Find Us On Social Media :

Tidak Mudah, Penerapan Protokol Kesehatan 'Era New Normal' di Pasar Tradisional Terkendala Keterbatasan Lahan, Ini Kata Asosiasi

By Khaerunisa, Sabtu, 6 Juni 2020 | 14:37 WIB

Ilustrasi Pasar Tradisional

Baca Juga: Geng Kriminal Ini Menyamar Sebagai Dokter Covid-19 Kenakan Pakaian Dokter Lengkap, Tak Disangka Inilah yang Mereka Lakukan

APPSI menyayangkan pemerintah tidak benar-benar memberi perhatian serius untuk pasar tradisional padahal berpotensi menjadi klaster baru Covid-19.

Ferry mencontohkan di DKI Jakarta misalnya dari 140 pasar yang ada hanya 10 sampai 20 pasar yang dilakukan penyemprotan disinfektan.

"Sisanya 120 pasar tidak ada tindakan dan alat yang memadai. Walhasil, kita APSSI dan paguyuban pasar melakukan persiapan secara mandiri. Kita sedih juga satu sisi punya kewajiban buka tapi sisi lain kita tidak dilengkapi dengan alat yang memadai," ungkapnya.

APPSI berharap pemerintah memberikan perhatian lebih kepada pasar agar protokol kesehatan bisa dilaksanakan jauh lebih ketat.

Baca Juga: Untuk Lulusan SMA, Dibuka Pendaftaran IPDN 2020 Mulai Senin 8 Juni

"Faktanya kesadaran itu kalah oleh tuntutan orang yang mau berdagang dan orang yang mau beli/belanja," kata Ferry.

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian menyampaikan pemerintah secara adil memberi perhatian tidak hanya sektor ritel modern tetapi juga pasar tradisional.