Find Us On Social Media :

Mahathir Mohamad: Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden Amerika Serikat, Maka Itu Bisa Jadi Bencana

By Mentari DP, Minggu, 14 Juni 2020 | 09:20 WIB

Mahathir Mohamad.

Intisari-Online.com - Amerika Serikat akan melakukan Pemilihan Presiden pada Selasa tanggal 3 November 2020 mendatang.

Donald Trump, Presiden Amerika Serikat sekarang kembali mencalonkan diri.

Namun ternyata ada banyak yang tidak setuju jika Trump sampai terpilih lagi menjadi Presiden Amerika Serikat.

Salah satunya Politisi veteran Malaysia dan Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.

Baca Juga: Kondisi Kian Memanas, Trump Malah Disebut Akan Tarik Ribuan Pasukan AS dari Suriah, Afghanistan, Irak, Korea Selatan, dan Jepang, Ada Apa?

Dilansir dari kontan.co.id pada Minggu (14/6/2020, Mahathir Mohamad menilai jika Donald Trump terpilih lagi jadi Presiden Amerika Serikat, maka hal tersebut adalah sebuah bencana.

Dalam wawancara dengan This Week In Asia, mantan perdana menteri yang berusia 94 tahun ini juga menolak klaim pemerintahan Trump bahwa China harus bertanggung jawab atas pandemi virus corona.

Baca Juga: 'Jika Aku Mati, Maka Utangku Lunas, Aku Sayang Anak dan Istri', Tulis Pria yang Ditemukan Tewas Gantung Diri dan Membusuk

Mahathir, yang selama berpuluh-puluh tahun menikmati reputasinya sebagai juara anti-Barat di negara-negara berkembang, mengatakan nafsu Trump telah memperburuk ketegangan antara kedua negara adidaya tersebut.

"Saya tidak pernah berpikir dia akan menang, tetapi dia menang."

"Sekarang orang-orang mengatakan ada banyak orang yang akan mendukungnya."

"Itu akan menjadi bencana," kata Mahathir seperti dikutip South China Morning Post.

Sebagai perbandingan, Mahathir mengatakan mantan wakil presiden Joe Biden, yang merupakan calon dari Partai Demokrat.

Menurutnya Joe Biden adalah sosok yang lebih masuk akal yang telah bereaksi dengan empati terhadap kerusuhan terkait ras Amerika baru-baru ini.

"Saya tidak tahu apakah dia akan terpilih kembali, tetapi saya berharap Biden akan berbeda dari dia," kata Mahathir.

"Saya memilih Biden [walaupun] saya tidak punya hak pilih," lanjutnya.

Mahathir mengatakan dia juga telah mengamati protes nasional di AS yang meletus setelah pembunuhan George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata, oleh seorang perwira polisi kulit putih di Minneapolis. 

Baca Juga: Padahal Sudah Layani 140 Pelanggan, 2 Tukang Cukur di Salon Ini Positif Covid-19, Kini Begini Nasib Seluruh Pelanggan Mereka Sekarang

Dia merasa terkejut dengan kesediaan Trump mengaku untuk mengerahkan militer untuk menghadapi demonstran.

"Maksudku, dia mengancam untuk menggunakan tentara melawan orang-orang yang berdemonstrasi."

"Ini belum pernah terjadi," katanya.

Trump dan tokoh-tokoh penting dalam pemerintahannya.

Seperti Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, juga menuduh Beijing berusaha menyembunyikan tingkat penyebaran virus corona pada awal tahun ini. 

Robert O'Brien, penasihat keamanan nasional Trump, pada bulan Mei menyamakan dugaan upaya China untuk mengecilkan tingkat keparahan virus tersebut dengan menutup-nutupi kehancuran Uni Soviet di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl pada tahun 1986.

Namun, Mahathir, yang juga seorang dokter membela tanggapan awal China, meskipun ia menilai jika melihat ke belakang, pemerintah China seharusnya bisa menangani situasi dengan lebih baik.

(Tendi Mahadi)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Dukung Biden, Mahathir: Celaka kalau Trump terpilih lagi jadi presiden Amerika")

Baca Juga: Hati-hati, Terlalu Sering Minum Teh Bisa Sebabkan Kondisi Berbahaya Ini