Find Us On Social Media :

Dikira Sudah Berdamai, Tiba-tiba Korea Utara Berjanji Akan Buat Korea Selatan Menderita, 'Kami Akan Melukai Sisi Selatan'

By Mentari DP, Minggu, 7 Juni 2020 | 11:40 WIB

 

Intisari-Online.com - Sejak dulu Korea Utara dan Korea Selatan dikenal tidak akur.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Korea Utara dan Korea Selatan mulai terlihat harmonis.

Apalagi kedua pemimpin negara beberapa kali saling berkunjung.

Hanya saja, kini dilaporkan hubungan Korea Utara dan Korea Selatan kembali memanas.

Baca Juga: Saat Orang Lain Berlomba-lomba Ingin Dapatkan Dana Bantuan BLT, Nenek 67 Tahun Ini Justru Menolaknya, Alasannya Bikin Terharu

Dilansir dari kompas.com pada Minggu (7/6/2020), Korea Utara melalui pernyataan Kim Yo Jong, adik dari pemimpin tertinggi negara itu, Kim Jong Un, mengirim ancaman kepada Korea Selatan.

Dia mengatakan bahwa mereka akan mengancam membatalkan perjanjian militer dan menutup kantor penghubung di perbatasan jika Korsel gagal membatasi aktivitas para pembelot Korut yang menyebar pesan propaganda anti-Pyongyang di perbatasan.

Pihak Korsel pasca-ancaman itu langsung merespons bahwa mereka akan membuat undang-undang yang akan membatasi pergerakan aktivis serta pembelot Korut di perbatasan.

Baca Juga: Sekolah Dibuka Lagi dan Baru Mau New Normal, Justru Kasus Virus Corona di Dunia Meningkat Tajam, Ada Lebih dari 100.000 Kasus per Hari!

Namun, UU itu tampaknya memicu perdebatan tentang potensi pelanggaran kebebasan berekspresi di Korsel. 

Dilansir media Perancis, AFP, Juru bicara Departemen Unifikasi Korea Utara pada Jumat (5/6/2020) mengatakan, "Pertama-tama, kami tentu akan menarik kantor penghubung Utara-Selatan."

Pernyataan itu dilansir oleh Kantor Berita Pusat Korea. 

Penutupan kantor penghubung itu menyusul beberapa tindakan untuk menghukum Seoul, imbuh juru bicara itu.

"Kami sedang memulai sesuatu yang akan melukai sisi Selatan, sesegera mungkin kami akan membuat mereka menderita." 

Seorang pejabat dari kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan, kampanye selebaran yang dilakukan pembelot dan aktivis itu "lebih punya sisi berbahaya daripada baiknya".

Sejauh ini, operasi di kantor penghubung Utara-Selatan telah ditangguhkan akibat wabah virus corona.

Tanggapan Korea Selatan

Pemerintah Korea Selatan langsung bersikap setelah adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, melontarkan ancaman.

Dalam pernyataannya, Seoul melarang para pembelot menerbangkan pesan anti-Pyongyang, beberapa jam setelah Kim adik mengancam akan membatalkan perjanjian militer.

Baca Juga: India Jadi Negara dengan Kasus Virus Corona Terbanyak di Asia, Ada 9.887 Kasus Baru dalam 1 Hari dan Lebih dari 1.500 di Antaranya Anak di Bawah Usia 12 Tahun

Pemulihan upaya itu terjadi di tengah sikap pembelot Korut, yang menerbangkan balon ke perbatasan dengan pamflet berisi kritikan di dalamnya. 

Dilansir AFP pada Kamis (4/6/2020), para pembelot itu menyebut rezim Kim melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan ambisinya akan nuklir.

"Pemerintah Korsel akan membayarnya jika mereka terus membiarkan situasi ini sembari menyiapkan berbagai dalih," ancam sang penasihat.

Perempuan yang diyakini berusia 32 tahun itu menyebut para pembangkang sebagai "sampah manusia", yang mengkhianati tanah airnya.

"Sudah waktunya untuk menyeret pemiliknya guna bertanggung jawab," kecam Kim Yo Jong dalam pernyataan yang dirilis oleh KCNA.

Beberapa jam kemudian, Kementerian Unifikasi Korsel melontarkan keterangan bahwa mereka berencana melarang selebran yang dianggap sumber ketegangan di perbatasan.

"Segala tindakan yang bisa mengancam nyawa atau harta benda warga perbatasan harus dihentikan," kata juru bicara kementerian, Yoh Sang-key.

Penyebaran pamflet yang mengejek Pyongyang sejak lama menjadi isu yang dibahas oleh dua Korea.

Tapi melarangnya juga dianggap pelanggaran kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Sudah Jaga Jarak, Pakai Masker, dan Cek Suhu, Nyatanya 2 Siswa SD Langsung Positif Covid-19, Padahal Baru 1 Hari Masuk Sekolah Kembali

Meski begitu, Kantor Kepresidenan Korsel menyatakan, pamflet itu lebih banyak memberikan dampak yang negatif daripada positif.

Dilaporkan oleh Yonhap, pemerintahan Moon berusaha "menyikapinya secara halus" agar tidak sampai mengancam keamanan nasional.

Dalam ancamannya, Kim adik menyebut bakal membatalkan perjanjian militer yang diteken saat Moon berkunjung ke Pyongyang, dan menutup kantor perwakilan.

Namun, sebagian besar dari perjanjian itu memang sudah tidak dilaksanakan, sejak Korut memutuskan kontak dengan Negeri "Ginseng".

Pemutusan itu terjadi setelah pertemuan kedua Kim dengan Presiden AS Donald Trump di Hanoi, Vietnam, pada Februari 2019 runtuh.

Sementara kegiatan operasional di kantor perwakilan sudah tidak aktif sejak wabah virus corona, dengan Korut menggelar puluhan uji coba senjata sejak perjanjian ditandatangani.

 

(Ardi Priyatno Utomo/Miranti Kencana Wirawan)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terus Tebar Ancaman ke Korsel, Korut Janji Akan Buat Tetangganya Itu Menderita" dan "Diancam Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, Ini Sikap Korea Selatan")

Baca Juga: Sekolah-sekolah di Indonesia Siap Kembali Dibuka, Ini 7 Gejala Virus Corona pada Anak-anak yang Wajib Diwaspadai Orangtua