Pekalongan Kembali Dihantam Banjir Rob, Marabahaya Banjir Rob yang Tak Kunjung Usai: Lingkaran Setan Pemanasan Global dan Dampak Psikologis pada Warga yang Terdampak

May N

Penulis

Intisari-online.com -Mungkin sudah sebagian dari Anda tahu, banjir rob adalah banjir 'langganan' di sebuah kota pesisir pantai utara, Pekalongan.

Kali ini pada awal bulan Juni 2020, banjir rob kembali menyerang Pekalongan.

Mengutip Kompas.com banjir yang terjadi kali ini sebabkan Jalan Kusuma Bangsa terendam air.

Tercatat ketinggian mencapai 30 hingga 50 centimeter.

Baca Juga: Covid Hari Ini 5 Juni 2020: Seorang Ibu Hamil Meninggal karena Covid-19, Disusul Meninggalnya Ayah dan Ibu yang Masih Berstatus PDP

Selain itu, kantor kecamatan Pekalongan Utara, Koramil Pekalongan Utara, kantor perbankan, masjid di Kelurahan Krapayak dan jalan depan Kampus IAIN Pekalongan juga ikut terendam.

Ketua RW 10 Kelurahan Panjang Baru Dani mengatakan, banjir merendam mengakibatkan rumah warga di pinggir pantai terendam.

"Di pinggir pantai ada 2 RW, 12 RT, dan total warga ada 1.000 orang lebih rumahnya terendam air semua.

"Ketinggian air dari 20 centimeter hingga 50 centimeter," ujar Dani dikutip dari Tribunjateng.com, Rabu (3/6/2020).

Baca Juga: Siap-siap New Normal, Ini Barang-barang yang Wajib Kita Bawa Saat Keluar Rumah, Jangan Sampai Lupa!

Dia menambahkan, gelombang air laut lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya.

"Gelombang air laut hari ini lebih tinggi dibandingkan, pada tanggal (1/6/2020).

"Ombaknya, kali ini lebih besar.

"Banyak warga yang melintas dengan kendaraan di jalan ini harus turun dan mendorong." katanya.

Baca Juga: PSBB di Jakarta Diperpanjang Hingga Akhir Juni 2020, Anies Baswedan: Tapi Ini Merupakan Masa Transisi, Apa Maksudnya?

Sementara itu, Wakil Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid mengatakan, mendapat informasi dari warga, pihaknya bersama Brimob Polda Jawa Tengah telah meninjau ke lokasi.

"Kemarin saya ditelepon sama ketua RW bahwa ombak semakin tinggi.

"Setelah dicek memang benar ombak begitu besar. Ketinggian air juga lumayan tinggi sekitar 30 centimeter," kata Wakil Wali Kota Pekalongan Afzan.

Pria yang akrab disapa Aap menambahkan, akibat gelombang tinggi ini aktivitas warga terganggu.

Baca Juga: Ketika yang Lain Berlomba-lomba Lakukan Rapid Test, Puluhan Orang di Desa Ini Malah Tolak Rapid Test, Bawa Spanduk Bertuliskan 'Hentikan Sandiwara Ini'

Tanggul selama ini telah dikerjakan untuk menangkis hantaman ombak yang bisa sebabkan banjir rob, tetapi diakui oleh Aap jika pekerjaan tanggul berhenti di sisi timur.

"Pembenahan tanggul yang ada di sisi barat sepanjang 2 kilometer memang belum dikerjakan dan masih rencana untuk pembenahan," tutupnya.

Penyebab Banjir Rob

Banjir rob adalah buntut panjang hasil dari kerusakan lingkungan dan perubahan iklim yang terjadi di dunia.

Baca Juga: 5 Hape Terbaik Versi AnTuTu di Minggu Pertama Juni Ini, Xiaomi Mendominasi

Mengutip rnz.co.nz, banjir rob atau banjir akibat naiknya permukaan laut bisa disebabkan oleh hanya sedikit kenaikan permukaan air laut.

Dr Scott Stephens dan Dr Rob Bell, ilmuwan pesisir dari badan NIWA yang juga penulis artikel menyimpulkan jika naiknya level permukaan air laut yang 'hanya' sedikit saja berdampak besar kepada peningkatan jumlah terjadinya banjir rob 20-30 tahun mendatang.

