Find Us On Social Media :

'Bermain Peluang' dengan Pakistan, Rusia, dan China: Saat Malaysia Ingin Ingin Barter Peralatan Militer karena Tak Ingin Bebani Keuangan Negara

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 18 Juni 2020 | 09:00 WIB

Misi penyelamatan tentara AS di Somalia oleh Militer Malaysia.

Intisari-Online.com - Tahun lalu, Malaysia disebut sedang bernegosiasi dengan sejumlah negara untuk mendapatkan peralatan militer.

Disampaikan Menteri Pertahanan Malaysia, Mohamad Sabu, Jumat (19/4/2019) setahun silam, akan tetapi, Kuala Lumpur tidak berencana untuk membeli peralatan militer tersebut, melainkan ingin melakukan barter.

Sabu mengatakan bahwa sejumlah negara yang telah menunjukkan ketertarikan melakukan barter dengan Malaysia untuk peralatan militer mereka di antaranya Pakistan, Rusia, dan China.

"Kami sedang mengupayakan untuk sistem barter dan telah mendapat respon yang positif," ujar Mohamad Sabu kepada wartawan, dalam konferensi pers.

Baca Juga: Padahal Sudah Dapat Diskon, Nyatanya Malaysia Hanya Bisa Tebus 2 Jet Tempur Kelas Rendah JF-17 Thunder, Kalah dari Myanmar yang Langsung Beli 3 Unit!

Ditambahkan Sabu, akuisisi aset militer melalui jalur barter akan dapat menjadi cara untuk memperkuat pertahanan Malaysia dengan tanpa membebani keuangan negara.

Waktu itu Sabu mengatakan, dirinya akan berangkat ke Rusia pada untuk pertemuan bilateral dengan menteri pertahanan Rusia dan membahas sejumlah hal, salah satunya perdagangan barter.

"Dan jika pembicaraan berjalan lancar, maka perdagangan barter ini juga akan dapat meningkatkan harga minyak sawit Malaysia," ujarnya, dikutip Channel News Asia.

Malaysia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Bersama dengan Indonesia, kedua negara Asia Tenggara itu memproduksi hampir 90 persen minyak sawit dunia.

Baca Juga: Sering Klaim Kebudayaan Indonesia, Kini Giliran Kebudayaan Malaysia yang Diklaim Negara Tetangganya, Bahkan Amarah Warga Malaysia Tak Digubris, Kena Karma?

 

Industri minyak sawit ini banyak menuai kritikan dengan kelompok anti-sawit mengklaim bahwa budidaya tanaman sawit menyebabkan deforestasi dan berkontribusi dalam masalah kabut asap.

Perdagangan barter sawit dengan peralatan militer juga berpeluang sulit dilakukan dengan negara-negara Eropa, sebagai yang dikenal sebagai produsen alat-alat militer mutakhir.

Baca Juga: Ejek Pesawat Indonesia, Menhan Malaysia Malah Sedang Kebingungan Cari Armada Tambahan Lantaran Negaranya Kurang Duit, Akhirnya Pilih Modif Pesawat Lama

Hal tersebut lantaran parlemen Eropa sedang dalam proses pelarangan penggunaan minyak kelapa sawit dalam bahan bakar bio.

Selain itu rantai pengecer di Inggris telah mengumumkan berhenti menggunakan komoditas itu dalam produk-produknya.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad bulan lalu sempat mengatakan kemungkinan Malaysia membeli peralatan tempur seperti jet dari negara non-Eropa.

Baca Juga: Seorang Diri dan Tanpa Senjata, Personel Kopaska TNI AL Ini Berhasil Menyusup ke Kapal Perang Malaysia Lalu Mengusirnya dari Perairan Milik Indonesia

"Jika mereka (negara-negara Eropa) melanjutkan kampanye anti-kelapa sawit mereka, Malaysia dapat membeli dari negara lain, tetapi ini belum keputusan final," ujarnya. (Agni Vidya Perdana)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Malaysia Ingin Beli Peralatan Militer dengan Cara Barter"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari