"Oksigen telah hilang dalam agenda global selama beberapa dekade," kata Leith Greenslade, seorang aktivis kesehatan global dengan koalisi Every Breath Counts.
Masalah ini mendapat perhatian lebih setelah Inggris Perdana Menteri Boris Johnson selamat daro virus corona karena berliter-liter oksigen,
Namun Johnson adalah tokoh terkemuka di salah satu negara terkaya di dunia.
Tidak seperti untuk vaksin, air bersih, kontrasepsi atau pengobatan HIV, tidak ada penelitian global untuk menunjukkan berapa banyak orang kekurangan pengobatan oksigen.
Hanya saja, perkiraan luas menunjukkan setidaknya setengah dari populasi dunia tidak memiliki akses ke sana (oksigen).
Di beberapa tempat di mana studi mendalam telah dilakukan, situasinya terlihat mengerikan.
Di Kongo, hanya 2 persen dari fasilitas perawatan kesehatan yang memiliki oksigen.
Sementara di Tanzania ada dalam kisaran 8 persen, dan di Bangladesh, 7 persen, menurut survei terbatas untuk USAID. Sebagian besar negara bahkan tidak pernah disurvei.