Artikel yang tayang pada 14 Mei 2020 tersebut menyebutkan, banjir rob terburuk terjadi ketika beberapa faktor terjadi bersamaan.

Mereka mempelajari level permukaan laut selama 1 abad dan badai untuk melihat pola waktu terjadinya banjir rob yang ekstrim.

Baca Juga: Tanda-tanda Hamil 1 Hari Hingga 1 Minggu dalam Minggu Pertama

Berikut adalah beberapa penjelasan logisnya.

Di negara empat musim, pada musim panas dengan air laut yang cenderung hangat akan menambah volumenya.

Sudah alami bahwa level permukaan air laut berubah dalam setahun akibat suhu udara.

Meski penambahan volume air laut tersebut 'hanya' 10 centimeter, ternyata berdampak sangat besar pada terjadinya banjir rob.

Baca Juga: Perburuan Hingga Rusaknya Habitat, Ancam Kelestarian Populasi Harimau

Untuk saat ini, melihat kondisi Pekalongan yang berada di wilayah pantura dengan hanya ada perubahan 2 musim saja, akan jelas nampak bahwa pada saat suhu udara meningkat maka jumlah air laut juga meningkat.

Kemudian, dipengaruhi juga oleh siklus bulan yang mempengaruhi pasang surut air laut.

Saat bulan purnama dan bulan baru, akan terjadi air pasang yang sebabkan ombak besar daripada saat bulan memasuki siklus bulan sabit atau bulan separuh.

Dalam revolusi bulan yang berjalan selama 29 hari, diprediksi oleh ilmuwan NIWA bahwa ombak sangat besar bisa terjadi tiap kurang lebih 7 bulan sekali.

Baca Juga: 5 Bagian Tergeli Wanita yang Paling Sensitif Saat Disentuh Pasangan

Dinamakan 'ombak raja' atau 'king tides', ombak tersebut dapat sebabkan banjir saat cuaca cerah di wilayah yang memiliki ketinggian permukaan lebih rendah dari ketinggian permukaan air laut saat volumenya meningkat.

Miris, banjir rob seperti ini diprediksi ilmuwan akan terjadi lebih sering karena level permukaan air laut akan selalu meningkat.

Pemanasan global yang, realistis saja, sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, adalah penyebab utama meningkatnya air laut.

Scott jelaskan bahwa di Selandia Baru, dalam 1 abad ada peningkatan level air laut sebesar 20 centimeter yang membuat perubahan sangat besar.

Baca Juga: Sosok Ini Mulai Berani Tebar Ancaman Keras kepada Korea Selatan, 'Petunjuk' Dennis Rodman Tentang Kondisi Korea Utara yang Sebenarnya Makin Jadi Nyata

"Akan terjadi lebih banyak ombak besar dan badai yang terjadi lebih sering dan hal tersebut sebabkan banjir rob lebih sering terjadi.

"Lebih parah lagi, banjir tersebut akan semakin tinggi."

Selanjutnya, Scott dan Rob memprediksi dalam 30 tahun selanjutnya bisa terjadi peningkatan level air laut menjadi 25-35 centimeter.

Mengetahui hal tersebut, sudah saatnya kita bahu-membahu untuk membantu warga yang terkena dampak banjir rob ini.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu; Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin A Termasuk Sulit Hamil!

Rob mengatakan "banjir rob memiliki resiko yang sangat besar dibandingkan dengan erosi pantai."

Selama ini banjir rob juga jarang mendapat perhatian baik oleh pemerintah pusat.

Sangat tidak realistis dan akan sangat mahal dari aspek biaya untuk lindungi rumah-rumah dan infrastruktur di wilayah pantai yang terdampak oleh skenario tersebut.

Hal tersebut juga berdampak pada kehidupan sosial dan psikologis warga yang tinggal di sana.

Baca Juga: Manfaat Daun Salam untuk Kesehatan, Termasuk untuk Diet Langsing

Secara ekonomis, rumah di wilayah yang terkena banjir rob akan memiliki harga jual yang jauh lebih murah dibandingkan harga belinya.

Pasalnya, investasi yang terjadi akan selalu jatuh dilihat dari biaya perbaikan dan perlindungan rumah-rumah di sana.

Oleh sebab itu, diperlukan upaya bersama untuk mengubah lingkaran setan ini dan memberikan kehidupan lebih baik bagi para warga yang terdampak banjir rob.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait