Penulis
Intisari-online.com -Venezuela mulai alami krisis sejak perebutan kekuasaan Nicolas Maduro dan Juan Guaido.
Mereka sama-sama mengincar posisi Presiden negara tersebut.
Perang politik mereka sampai libatkan dua kutub kekuasaan militer dunia.
Maduro didukung oleh Rusia, sedangan Guaido mendapatkan dukungan dari Amerika.
Tidak dipungkiri, perpecahan politik tersebut sangat berbau unjuk gigi Rusia dan Amerika.
Perang ideologi komunis melawan liberal yang tidak sudah-sudah, bagaikan kaset baru lagu lama.
Ketika Nicolas Maduro menang dan menjadi Presiden resmi Venezuela, Amerika dan Inggris sepakat untuk berhenti membantu negara tersebut.
Bahkan mereka berikan sanksi terkait produksi bahan bakar minyak Venezuela.
Sampai saat ini sulit untuk melihat Maduro dan lawannya Guaido agar akur dan tidak timbulkan krisis lebih gawat lagi.
Namun, baru-baru ini mereka justru menggabungkan kekuatan mereka.
Dilansir dari aljazeera.com, Maduro dan Guaido telah sepakat untuk bekerjasama tangani virus Corona di negaranya.
Perjanjian 1 lembar tersebut resmi ditandatangani pada 1 Juni lewat Menteri Kesehatan Carlos Alvarado, Dr Julio Castro yang memimpin komisi Majelis Nasional terkait virus Corona, dan Pan American Health Organization (PAHO), seperti dilaporkan Menteri Informasi Jorge Rodriguez.
Kesepakatan ini dicapai rupanya karena pemerintah di bawah Maduro kekurangan dana.
Sehingga partai mereka mulai mencari dana untuk menutup cara tangani virus Corona.
Kebutuhan mereka meliputi tingkatkan tes, keperluan APD bagi tenaga kesehatan dan membuat informasi kesehatan.
"Covid-19 tidak memandang jenis kelamin atau ras, atau partai politik," ujar Rodriguez dalam TV nasional Selasa malam.
"Sehingga ini adalah berita bagus, awal yang baru agar kita dapat bekerjasama melawan Covid-19."
Sementara tim komunikasi Guaido menyebutkan ada "rencana kerjasama teknis untuk tangani virus Corona" yang sudah ditandatangani.
Ia juga membuat cuitan di Twitter untuk mengabarkan hal tersebut.
Baca Juga: Covid Hari Ini 4 Juni 2020, Pemprov Jatim: Surabaya Masuk Zona Merah Tua, Bukan Hitam
Terjemahan dari cuitannya adalah 'setelah berbulan-bulan berjuang, kami (akhirnya) berhasil membuat PAHO menerima donasi yang disetujui oleh Komisi Nasional untuk tangani pandemi di Venezuela. Kebijakan kami berfokus kepada menyelamatkan nyawa, tangani kondisi darurat dan keluar dari kondisi diktator.'
Sementara ini, kedua belah pihak belum mengkonfirmasi detail rencana mereka.
Secara terpisah, Washington menerima kesepakatan tangani Corona tersebut.
"Ini adalah langkah penting, tapi hanya dengan merubah negara itu menjadi demokrasi yang akan selamatkan Venezuela dari bencana," tertulis dalam cuitan Twitter Kedutaan Besar Amerika di Venezuela.
Gedung Putih telah lakukan sanksi finansial di negara itu untuk menekan pemerintahan Maduro.
Kasus virus Corona di Venezulea dilaporkan telah mencapai angka 1.819.
Sementara angka kematian di negara tersebut sejumlah 18 kematian.
Namun organisasi internasional seperti Human Rights Watch yakin angka yang sebenarnya jauh lebih tinggi.
Pandemi menghantam Venezuela ketika negara tersebut sudah alami krisis ekonomi yang parah, inflasi yang sangat tinggi dan lumpuhnya jasa publik.
Venezuela adalah sumber minyak mentah terbesar di dunia.
Namun produksinya justru terjun bebas hampir bangkrut.
Kelumpuhan itu oleh ahli disebutkan karena kebijakan yang gagal, investasi yang kurang dan korupsi.
Baca Juga: Orangtua Tak Banyak yang Sadar, Memberi Anak Gadget Sama Saja dengan Memberinya Kokain
Kelumpuhan ekonomi Venezuela telah membuat rakyat Venezuela sejumlah 5 juta orang melarikan diri dari negaranya sejak 2015 silam.
Data itu berasal dari data PBB.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini