Find Us On Social Media :

Jurnalis Ini Sebut ISIS Hanya Takut pada Israel, 'ISIS Yakin Bisa Kalahkan Amerika, Rusia, hingga Inggris, Tapi Pasukan Israel Benar-benar Berbahaya'

By Mentari DP, Kamis, 4 Juni 2020 | 13:00 WIB

Kelompok terorisme ISIS.

Intisari-Online.com - ISIS dikenal sebagai kelompok terorisme paling kejam di dunia.

Namun tahukah Anda bahwa ISIS hanya takut pada 1 negara?

Hal itu disampaikan oleh seorang jurnalis bernama Jurgen Todenhofer.

Di mana Jurgen Todenhofer yang menghabiskan waktu bersama para militan ISIS membuat pengakuan mengejutkan.

Baca Juga: Berhasil Rebut Hati Warga Indonesia, Drama Korea vs Drama India vs Drama Turki, Mana yang Paling Mirip dengan Drama Indonesia?

Meski digempur Rusia, Prancis, Inggris dan Amerika Serikat, ternyata ISIS hanya takut kepada Israel.

Kepada Jewish News, jurnalis yang tinggal di Suriah selama 10 hari pada 2014 ini mengatakan, "Mereka (ISIS) berpikir mereka bisa mengalahkan angkatan darat Amerika dan Inggris."

"Sebab, kata mereka, kedua negara tersebut tidak memiliki pengalaman menghadapi pemberontakan dalam kota dan strategi teroris," ujarnya, seperti dikutip dari tribunnews.com.

Baca Juga: Sekolah-sekolah di Indonesia Siap Kembali Dibuka, Ini 7 Gejala Virus Corona pada Anak-anak yang Wajib Diwaspadai Orangtua

Tapi, imbuh Todenhofer, para militan ISIS mengetahui bahwa Israel merupakan negara yang tangguh dalam menghadapi pemberontakan dan teroris.

"Mereka tidak takut dengan prajurit Inggris dan Amerika, mereka hanya takut dengan pasukan Israel."

"Mereka bilang ke saya bahwa pasukan Israel benar-benar berbahaya," terang Todenhofer.

 

Kekuatan militer Israel

Israel adalah negara kecil dengan populasi hanya 8,5 juta jiwa, tetapi sepenjang sejarahnya Israel telah melalui sejumlah konflik demi memastikan eksistensinya sebagai negara.

Sejarah yang keras dikombinasikan dengan teknologi serta kedekatan dengan negara-negara Barat yang kuat membuat Israel menjadi salah satu negara dengan militer paling tangguh di dunia.

Menurut Global Firepower, Israel memiliki sekitar 170.000 personel militer aktif dan 445.000 personel cadangan.

Wajib militer diterapkan untuk semua warga Israel berusia paling tidak 18 tahun, membuat negeri ini memiliki rakyat terlatih yang amat banyak dan bisa dikerahkan di saat perang.

Menurut Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), pada 2017 Israel menggelontorkan dana 16,5 miliar dolar AS untuk militernya.

Meski selisih anggaran pertahanan kedua negara tidak besar fakta bahwa Israel menganggarkan lebih banyak uang untuk militernya yang lebih kecil berimbas pada kualitas peralatan tempurnya.

Baca Juga: Para Siswa Mulai Bersekolah Kembali Hari Ini, Tapi Orangtua Malah Dapat Surat yang Sebut Ada Orang yang Terinfeksi Covid-19 di Sekolah Dasar

 

Israel memiliki lebih banyak tank yaitu 2.760 unit.

Tank Merkava buatan Israel dianggap sebagai salah satu tank terbaik di dunia dari sisi persenjataan dan pertahanan.

Di sisi pertahanan udara, Israel memiliki angkatan udara yang dinilai sebagai salah satu yang terbaik di dunia, baik dari sisi pelatihan maupun peralatannya.

Pilot-pilot Israel juga amat berpengalaman dengan misi reguler ke Suriah, Lebanon, Jalur Gaza, dan Semenanjung Sinai di Mesir.

Israel diperlengkapi lebih dari 250 pesawat tempur termasuk 50 buah jet canggih Lockheed Martin F-35, yang termasuk pesawat tempur generasi kelima di dunia.

Di sisi kekuatan maritim, kedua negara sama-sama tidak memiliki angkatan laut yang siginifikan.

Sementara Israel saat ini hanya memiliki lima kapal selam, tiga korvet, delapan kapal misil, dan 45 kapal patroli.

Meski selalu merahasiakanpersediaan senjata nuklirnya, Israel diyakini memiliki 75-400 hulu ledak nuklir.

Hulu ledak nuklir ini bisa ditembakkan dengan menggunakan misil balistik Jericho, diluncurkan dari kapal selam atau dari jet tempur.

(Ervan Hardoko)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Israel dan Iran Berperang, Militer Siapa yang Lebih Unggul?")

Baca Juga: Baru 3 Hari Sekolah Dibuka Kembali, Langsung Muncul 176 Kasus Positif Virus Corona, Pemerintah Negara Ini Pun Tutup Ratusan Sekolah Lagi Selama 2 Minggu ke Depan