Habiskan Puluhan Tahun untuk Dekorasi Unik, Saat Dijual Rumah Seniman Ini Malah Bikin Calon Pembeli Kabur Setelah Lihat Bagian Dalamnya, Mengapa?

Tatik Ariyani

Penulis

Tetapi harapannya hancur ketika hanya ada satu orang yang bisa dibujuk untuk melihat rumahnya. Mengapa?

Intisari-Online.com -Seorang seniman menghabiskan lebih dari 30 tahun mengubah rumahnya menjadi 'rumah boneka ukuran besar'.

Mary Rose Young (61) telah mendekor rumah pedesaan yang indah di Lydney, Gloucestershire, dengan sentuhan tersendiri sejak 1987.

Rumah itu dibelinya hanya dengan harga £ 30.000 (sekitar Rp536 juta).

Setelah 27 tahun menempai rumah itu, ia bermaksud menjualnya pada tahun 2014.

Baca Juga: Sudah Gelontorkan Jutaan Dolar untuk Buat Vaksin Virus Corona, Bill Gates Malah Dituding Jadi Dalangdi BalikPandemi Ini, Ternyata Ini Alasan di Baliknya

Melansir Daily Mirror, Kais (11/6/2020), agen real estate mengatakan kepadanya bahwa dia akan mendapatkan harga £ 250.000 (sekitar Rp4,4 miliar) dari calon pembeli.

Mary ingin menjual rumahnya karena untuk membuka sebuah hotel butik di dekatnya.

Tetapi harapannya hancur ketika hanya ada satu orang yang bisa dibujuk untuk melihat rumahnya.

Mary Rose mengatakan mereka (calon pembeli) 'pergi dengan sangat cepat'.

Baca Juga: Masih Kuat di Usia Senja, Inilah Sosok Kakek Penyelam yang Bantu Temukan 60 Jasad Korban Tenggelam, Hanya Bermodalkan Penciuman dan Naluri

Ternyata, hal itu disebabkan karena gaya dekorasi interior rumah yang cerah dan eksentrik yang telah menakuti setiap calon pembeli.

Meski demikian, Mary Rose menolak untuk mengecat ulang dinding rumahnya yang telah dilukisnya dengan gambar-gambar unik.

Dia mengatakan masih mencintai rumah yang telah ditempati bersama suaminya Phil Butcher, yang juga dia gunakan sebagai ruang kerja dan galeri.

Baca Juga: Lakukan Kontak dengan Pasien Positif Covid-19, 21 Orang Ini Malah Tolak Rapid Test, Akibatnya Bikin Susah Seluruh Warga di Desanya

Dia berkata, "Saya membuat rumah ini seputar hidup saya sendiri dan saya tidak berpikir itu (rumahnya) dapat dijual.

"Kami hidup seperti dua anak-anak di rumah boneka dan meninjau kembali mengapa orang lain mau membelinya? Ini seperti rumah bermain untuk orang dewasa.

"Saya berpikir mungkin ada kolektor gila yang ingin membeli karya saya, tetapi tidak ada yang tertarik.

"Hanya satu orang yang datang dan melihatnya pada tahun rumah itu diiklankan dan mereka tidak lama di sini.

"Saya pikir mereka hanya penasaran untuk melihat dekorasi dan tidak pernah tertarik. Agen-agen perumahan itu putus asa. Saya bisa saja mengecat semua karya saya, tetapi saya tidak mau.

"Saya mencintai rumah saya dan rumah itu benar-benar nyaman untuk saya. Saya orang yang penuh warna dan saya bahkan memiliki rambut merah muda.

"Saya semakin menyukainya (rumah) seiring bertambahnya usia."

Baca Juga: KKN di Tengah Pandemi Covid-19, Universitas Ini Pilih Laksanakan Lewat Online Per 31 Juli, Bagaimana Caranya?

Sejak kegagalan menjual rumahnya, hal itu membuat mimpinya mengelola hotelnya sendiri menjadi berantakan.

Mary telah melipatgandakan dan bahkan berupaya lebih keras untuk menempatkan ciri khasnya di rumah itu.

Dia mengubah halaman menjadi studio lukisan merah muda yang cerah tahun lalu.

Ketika awal Mary membeli rumah itu, dia mengecat seluruh rumah putih dalam upaya untuk membuatnya lebih cerah.

Namun ketika upayanya gagal, Mary mulai menggambar pola yang terinspirasi oleh tembikar warna-warni di dinding.

Dia mengatakan setelah melukis satu dinding oranye dengan titik-titik merah itu membantu mengalihkan perhatian dari kenyataan bahwa 'hampir tidak ada cahaya alami' dan semua bermula dari hal itu.

Mary menambahkan, "Itu menjadi proyek yang sangat menyenangkan bagi saya di sisi bisnis tembikar saya dan saya sangat tergila-gila karenanya saya kadang-kadang mengabaikan tembikar saya."

Mary Rose juga memajang tembikar ke dalam fitur rumah, dengan lampu gantung tembikar di ruang duduk dan ubin tembikar buatan tangan di kamar mandi.

Baca Juga: Covid Hari Ini 11 Juni 2020: RS Ini Sediakan Ruang Bagi Ibu Hamil Positif Covid-19 dan Perkembangan Vaksin di Indonesia

Dia berkata, "Saya berhenti memperhatikan betapa berwarnanya itu karena saya sudah tinggal di sini begitu lama.

"Banyak orang yang sadar diri dan tidak banyak berkomentar ketika mereka melihat dekorasi, tetapi reaksi yang tepat adalah tertawa dan berkata 'oh wow.'

"Seharusnya membuatmu merasa seperti anak kecil berjalan ke toko yang manis. Saya ingin orang merasa seperti orang dewasa juga bisa bersenang-senang."

Artikel Terkait