Di Tengah Merebaknya Lagi Wabah Corona di China, Negara Itu Justru Dibuat Kalang Kabut Oleh Patroli Tiga Kapal Amerika di Laut China Selatan, 'Kami Geram!'

May N

Penulis

Intisari-online.com -China sedang mengalami banyak masalah saat ini.

Setelah wabah Corona 'tiba-tiba' muncul lagi setelah China cukup mampu menanganinya, mereka harus perkuat kekuatan militer mereka.

Selain ketegangan dengan India, ketegangan di perairan panas Laut China Selatan juga membuat mereka kelimpungan.

Pasalnya,di Laut China Selatan mereka tidak hanya menghadapi 'amarah' negara-negara tetangga yang memiliki hak kedaulatan sebagian wilayah tersebut.

Baca Juga: Menghilangkan Racun dalam Tubuh dengan Minum Campuran Bayam, Wortel, dan Lemon di Pagi Hari Saat Perut Kosong

Namun, dengan kemunculan Angkatan Laut Amerika Serikat membuat mereka kalang kabut.

Seperti yang terjadi pada hari Jumat minggu lalu.

Dilansir dari CNN International, Amerika telah kirimkan 3 kapal Angkatan Laut untuk berpatroli di Laut China Selatan.

Kapal-kapal tersebut memiliki massa 100 ribu ton dan selain digunakan untuk patroli juga digunakan untuk menampung jet tempur mereka.

Baca Juga: Tak Perlu Mahal, Hanya dengan Campuran Baking Soda dan Air Hangat, Ternyata Bisa Atasi Masalah Utama di Mulut! Wajib Coba

Kedatangan tiga kapal ini telah membuat China geram, dan media didukung pemerintah China menyebutkan Beijing tidak akan menahan pertahanan keras mereka.

Ketiga kapal tersebut adalah kapal induk USS Ronald Reagan, USS Theodore Roosevelt yang berpatroli di Pasifik Barat.

Sementara kapal ketiga adalah USS Nimitz di Pasifik Timur, seperti mengutip press release dari Angkatan Laut AS.

Masing-masing kapal membawa 60 jet tempur, sehingga pengiriman tiga kapal induk ini menjadi pengiriman kapal pembawa jet tempur terbesar di Pasifik sejak 2017.

Baca Juga: Jepang Tunda Pengerahan Dua Sistem Pertahanan Canggih Meski Korea Utara Mengancam, Mengapa?

Saat itu, pengiriman kapal dilakukan saat ketegangan dengan Korea Utara terkait program nuklir mereka mencapai puncak.

"Kapal induk dan jet tempur yang dibawa mereka adalah simbol fenomenal dari kekuatan Angkatan Laut Amerika.

"Aku sendiri benar-benar bersemangat bahwa kita mendapatkan tiga sekaligus," Laksamana Muda Stephen Koehler, ketua operasi Komando Indo-Pasifik di Hawaii menyebutkan kepada AP.

Sementara pada hari Minggu, Partai Komunis mengatakan ketiga kapal tersebut dapat mengancam tentara yang menjaga Laut China Selatan.

Baca Juga: Bisa Jadi Kombinasi Berbahaya di Masa Depan, Inilah 9 Negara Pemilik 13.400 Hulu Ledak Nuklir, Siapa Pemilik Terbanyak?

"Dengan mengumpulkan ketiga kapal induk ini, Amerika mencoba mendemonstrasikan kepada seluruh wilayah dan bahkan seluruh dunia jika mereka tetap menjadi militer angkatan laut terkuat di dunia.

"Pasalnya mereka bisa masuk Laut China Selatan dan mengancam pasukan China yang berjaga di pulau Spratly dan Paracel, dan kapal induk itu melewati perairan terdekat.

"Sehingga Amerika sukses melakukan politik hegemoniknya," ujar Li Jie, ahli angkatan laut Beijing dikutip dari Global Times.

