Advertorial

Bisa Sampai Rusak Organ Vital Pria Tanpa Masuki Sel di Dalam Organ, Inilah Bahaya Virus Corona yang Belum Diketahui Banyak Pria, Hati-hati Bisa Sebabkan Kemandulan!

May N

Penulis

tidak hanya sebabkan pneumonia, gagal organ dan penyakit infeksi jantung, virus Corona bisa dengan mudah sebabkan pria mandul
tidak hanya sebabkan pneumonia, gagal organ dan penyakit infeksi jantung, virus Corona bisa dengan mudah sebabkan pria mandul

Intisari-online.com -Tidak hanya sebabkan penyakit mirip pneumonia, virus Corona juga bisa sebabkan penyakit horor lainnya.

Melansir South China Morning Post, analisis dari sampel pasien di Wuhan tunjukkan virus juga bisa merusak organ vital pria.

Kerusakan tersebut bahkan bisa sampai sebabkan pria mandul.

Paling parah, kerusakan tersebut terjadi oleh virus tanpa virus bisa masuki sel di dalam organ.

Baca Juga: Orangtua Tak Banyak yang Sadar, Memberi Anak Gadget Sama Saja dengan Memberinya Kokain

Lalu jika begitu, dari mana virus dapat merusak organ kemaluan pria?

Menurut penelitian gabungan dari peneliti China dan Amerika, virus Corona bisa rusak buah zakar tanpa harus menginfeksi testikel tersebut.

Corona baru dapat membesar dan menyerang sel pabrik sperma di tubuh pria, sebabkan buah zakar membengkak.

Kemungkinan besar hal tersebut terjadi ketika virus Corona jenis baru terikat kepada enzim yang ada di permukaan sel.

Baca Juga: Telapak Tangan Anda Selalu Basah Karena Berkeringat? Bukan Lemah Jantung, Tetapi Ini Penyebabnya

Namun, menariknya, peneliti tidak temukan gen virus di dalam cairan semen dan jaringan buah zakar dari sampel pasien.

Hal tersebut membuat peneliti berpikir jika infeksi itu tidak menular lewat hubungan seksual.

"Donasi sperma atau rencana impregnasi dapat dipertimbangkan selama pemulihan pasien Covid-19," demikian kesimpulan peneliti dalam jurnal peer-reviewed yang dipublikasikan di Erupian Urology Focus pada Minggu (31/5/2020).

Sudah ada debat dari dampak potensial virus terhadap kesuburan pria sejak virus itu pertama kali dilaporkan di Wuhan tahun lalu.

Baca Juga: Benarkah Anak Kedua Lebih Sulit Diatur Dibandingkan Anak Pertama?

Beberapa peneliti telah mendeteksi ketidaknormalan produksi hormon pria.

Namun di dalam penelitian lain tidak ada jekak virus ditemukan di sampel sperma pasien.

Menurut penelitian awal di China, ada 1 dari tiap 5 orang laporkan "rasa tidak nyaman di buah zakar" setelah terinfeksi virus.

Sementara di Amerika, ada kasus pria berumur 42 tahun yang masuk IGD karena "rasa sakit berulang-ulang berasal dari pangkal paha" dan kemudian ternyata positif Covid-19.

Baca Juga: Waspadai, Ada Bahaya Tersembunyi Saat Anda Minum Air dari Dispenser

Kasus ini sudah dibahas di American Journal of Emergency Medicine.

Dalam penelitian terbaru, sampel 11 pasien yang meninggal karena Covid-19 di Wuhan dianalisis oleh tim yang dipimpin oleh Ming Zhou.

Ming Zhou adalah profesor di Tufts Medical Centre di Boston.

Penelitian juga dibantu oleh Dr Nie Xiu dari Huazhong University of Science and Technology di Wuhan.

Baca Juga: Dari Penghisap Darah Hingga Kelabang Raksasa Sepanjang 3 Meter yang Menyeret Rusa, Ini Dia 5 Monster Misterius yang Pernah Ditemui Manusia Sepanjang Sejarah

Mereka menguji gen virus di jaringan terlibat dalam produksi sperma dan testosteron.

Ternyata, beberapa sampel juga telah rusak oleh virus Corona.

Namun hanya 1 sampel yang tunjukkan jejak virus, yaitu dari pasien dengan jumlah virus yang sangat tinggi di dalam tubuhnya.

Hasil tersebut lebih mengarah karena virus "ada di darah daripada di jaringan buah zakar," seperti tertulis dalam jurnal mereka.

Baca Juga: TikTok Punya Saingan Baru Bernama Zynn, Penggunanya Bisa Dibayar Rp 1,5 Juta

Namun, secara akurat lebih dari 80% sampel tunjukkan kerusakan signifikan di tubulus seminiferous.

Tubulus seminiferous adalah bagian dari buah zakar tempat sperma dibuat.

Sel yang ada dalam tubulus seminiferous berubah menjadi berbentuk seperti "balon" dan menjadi jauh lebih besar daripada sel yang sehat.

Beberapa juga rusak sehingga ada indikasi produksi sperma juga terdampak.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini 4 Juni 2020, Lakukan Latihan Aerobik

Mereka masih belum paham bagaimana virus bisa ada di tempat tersebut tanpa masuk ke dalam sel buah zakar.

Tetapi perlu diingat, di dalam buah zakar terdapat enzim bernama ACE2.

Enzim itu dapat dengan mudah berikatan dengan virus Corona dengan protein pengikat di virus.

"Kami berspekulasi jika protein membran virus, seperti protein pengikat, berperan penting dalam kerusakan buah zakar ini," demikian tertulis di jurnal tersebut.

Baca Juga: Covid Hari Ini 3 Juni 2020: 6,46 Juta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona, 6 Negara Catatkan Jumlah Kematian Lebih dari 25.000

Zhang Shuye, investigator dari Shanghai Public Health Clinical Centre di Universitas Fudan, yang tidak dilibatkan dalam studi ini, mengatakan ada kemungkinan itu tetapi "belum ada bukti langsung" untuk teori tersebut.

Pasalnya, memang belum ada bukti teori virus dapat merusak tanpa benar-benar masuk ke dalam sel.

Ia gunakan enzim ACE2, yang berperan penting dalam mengatur tekanan darah sebagai contoh hal ini bisa terjadi.

"Sejumlah besar rantai virus dapat terikat kepada ACE2 dan mempengaruhi fungsi normalnya.

Baca Juga: Lolos dari Razia Polisi, Rupanya Pedagang Miras Ini Punya 'Trik Rahasia' di Bawah Tempat Tidurnya

"Hal ini dapat membuat kerusakan dari beberapa tipe sel yang bergantung dengan enzim tersebut," ujar Zhang.

Kerusakan yang ada di sampel penelitia juga bisa disebabkan dari kegagalan sistem imun, tambahnya.

Beberapa pasien Covid-19 yang kritis menderita berbagai kegagalan orang.

Studi sebelumnya tunjukkan hal itu bisa karena reaksi berlebih sistem imun yang justru bersifat merusak bagi organ-organ dalam tubuh.

Baca Juga: 12 Bagian Tergeli Wanita yang Wajib Disentuh Saat di Tempat Tidur

Berdasar penemuan mereka, tim Zhou menyimpulka bahwa "penelitian juga harus diarahkan untuk temukan upaya mitigasi risiko kerusakan sistem organ kemaluan pria selama 'perang' dengan penyakit Covid-19".

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait