Find Us On Social Media :

Terlalu Sepele Jika Cuma Urusan Balon Sampai Ancam Libatkan Militer, Ternyata Ini Daftar Kemuakan Korea Utara pada Sikap Korea Selatan, AS Turut Berperan

By Ade S, Minggu, 14 Juni 2020 | 11:54 WIB

Kim Jong Un di atas kapal selam (2014)

Intisari-Online.com - Setelah cukup lama berdamai, Korea Utara akhirnya kembali mengeluarkan ancaman militer terhadap Korea Selatan.

Mereka mengancam akan melibatkan militer untuk menanggapi aksi para pembelot mereka di Korea Selatan.

Salah satu aksi dari para pembelot yang membuat pemerintah Korea Utara geram adalah pengiriman balon-balon berisi propaganda.

Namun, benarkah Korea Utara sampai benar-benar marah gara-gara balon, faktanya tidak demikian.

Baca Juga: Memanas, Korea Utara Klaim Terus Bangun Pasukan Militer Untuk Lawan AS, 'Mereka Harusnya Tetap Diam Jika Ingin Pemilihan Presiden AS Mendatang Berjalan Lancar'

Korea Utara nyatanya sudah sangat muak dengan Korea Selatan dan sekutunya Amerika Serikat.

Banyak hal-hal yang membuat mereka merasa dikhianati terkait perjanjian yang melibatkan prouek nuklir mereka.

Ya, saat ini hubungan Korea Utara dan Korea Selatan memang kembali menegang.

Bahkan Korea Utara berjanji akan mengambil tindakan militer kepada Korea Selatan.

Baca Juga: Terlanjur Muak Dengan Janji-janji dan Harapan Kosong Amerika, Korea Utara Akan Terus Bangun Pasukan Militer Demi Atasi Ancaman Negeri Paman Sam

Ancaman Korea Utara ini datang setelah para pembelot dari Korea Utara yang tinggal di Korea Selatan mengirim kembali propaganda ke Korea Utara

Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kom Jong Un mengeluarkan peringatan itu dalam sebuah pernyataan yang dimuat di kantor berita KCNA pada Sabtu (13/6).

"Dengan menggunakan kekuatan saya yang disahkan oleh Pemimpin Tertinggi, partai kami dan negara bagian, saya memberikan instruksi kepada ... departemen yang bertanggung jawab atas urusan dengan musuh untuk secara tegas melakukan tindakan selanjutnya," kata Kim Yo Jong yang dikutip Reuters.

Pernyataannya itu muncul beberapa hari setelah Korea Selatan mengambil tindakan hukum terhadap para pembelot.

Hal ini dilakukan setelah para pembelot tersebut mengirim materi seperti beras dan selebaran anti-Utara, biasanya dengan balon melewati perbatasan yang dijaga ketat atau dalam botol oleh laut.

Korea Utara mengatakan telah membuat marah para pembelot dan dalam sepekan terakhir setelah memutuskan hotline antar-Korea.

Bahkan Korea Utara juga mengancam akan menutup kantor penghubung antara kedua pemerintah.

Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Utara, pemerintahan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berusaha untuk mencegah kampanye selebaran dan beras, dan para pembelot mengeluhkan tekanan untuk menghindari kritik terhadap Korea Utara.

Baca Juga: 2 Tahun Peringatan Bertemunya Kim Jong Un dan Donald Trump, Korea Utara Meradang Karena AS Disebut Hanya Beri Janji-janji Manis

Secara terpisah, Kementerian Unifikasi Korea Selatan merilis pernyataan meminta Korea Utara untuk menghormati perjanjian antar-Korea yang dicapai di masa lalu.

"Korea Selatan dan Korea Utara harus berusaha menghormati semua perjanjian antar-Korea yang dicapai," tulis kementerian Unifikasi Korea selatan dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintah menanggapi situasi saat ini dengan serius," imbuh pernyataan tersebut.

Meningkatnya ketegangan terjadi sehari menjelang peringatan 20 tahun KTT antar-Korea pertama pada tahun 2000, yang menjanjikan peningkatan dialog dan kerja sama antara kedua negara.

Pada tahun 2018, para pemimpin kedua negara menandatangani deklarasi yang setuju untuk bekerja untuk "denuklirisasi lengkap semenanjung Korea" dan menghentikan "tindakan bermusuhan."

Para analis mengatakan Korea Utara tampaknya menggunakan masalah selebaran untuk meningkatkan tekanan pada Korea Selatan di tengah perundingan denuklirisasi yang macet.

"Selebaran adalah alasan atau pembenaran untuk meningkatkan taruhan, membuat krisis, dan menggertak Seoul untuk mendapatkan apa yang diinginkannya," kata Duyeon Kim, penasihat senior di International Crisis Group, sebuah organisasi nirlaba independen yang berbasis di Belgia.

Korea Utara merasa dikhianati dan disesatkan oleh prediksi Seoul bahwa Amerika Serikat akan mencabut beberapa sanksi dengan imbalan Korea Utara menutup lokasi reaktor nuklirnya.

Baca Juga: Setelah Resmi 'Putus' Dengan Korea Selatan, Korea Utara Muak Juga Dengan Amerika, 'Dasar Munafik, Diam Atau Pilpres Kalian Tidak Akan Lancar!'

Korea Utara tambah kecewa karena selebaran dan latihan militer Korea Selatan dan AS berlanjut.

"Mereka kecewa bahwa Seoul tidak melakukan apa pun untuk mengubah lingkungan dan sekali lagi mengatakan Seoul agar tidak terlibat dalam perundingan nuklirnya dengan Washington," tambahnya.

 

Artikel ini sudah tayang di Kontan.Co.Id dengan judul "Korea Utara ancam tindakan balasan ke Korea Selatan dengan libatkan militer".