis
Intisari-online.com -Berikut adalah perkembangan terbaru Covid hari ini 30 Juni 2020.
Kasus Covid-19 di Indonesia terkonfirmasi telah mencapai 55.092 kasus.
Dari sekian banyak kasus tersebut, Jawa Timur menjadi provinsi yang mencatat paling banyak kasus, mengalahkan DKI Jakarta yang awalnya episentrum Corona di Indonesia.
Terkonfirmasi ada 11.805 kasus virus Corona di Jawa Timur, sedang jumlah pasien yang meninggal sebanyak 863 pasien.
Baca Juga: Rutin Makan 6 Siung Bawang Putih Panggang Setiap Hari, Inilah yang Akan Terjadi pada Tubuh Anda!
Sedikit mengejutkan, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengungkapkan perkembangan data pemeriksaan spesimen dari sejumlah provinsi pada Senin kemarin (29/6/2020).
Berdasarkan data yang diungkap pemerintah, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah pemeriksaan spesimen terendah jika dibandingkan dengan provinsi lain yang rata-rata mencatat penambahan kasus Covid-19 tertinggi setiap harinya.
"Jawa timur baru melaksanakan 1.428 pemeriksaan spesimen per 1 juta penduduk," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin sore.
"Ini artinya bahwa memang perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berbasis realtime PCR yang lebih masif lagi di Jawa Timur," lanjutnya.
Sementara itu, Sumatera Barat telah melakukan pemeriksaan 7.168 spesimen per 1 juta penduduk.
Kemudian, Sumatera Selatan memeriksa 2.889 spesimen per 1 juta penduduk.
Lalu, DKI Jakarta secara total sudah memeriksa 21.406 spesimen per 1 juta penduduk.
Selanjutnya, Bali telah dilaksanakan pemeriksaan 7.151 spesimen per 1 juta penduduk.
Di Kalimantan selatan dilakukan pemeriksaan 2.281 spesimen per 1 juta penduduk.
Lebih lanjut Yuri mengungkapkan di Sulawesi Selatan telah diperiksa sebanyak 5.021 spesimen per per 1 juta penduduk.
Terakhir, Papua telah melaksanakan pemeriksaan sebanyak 4.436 spesimen per 1 juta penduduk.
Yuri menjelaskan, angka-angka itu menjadi pedoman masyarakat untuk melaksanakan pemeriksaan spesimen secara lebih masif lagi.
Baca Juga: Kesal Mempelai Pria Datang Terlambat di Upacara Pernikahan, Wanita Ini Langsung Nikahi Pria Lain
"Utamanya untuk daerah-daerah tertentu yang secara data kita lihat kasusnya memang signifikan bertambah," tegas Yuri.
Hingga Senin, Jawa Timur masih tercatat sebagai provinsi dengan jumlah penambahan kasus Covid-19 tertinggi dari 34 provinsi.
Ada 297 kasus baru Covid-19 di Jawa Timur yang tercatat hingga pukul 12.00 WIB, Senin.
Selain itu, Jawa Timur juga masih tercatat sebagai provinsi dengan jumlah total kasus Covid-19 tertinggi.
Total ada 11.805 kasus Covid-19 di Jawa Timur yang tercatat hingga Senin.
Selain itu ada 3.891 pasien sembuh dan 863 pasien meninggal dunia.
Jumlah total kasus di Jawa Timur diketahui melampaui DKI Jakarta hingga saat ini.
Sebagai perbandingan, DKI Jakarta total mencatat 11.237 kasus Covid-19, 6.118 pasien sembuh dan 625 pasien meninggal dunia hingga saat ini.
Baca Juga: Inilah 8 Fitur di Google Meet yang Mirip Dengan Zoom, Benarkah Meniru?
Kata Gubernur Khofifah
Meski tren penambahan kasus Covid-19 terus naik dalam beberapa pekan terakhir, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, angka kesembuhannya juga terus naik.
“Angka kesembuhan Jatim juga terus naik. Per hari ini recovery rate Jatim ada di angka 33,24 persen. Total angka kasus sembuh Jatim ada sebanyak 3.619. Secara persentase kesembuhan Jatim ini tertinggi kita selama pandemi,” kata Khofifah, Jumat (27/6/2020) lalu.
Khofifah mengatakan, tingginya kasus Covid-19 di Jawa Timur saat ini terjadi karena upaya tracing dengan cara rapid test masal terus digencarkan.
Bahkan, hingga saat ini dikatakan rapid test massal yang dilakukan sudah mencapai 465.149. Sedangkan tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) sudah dilakukan sebanyak 53.503.
"Minggu ini bahkan, sudah mencapai sekitar 14.000 tes, maka semakin banyak testing yang dilakukan tentu makin banyak muncul kasus pertambahan baru," kata mantan Menteri Sosial itu.
Empat klaster aktif
Awal peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Timur adalah saat ditemukannya empat klaster sekaligus.
Menurut Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, peningkatan kasus di Jawa Timur disebabkan oleh aktifnya empat klaster yang menjadi sumber penularan Covid-19 di sana.
"Jawa Timur ini termasuk daerah yang potensi dari klaster tertentu sangat tinggi. Antara lain dari Gowa, kemudian jemaah tabligh, termasuk juga yang berasal dari dalam, yaitu Pesantren Temboro dan pabrik Sampoerna," ujar Doni, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (27/5/2020).
Menindaklanjuti temuan itu, Gugus Tugas beserta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terus melacak orang-orang yang terlibat kontak dengan empat klaster tersebut.
Pemerintah pusat juga memberikan dukungan agar kurva penularan Covid-19 di Jawa Timur bisa melandai.
Dukungan dari pemerintah pusat berupa dua mobile unit polymerase chain reaction (PCR) laboratorium yang masing-masing berkapasitas empat mesin.
Kedua mobile unit PCR laboratorium itu bisa mengetes 800 spesimen dalam sehari yang berarti peningkatan dalam hal kapasitas tes yang bisa dilakukan.
Epidemiolog dari FKM UI, Pandu Riono mengatakan terjadinya tren peningkatan jumlah kasus di luar DKI Jakarta yang bergeser ke Jatim dan wilayah luar Pulau Jawa bisa terjadi karena dua faktor.
"Dua faktor yang berpengaruh karena banyak orang yang mudik atau mudik balik, dan peningkatan kapasitas tes pada penduduk yang berisiko," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2020).
Menurut Pandu, peningkatan kasus yang disebabkan adanya peningkatan kapasitas tes merupakan sesuatu yang bermakna positif.
Dengan adanya peningkatan kapasitas tes ini, maka deteksi dan pelacakan pasien positif bisa lebih mudah dilakukan.
"Sehingga, kalau ada kabupaten atau kota yang nol kasus atau sedikit, mungkin disebabkan tes yang sedikit juga. Jangan senang dulu," kata Pandu mengingatkan.
(Dian Erika Nugraheny)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jawa Timur: Paling Sedikit Periksa Spesimen, Catat Kasus Covid-19 Tertinggi"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini