Jadi Korban Pertama yang Meninggal Karena Kondisi Covid-19 Langka, Kisah Bayi Usia 8 Bulan Ini Berhasil Selamatkan Puluhan Anak Lainnya

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Masih ingat bayi bernamaAlexander Parsons?

Bayi Alex, panggilan akrabnya, adalah seorang bayi berusia delapan bulan yangdiyakini sebagai anak Inggris pertama yang dibunuh oleh PIMS-TS.

PIMS-TS adalah Paediatric Multisystem Inflammatory Syndrome Temporally Associated with Covid-19).

Di mana pada Mei 2020 lalu, bayi Alexmeninggal dunia di pelukan ibunya setelah didiagnosis penyakit langka Kawasaki yang dihubungkan dengan virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Disebut Lebih Buruk dari Pandemi Virus Corona, 1 dari 3 Bencana Besar Ini Diprediksi Akan Terjadi dalam Beberapa Dekade ke Depan

Diketahui, penyakit Kawasakit adalah penyakit peradangan yang dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang pada jantung.

Gejalanya mirip Covid-19 ditambah dengan ruam di seluruh tubuhnya.

Cerita bayi Alex pun viral di Inggris.

Sebab, ibunya,Kathryn Rowlands (29) berharap tidak ada lagi korban lagi seperti anaknya.

Dan benar saja.

Baca Juga: Sudah Berusia 94 Tahun, Tapi Mahathir Mohamad Masih Ingin Jadi Pemain di Politik Malaysia, 'Bagi Saya, Ini Adalah Tugas'

Dilansir dari mirror.co.uk pada Minggu (21/6/2020), pasca cerita bayi Alex, 12 anak berhasil diselamatkan setelah orangtua meningkatkan kesadaran mereka tentang penyakit baru yang mematikan terkait dengan Covid-19.

Kerry Postlethwaite(37) termasuk di antara orangtua yang terkejut dengan kisah bayi Alex.

Menurut Kerry, selama dua hari putranya, Joseph (8) jatuh sakit dengan gejala yang mirip seperti bayi Alex.

“Joseph memiliki gejala mirip Covid-19 pada bulan Maret, tetapi gejalanya menghilang," cerita ibu tiga orang anak ini.

Beberapa hari setelah membacakisah bayiAlex, anaknya menderita batuk dan suhu panas.

Selain itu, anaknya juga secara menderita sakit perut.

"Hari berikutnya Joseph mengalami ruam seperti terbakar matahari. Padahal ketika akan berenang, dia sudah diolesi tabir surya."

Inilah yang membuat Kerry panik.

"Aku langsung menelpon rumah sakit dan memberitahunya gejala Joseph. Mereka langsung tanggap."

Joseph langsung dibawa ke Rumah Sakit Leicester di mana tes mengungkapkan salah satu arteri jantungnya meradang.

Baca Juga: Padahal Sudah Dapat Diskon, Nyatanya Malaysia Hanya Bisa Tebus2 Jet Tempur Kelas Rendah JF-17 Thunder, Kalah dari Myanmar yang Langsung Beli 3 Unit!

Kerry menambahkan: “Itu mengerikan."

"Joseph mengatakan rasa sakit di jantungnya membuatnya gila. Bahkan dia bertanya kepadaku, apakah dia akan mati."

"Aku mencoba untuk menahan air mata. Aku menciumnya dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja."

Dan pada akhirnya Joseph selamat. Dokter memberinyaimunoglobulin, yang membantu menghancurkan virus.

Empat hari kemudian, Joseph diperbolehkan pergi dari rumah sakit.

Kasus anaknya membuat Kerry berterima kasih kepada keluarga bayi Alex.

"Saya akan selamanya berterima kasih kepada keluarga bayi Alex karena mereka berani membagiakn cerita anaknya. Karena itulah Joseph selamat."

Dilaporkan pasca kematian bayi Alex, ada80 anak-anak Inggris berakhir dalam perawatan intensif dengan PIMS-TS

PIMS-TS samaseperti penyakit Kawasaki, di mana penyakit ini membakar pembuluh darah saat sistem kekebalan tubuh mengalami overdrive untuk melawan infeksi Covid-19.

Presiden dari Royal College of Paediatrics and Child Health, Profesor Russell Viner, sangat prihatin dengan munculnya kondisi yang ia tulis kepada NHS England pada hari ketika Alex meninggal.

Peringatan itu juga membantu dokter mendiagnosis Leia Godwin, yang menghabiskan empat minggu di rumah sakit setelah terkena penyakit itu.

Baca Juga: Sering Klaim Kebudayaan Indonesia, Kini Giliran Kebudayaan Malaysia yang Diklaim Negara Tetangganya, Bahkan Amarah Warga Malaysia Tak Digubris, Kena Karma?

Leia yang berusia enam bulan, mengalami suhu tinggi dan ruam, sementara kembarannya, Thea, tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Tapi hasil tes menunjukkan Leiapernah mengalami virus corona.

Kini, para dokter di Rumah Sakit Anak Bahtera Nuh di Cardiff telah mengambil sampel darah untuk melakukan pengujian.

“Leia memiliki ruam pada kakinya dan saya pikir para dokter awalnya berpikir itu adalah meningitis," ceritaHannah Godwin (35) ibu Leia dan Thea.

"Tapi kemudian peringatan kisah bayi Alex dikeluarkan."

"Lalu dokter menghubungkan kasus Leia dengan kasus bayi Alex."

Sebanyak 200 anak-anak Inggris telah mengembangkan kondisi ini.

Imperial College London memeriksa 58 dan menemukan berbagai gejala mulai dari suhu tinggi dan sakit perut hingga konjungtivitis dan peradangan koroner.

Selain itu, semua anak muda demam. Dan lebih dari setengahnya mengalami ruam.

Sementara ibu bayi Alex,Kathryn, mengaku bahagia bahwa cerita anaknya bisamenyelamatkan nyawa anak-anak lain.

"Kami sangat bangga padanya," ucapKathryn.

Baca Juga: Ketika Mahathir Mohamad Kritik Pedas Suku Melayu, 'Suku Melayu Akan Tetap Miskin Jika Tidak Mau Bekerja Keras'

Artikel Terkait