Advertorial

Disebut Baik dalam Tangani Covid-19, Korea Selatan Malah Gagal Terapkan 'New Normal', Ada Lonjakan Kasus dan Buat Sekolah serta Tempat Umum Langsung Ditutup Kembali

Mentari DP

Penulis

Kehidupan 'New Normal' di Korea Selatan gagal. Sebab, terjadi lonjakan kasus virus corona baru di negara ini.
Kehidupan 'New Normal' di Korea Selatan gagal. Sebab, terjadi lonjakan kasus virus corona baru di negara ini.

Intisari-Online.com - Kata-kata 'New Normal' menjadi trending topic dalam beberapa hari terakhir.

Ini karena kita diminta untuk kembali menjalankan aktivitas seperti biasa, namunmasih dalam kondisi pandemivirus corona (Covid-19).

Beberapa negara pun terlihat sudah mulai melakukan 'New Normal'. Misalnya Korea Selatan.

Lalu bagaimana hasilnya?

Baca Juga: Awalnya Sempat Kerepotan, Kini Malaysia Laporkan Tidak Ada Kasus Kematian Akibat Covid-19 Selama 7 Hari Berturut-turut

Dilansir darieuronews.com pada Minggu (31/5/2020), kehidupan 'New Normal' di Korea Selatan gagal.

Sebab, terjadi lonjakan kasus virus corona baru di negara ini.

Padahal Korea Selatan disebut sebagai salah satu negara yang sukses menekan angka kasus virus corona.

Dibanding negara lain, Korea Selatan cepat dan tanggap menangani pasien dan merawat pasien.

Sejumlah fasilitas seperti rapid test drive-thru hingga cek kesehatan gratis menjadi nilai tambahan.

Baca Juga: Sebuah Desa Terpencil di Himalaya Ini Masih Lakukan Tradisi Istri Punya Banyak Suami, Bahkan Sudah Berjalan Seabad Lamanya, Begini Nasib Mereka

Oleh karenanya, pemerintah Korea Selatan berencana membuka kebijakan social distanding dan menerapkan 'New Normal'.

Dan hasilnya pada hari Kamis (28/5/2020), terjadi lonjakan kasus baru. Padahal selamalebih dari 50 hari hanya ada 0 sampai 2 kasus saja setiap hari.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengatakan 67 dari 79 kasus baru yang dilaporkan berasal dari daerah metropolitan Seoul, di mana sekitar setengah dari 51 juta orang Korea Selatan tinggal.

Oleh karenanya, saat ini ada11.344 kasus positif virus corona di Korea Selatan.

Dan dilaporkan 269 ​​orang telah meninggal.

Beberapa pembatasan diberlakukan kembali

Setelah ada lonjakan kasus pasca 'New Normal', pemerintah Korea Selatan langsung melakukan pertemuan darurat.

Hasilnya pemerintah memutuskan untuk kembali menutup fasilitas umum.

Seperti taman, museum, dan teater yang dikelola pemerintah di wilayah metropolitan selama dua minggu ke depan untuk memperlambat penyebaran virus.

Baca Juga: Ketika Kota di Indonesia Lainnya Alami Lonjakan Kasus Covid-19, di Tempat Ini Malah Catatkan 0 Kasus Selama Sepekan Lamanya

Tak hanya itu, pejabat setempat juga menyarankan agar sekolah kembali ditutup dan siswa kembali belajar via online.

"Dua minggu dari sekarang akan menjadi sangat penting dalam mengatasi infeksi," kata Menteri Kesehatan Park Neung Hoo.

Untuk para pekerja di daerah metropolitan, pejabat pemerintah juga meminta agar mereka tahu batasan.

Seperti menghindari kerumunan dan jika bisa tetap bekerja dari rumah. Untuk karyawan yang sakit tidak bekerja.

Klaster baru

Sebelum 'New Normal', nyatanya memang ada sejumlah klaster baru di Korea Selatan.

Seperti 82 kasus baru yang berkaitkandengan pekerja di sebuah gudang besar yang dioperasikan oleh raksasa e-commerce lokal Coupang.

Otoritas kesehatan pun berencana untuk melakukan rapid test kepada lebih dari 4.000 pekerja dan pengunjung ke gudang Kamis malam.

Ada juga klaster yang berasal dariklub malam dan tempat hiburan lainnya.

Ini terjadi pada awal Mei 2020 di mana sejumlah orang melanggar social distancing dan datang ke klub malam.

Baca Juga: Gara-garaTerlalu Deg Degan, Remaja 17 Tahun Ini Alami 3 Kali Koma dan DivonisTidak Boleh Jatuh Cinta Seumur Hidupnya,Memangnya Apa Penyakitnya?

Lokasinya di sebuah klub malam di distrik hiburan Itaewon, Seoul.

Dari klaster ini, dikabarkanKorea Selatan telah mengkonfirmasi lebih dari 250 kasus terkait.

Kembali menerapkan social distancing

DirekturPusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea,Jeong Eun Kyeong, mengatakan dia telah menyarankan untukmemberlakukan kembali pembatasan jarak sosial alias social distancing.

Jika tidak, maka petugas kesehatan akansemakin sulituntuk melacak transmisi di tengah meningkatnya aktivitas publik.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk melacak kontak dan menerapkan langkah-langkah pencegahan."

"Oleh karenaya, kami perlu adanya pembatasan sosial agar dapat memaksimalkan upaya itu," katanya.

Baca Juga: Dulu Jadi Kota dengan Desain Terbaik Bahkan Dapat Julukan 'Negeri 1001 Malam', Kini Kota Ini Hancur Lebur Karena Perang

Artikel Terkait