Tewaskan 20 Prajurit India Dalam Betrokan Berdarah di Lembah Galwan, China Ngotot Merasa Tidak Bersalah Karena 3 Alasan Ini

Afif Khoirul M

Penulis

Meski kabar itu membuat India geram, hingga saituasinya semakin panas, ternyata China ngotot tidak bertanggung jawab atas insiden itu.

Intisari-online.com - China dan India terlibat bentrokan dalam beberapa Minggu terakhir ini.

Puncaknya adalah pada tanggal 15 Juni, di mana 20 prajurit India dinyatakan tewas dalam konfrontasi itu.

Meski kabar itu membuat India geram, hingga saituasinya semakin panas, ternyata China ngotot tidak bertanggung jawab atas insiden itu.

Bahkan Sebagai gantinya mereka justru menyalahkan India dan prajuritnya.

Melansir 24h.co.vn pada Kamis (25/6/20), Trieu Lap Kien, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China memberikan alasan mengapa China tidak bersalah atas insiden itu.

Baca Juga: Bertahun-tahun Menikah Tanpa Memiliki Anak, Suami Kaget Ternyata Istrinya Seorang Pria, Bahkan Sang Istri Tak Sadar Jika Dirinya Pria, Baru Terungkap Gara-gara Hal Ini

Menurutnya, tentara India adalah orang pertama yang melintasi sisi Jalan Kontrol Aktual (LAC) ini secara ilegal.

"Lembah Galwan dikendalikan Chin di LAC terletak di bagian barat perbatasan China-India. Selama bertahun-tahun militer Tiongkok telah berpatroli dan bertugas di sini," katanya.

Sejak April tahun ini, pasukan India telah membangun jembatan dan jalan ke Lembah Galwan, meskipun China keberatan.

Pada awal Mei, tentara India menyeberang di jalan LAC pada malam hari, menyerang daerah-daerah yang dikuasai China.

Baca Juga: 'Keanehan Pergerakan' di Korea Utara Terdeteksi Jepang hingga Spekulasi Tentang Kondisi Kesehatan Kim Jong-un yang 'Hilang-hilang Timbul'

"Mereka dengan senjata memprovokasi, tentara Tiongkok dipaksa untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan situasi," ungkap Zhao.

Kedua, China mengklaim India telah melanggar perjanjian dan bertindak provokatif terlebih dahulu.

Pada 6 Juni, tentara Tiongkok-India mengadakan pertemuan umum di perbatasan dan mencapai konsensus penting untuk menstabilkan situasi.

"Melalui saluran diplomatik dan militer, India setuju dan mengurangi kekuatan untuk melanggar batas LAC, membongkar fasilitas yang dibangun, India juga berjanji tidak akan menyeberang ke Muara Galwan untuk berpatroli membangun struktur," katanya.

Kedua belah pihak sepakat untuk mendirikan stasiun pengamatan dan komunikasi di tepi Sungai Galwan.

Namun, militer India secara terang-terangan melanggar perjanjian itu dan menuntut China meghancurkan pos tersebut.

Baca Juga: Bongkar Perselingkuhan Istri yang Dinikahi Selama 22 Tahun, Pria Ini Akan Tetap Terima Istrinya Apa Adanya, 'Dia Ibunya Anak-anak'

Mereka kemudian melintasi LAC kemudian menyebabkan perkelahian kecil.

Ketiga, China mengungkapkan bahwa India telah melanggar standart Internasional ketika melakukan serangan terhadap China.

Pada malam hari Senin (15/6), tentara India dengan sengaja sekali lagi melanggar LAC dan memprovokasi tentara China.

Tentara India dengan kejam menyerang perwira dan prajurit Tiongkok untuk membahas situasi, bentrokan terjadi dan menyebabkan korban.

"Tindakan India secara serius merusak stabilitas wilayah perbatasan, mengancam nyawa tentara Tiongkok, melanggar perjanjian kedua negara dan kode etik hubungan internasional," kata Zhao.

China sendiri ngotot tidak bertanggung jawab atas bentrokan pada Senin (15/6) yang menewaskan 20 parjurit India.

Baca Juga: Dengan Suara Bergetar, Melan Refra Kenang Harapan Besarnya saat Jemput John Kei di Nusakambangan, 'Saya Berharap Perubahan Papah Sangat Dahsyat'

Pernyataan Zhao bertentangan dengan penjelasan India sebelumnya, tentang betrokan itu.

Menurut India, China adalah pihak yang lebih dahulu melanggar perjanjian. China secara sengaja melanggar bats yang dikelola India untuk membangun stasiun komunikasi.

India juga menuduh China merencanakan bentrokan itu sebelumnya.

Artikel Terkait