Pengiriman tiga kapal induk dari total tujuh kapal induk Angkatan Laut Amerika berarti tiga kapal induk ada di Pasifik.

Baca Juga: Kebanyakan Orang Tidak Mengetahui Artinya, Padahal Tanda Ini Bisa Menentukan Keselamatan Kita

Sementara empat yang lain sedang berlabuh untuk perawatan dan perbaikan.

Collin Koh, peneliti di Institute of Defense and Strategic Studies di Singaura, mengatakan China bereaksi dengan brutal karena kehadiran kapal induk tersebut berkebalikan dengan gambaran China terkait Amerika.

China mengira, Amerika terutama Angkatan Lautnya sudah dilumpuhkan dengan pandemi virus Corona.

"Hal ini melawan naratif jika China ingin membuat Amerika tertekan di Pasifik," ujar Koh.

Baca Juga: Inilah Deretan 'Foto Terlarang' yang Seharusnya Tidak Boleh Terekam di Korea Utara, Tetapi Berhasil Diambil Secara Ilegal

Memang benar, USS Theodore Roosevelt kembali ke laut pada 4 Juni setelah berminggu-minggu mendekam di Guam semenjak ada wabah virus Corona di kapal pada bulan Maret.

Saat itu, lebih dari 1000 kru kapal dari seluruhnya 4900 total teruji positif Corona.

"Kami mengembalikan Theodore Roosevelt ke laut sebagai simbol harapan dan inspirasi, dan instrumen kekuatan nasional karena kita memiliki TR," ujar Kapten kapal induk Roosevelt. Kapten Carlos Sardiello.

Sementara USS Ronald Reagan kembali berlayar pada akhir Mei setelah kru kapal diberi larangan gerakan pada pelabuhan mereka di Jepang.

Baca Juga: Persaingan Kian Sengit, OVO dan DANA Sepakat Merger untuk Saingi GoPay

Hal tersebut untuk memastikan Reagan dapat beragkat lagi tanpa kasus Covid-19.

Reagan juga telah diisi dengan 1000 ton artileri, disebutkan oleh Angkatan Laut Amerika "kekuatan perang yang cukup untuk membuat kapal lain tumbang sampai 5 inci di bawah garis laut."

Pergerakan itu datang setelah Angkatan Laut Amerika mengatakan bulan lalu jika semua kapal selam mereka ada di laut dalam ketegangan di Pasifik Barat.

Tidak disebutkan berapa jumlah yang diluncurkan, tetapi ahli mengatakan kemungkinan melibatkan lebih dari 8 kapal serangan cepat dan sulit dikejar.

Baca Juga: Masker Lemon Punya Beragam Manfaat, Tapi Ketahui Efek Sampingnya

Carl Schuster, mantan ketua operasi di Komando Center Intelijen Komando Amerika-Pasifik, mengatakan itu bukanlah kebetulan.

"Angkatan Laut China tidak tahu di mana kapal selam tersebut dan itu mempersulit kalkulasi respon dan perencanaan mereka," ujarnya.

Ia juga tambahkan Beijing juga harus tidak boleh lupa tiga kapal induk dan senjata yang ada di atas kapal itu.

Pengiriman tiga kapal induk ini tepat saat ketegangan kedua negara tersebut meningkat.

Baca Juga: Covid Hari Ini 15 Juni 2020: Kasus Virus Corona di Indonesia Bertambah 1.017, Jawa Timur Catatkan Penambahan Tertinggi dengan 270 Kasus

Minggu lalu, pesawat Angkatan Laut Amerika C-40 yang setara dengan Boeing 737, terbang lewati Taiwan ke Thailand yang disebut mereka sebagai penerbangan logistik rutin.

Jet Amerika tersebut dialihkan Taiwan, yang dianggap China sebagai teritori mereka.

Namun Beiijing menyebutkan tindakan tersebut adalah provokasi serius dan tindakan tanpa dasar hukum, seperti dilansir dari Xinhua.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait