Inilah Dokter Kematian, Selama 30 Tahun 300 Pasien yang Rawatnya Meninggal, Terkuak Penyebabnya Ternyata Sangat Menggemparkan

Afif Khoirul M

Penulis

Ia adalah seorang dokter asal Inggris yang terkenal, karena telah menghilangkan nyawa pasiennya dalam sejarah medis modern.

Intisari-online.com - Seperti kita ketahui, dokter sebagai petugas medis memiliki tugas untuk membantu pasien menyembuhkan penyakitnya.

Namun, bagimana jadinya jika seorang dokter justru membawa pasiennya selalu berujung pada kematian.

Hal itulah yang terjadi pada seorang dokter terkenal bernama Dr John Bodkin Adams.

Ia adalah seorang dokter asal Inggris yang terkenal, karena telah menghilangkan nyawa pasiennya dalam sejarah medis modern.

Baca Juga: Kaya Raya 'Tujuh Turunan', Cicit Keluarga Rockefeller Bocorkan 'Rahasia' Besarkan Anak-anak di Keluarganya

Mengutip Daily Mirror, Dr John Bodkin Adam diyakini telah membunuh setidaknya 300 pasien selama 30 tahun.

Karena reputasinya yang sangat buruk, dokter ini dijuluki senagai Dr.Death atau dokter kematian.

Menariknya, kengerian tersebut tidak terungkap hingga kematiannya pada tahun 1983.

Semua pasiennya meninggal dalam kondisi mencurigakan, dan dia sempat ditangkap pada tahun 1956, namun dia bebaskan secara sensasional, hingga menggemparkan seluruh dunia.

Baca Juga: Tewaskan 20 Tentara India, Mengapa Pertempuran dengan Tangan Kosong China-India Meletus Sekarang?

Dikisahkan, Adam dilahirkandari keluarga Irlandia yang miskin, Iatiba di Eastbone pada tahun 1922 setelah menyelesaikan sekolah kedokteran di Belfast.

Pada saat itu semua pensiunan kaya banyak yang tinggal di Eastbone, karena tempat itu menyenangkan.

Dokter sering mengunjungi Grand Hotel dan berteman dengan walikota untuk mendapatkan akses ke eselon atas mayarakat di Eastbone.

Rencana tersebut berhasil, Adams tinggal di vila mewah bergaya Victoria dan ditanggung oleh keluarga kaya, dan dibayari pasiennya yang kaya.

Dengan selera yang mahal, Dr Adamshidup dalam kemewahan. Hingga akhirnya rencana busuknya pun mulai dilakukan.

Pada saat itu, Adams kebetulan mendapatkan reputasi sebagai dokter yang paling berpengaruh, karena dia rela keluar rumah siang-malam dan kapanpun untuk melayani pasiennya.

Baca Juga: Tewaskan 20 Tentara India, Mengapa Pertempuran dengan Tangan Kosong China-India Meletus Sekarang?

Namun itu hanya trik untuk menarik simpati pasiennya, sebelum akhirnya sebagian besar mereka terbunuh di tanggannya.

Konon katanya, semua pasien yang meninggal adalah sebuah kesengajaan yang dibuat oleh Bodkin Adams.

Bahkan ada desas-desus bahwa ada pasien yang sehat, setelah menyewanya sebagai dokter pribadi justru jatuh sakit, kemudian koma lalu meninggal dunia.

Dr Adams diyakini telah membunuh ratusan pasiennya dengan suntikan morfin dan heroin mematikan.

Dia melakukannya selama 30 tahun, dan korbannya adalah para pensiunan kaya raya.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan dari surat wasiat yang ditinggalkan pasiennya.

Dr Adams mengubah surat itu, kemudian membuatnya mendapatkan keuntungan dari harta warisan pasien.

Baca Juga: 20 Prajuritnya Tewas Akibat Bentrok dengan Militer China, India Murka Keluarkan Senjata Mematikan Berteknologi Tinggi Ini Untuk Melawan China

Karena tindakannya ini, dia menjadi dokter terkaya di Inggris, memiliki Rolls-Royce, dan sopir pribadi.

Hanya satu dekade, hingga 1956 lebih dari 160 pasien meninggal dalam keadaan yang mencurigakan.

Di antaranya mereka 132 yang meninggal, meninggalkan surat wasiat yang menyerahkan sebagian kekayaanya kepada Dr Adams.

Tahun 1956, Adams pernah ditangkap, namun pasa saat itu polisi tak bisa membuktikan apapun bahwa Adams telah melakukan pembunuhan, sehingga dia dibebaskan.

Dalam persidangan dia melakukan pembelaan telah meringankan wanita yang sakit parah, sama seperti yang dilakukan dokter manapun.

Namun, setelah kematiannya lima belas tahun kemudian, dunia dikejutkan bahwa dokter Adams telah mennggunakan posisi kepercayaan untuk membunuh ratusan pasiennya.

Setelah kematiannya, Adams meninggalkan tanah yang bernilai 1,5 juta poundsterling (Rp26 miliar), yang diambil dari kekayaan pasiennya.

Artikel Terkait