Find Us On Social Media :

Star Syndrome dan Bahaya Tak Terlihat Bahkan Bisa Serang Anak Sekolah, Selalu Perhatikan Kondisi Anak Anda

By Maymunah Nasution, Sabtu, 6 Juni 2020 | 16:59 WIB

Kourtney dan Kim Kardashian tanggapi soal Corona

Intisari-online.com - Star syndrome mungkin baru dikenal ketika internet dan media sosial mulai menjamur.

Banyak muncul artis dadakan yang berawal dari akun instagram dengan jumlah followers yang banyak.

Dikenal dengan nama lain panjat sosial atau 'pansos', jerat star syndrome rupanya bisa muncul kapan saja dan dari mana saja.

Bahkan, dari keseharian Anda sehari-hari bisa memunculkan penyakit psikologis ini.

Baca Juga: Dipercaya Miliki Kekuatan Militer Unggul dan Perkasa, Ternyata Jika China Nekat Berperang dengan India Masalah Besar Ini Bisa Terjadi

Melansir milleniumpost.in, star syndrome atau bisa juga disebut 'the I-want-to-be-famous-syndrome' adalah sebuah penyakit psikologis yang muncul bahkan saat kita masih berada di sekolah.

Dimulai dari hal sederhana semisal ingin menjadi siswa terpintar di kelas, atau memenangkan kompetisi debat dalam sekolah.

Tujuannya hanyalah agar kita menjadi penting di sekolah kita, atau agar orang lain melihat kita penting.

Dengan itu guru-guru dapat mengenal kita lebih baik dan juga dianggap lebih baik dari teman-teman lainnya.

Baca Juga: Jangan Lakukan Lagi, Mudah Gunakan Istilah 'Depresi' Adalah Salah Satu dari 4 Tanda Anda Meremehkan Penyakit Mental

Akhirnya, timbullah pola mengejar kesempurnaan yang masih dikejar ketika masuk universitas.

Keseluruhan ide ini adalah agar kita mendapat perhatian.

Perhatian pun bisa demi mendapatkan perhatian dari orang tua, banyak anak kecil yang berusaha mati-matian berkompetisi agar mendapat penghargaan dari orang tua mereka.

Hal tersebut mungkin juga berasal karena orang dewasa pun merasakan tekanan agar mendapat perhatian.

Baca Juga: Sekolah Dibuka Lagi dan Baru Mau New Normal, Justru Kasus Virus Corona di Dunia Meningkat Tajam, Ada Lebih dari 100.000 Kasus per Hari!

Dalam masyarakat ataupun dalam bidang pekerjaan, kita mencoba sangat keras agar diperhatikan.

Beberapa dari kita mencoba mencapai sesuatu di usia muda untuk menggebrak politik atau agar dikenali dalam lingkaran orang-orang politik.

Singkatnya, moto menjadi lebih baik dari orang lain adalah moto yang menjadikan adanya star syndrome.

Namun, kebanyakan orang menyerah dengan hal ini saat mereka sudah berumur 40 tahun ke atas.

Baca Juga: Menggali Tanah Untuk Membangun Rumah, Tukang Batu Ini Malah Temukan Peti Mati yang Membongkar Misteri 160 Tahun Lalu, Kondisinya Mirip dengan Wabah Covid-19

Saat itu mereka sudah berpikir sudah cukup sulit menjadi yang paling unggul, sehingga lebih mudah untuk cukup keluar dari persaingan itu.

Bagi banyak orang, ambisi berhubungan langsung dengan menjadi kaya.

Mereka ingin menjadi kaya raya agar mereka dapat menjadi terkenal.

Namun, masih banyak orang yang lebih memilih menjadi populer daripada menjadi kaya, hal tersebut adalah kecenderungan yang sudah turun-temurun.

Baca Juga: Manfaat Biji dan Daun Ketumbar untuk Kulit yang Cantik dan Sehat

Bedanya, untuk saat ini, di era media sosial, hasrat untuk menjadi populer dengan mudah menjerat dan menjebak siapa saja.

Bukan hanya artis yang terus-terusan mempertahankan kepopulerannya, tetapi bahkan desainer, atau bahkan ibu rumah tangga ingin sepicis perhatian.

Mereka ingin berada dalam bingkai yang sama dengan aktor dan aktris papan atas sembari berpose untuk halaman depan suatu majalah.

Saat ini, banyak orang mulai tidak sabar, mereka tidak sabar untuk mencapai suatu karya agar mendapat perhatian.

Baca Juga: Disebut sebagai 'Zona Hitam' karena Kasus Corona Terlalu Banyak, Sebuah Keluarga di Surabaya Berakhir Meninggal Bersama Diduga karena Covid-19

Di era saat ini, yang paling penting adalah sosok itu sendiri daripada apa yang ia kerjakan.

Sistem tersebut dinamakan 'self branding'.

Percayalah, banyak orang-orang memiliki agen manajer dan agen humas.

Kini, sangat mungkin bagi ibu rumah tangga untuk memiliki nama merk barang-barang rumah tangga.

Baca Juga: Korea Utara Mati-matian Terus Kembangkan Senjata Nuklir, Terungkap Inilah Obsesi Besar Kim Jong-Un Selama Ini

Peraturannya mudah, jika Anda punya uang untuk dihabiskan, tidak penting untuk apa Anda habiskan uang tersebut.

Humas Anda akan membuatkan Anda profil yang membuat Anda terdengar seperti orang yang telah mencapai apapun di dunia ini.

Dengan sekali klik, Anda bisa menjadi model bahkan walaupun Anda tidak pernah menghadiri acara peragaan busana dalam hidup nda.

Anda juga bisa mendapat profesi 'kekinian' seperti 'instruktur yoga' bahkan walau yang Anda ketahui tentang itu hanyalah sangat sedikit.

Baca Juga: India Jadi Negara dengan Kasus Virus Corona Terbanyak di Asia, Ada 9.887 Kasus Baru dalam 1 Hari dan Lebih dari 1.500 di Antaranya Anak di Bawah Usia 12 Tahun

Ironisnya, Anda bisa mendapatkan pencapaian seumur hidup bahkan walaupun Anda sama sekali belum pernah bekerja.

Begitulah media sosial bekerja, banyak kenyataan yang bisa dibuat dan difabrikasi.

Oleh sebab itu, tidak heran melihat saat ini banyak orang terkenal dan terlihat sukses meskipun ia sebenarnya adalah seorang selebriti yang gagal.

Mereka bisa perbaiki karir mereka dengan pekerjakan humas dan manajer yang benar.

Baca Juga: Terus Tebar Ancaman Terkait dengan Pembelot yang Mereka Sebut 'Anjing Sampah' ke Korsel, Korut Janji Bakal Bikin Negara Tetangganya Itu Menderita

Mereka juga bisa membayar publisis untuk terbitkan berita baik tentang mereka, atau sekalian saja membuat sensasi tentang hidup mereka agar selalu mendapat sorotan dari media.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini