Penulis
Intisari-Online.com - Amerika Serikat akhir-akhir ini bukan hanya disibukkan dengan penanganan virus corona saja.
Selain pandemi, kehebohan juga terjadi karena tewasnya seorang warga kulit hitam oleh seorang polisi, yang mana videonya beredar luas dan menjadi viral.
Menyusul peristiwa memilukan itu, warga AS pun melakukan unjuk rasa yang semakin hari semakin besar menyebar ke berbagai kota.
Aksi unjuk rasa besar-besaran terjadi di Amerika Serikat (AS) akibat kasus kematian pria kulit hitam, George Floyd, pada Senin (25/5/2020).
Floyd tewas usai dibekuk polisi, lalu lehernya ditindih lutut polisi Derek Chauvin saat ia tiarap dan tidak membawa senjata.
Pria setinggi 2 meter itu sempat merintih tidak bisa bernapas dan semua badannya sakit, tetapi polisi mengacuhkannya.
Ia akhirnya tewas usai hampir 9 menit lehernya ditindih Chauvin.
Floyd diamankan polisi lantaran diduga memakai uang palsu saat membeli rokok di toko kelontong.
Di tengah aksi unjuk rasa yang meluas di Amerika Serikat (AS) buntut dari pembunuhan George Floyd itu, seorang perusuh tertangkap kamera beraksi di Philadelphia.
Dalam foto yang juga dimuat di media The Inquirer itu, pria tersebut memakai topi berwarna putih dan celana pendek hitam. Ia terlihat sedang memegang benda untuk merusak properti.
Namun yang menjadi perhatian warganet bukanlah aksi dari pria tersebut, melainkan tato peta Indonesia yang ada di lengan kanan pria tersebut.
Sejumlah warganet menyebut pria tersebut merupakan orang Indonesia.
Setelah foto tersebut viral dan menuai kontroversi, pria yang ada dalam foto tersebut memberikan klarifikasi melalui akun Facebook dan Instagram.
Nama akun tersebut adalah Rainey Arthur Backues.
"Anda mungkin mengenali saya dari beberapa foto yang beredar di media sosial dalam beberapa jam terakhir. Jika Anda mengenal saya secara pribadi, Anda akan tahu bahwa apa yang diwakili di sana sangat berbeda dengan saya," tulis akun tersebut pada Senin (1/6/2020).
Ia mengaku pergi naik sepeda melalui Center City sebelum ikut protes.
Awalnya, ia mengunggah foto tersebut untuk mendokumentasikan bagi orang-orang yang tidak ke luar rumah.
"Ini membantu menjelaskan mengapa saya tidak menutupi identitas saya di foto," tambahnya.
Kemudian, ia mulai merasakan kemarahan atas kematian George Floyd.
Bahkan ia merasa sakit hati atas ketidakadilan yang kerap ditujukan kepada orang kulit berwarna, termasuk dirinya sendiri.
"Namun, saya sekarang menyesal bahwa kemarahan dan dorongan saya yang dibenarkan untuk tidak tinggal diam terlalu cepat berubah menjadi gerakan untuk menghancurkan properti," tegasnya.
Selain mengakui kejadian dalam foto tersebut, ia juga meminta maaf kepada gerakan Black Lives Matter serta komunitas masyarakat Indonesia yang berada di Philadelphia.
Ia juga memberikan keterangan soal tato pulau Indonesia yang dipertanyakan warganet.
"Karena salah satu tato saya menunjukkan pulau-pulau Indonesia (saya adalah warga negara AS yang dinaturalisasi, tetapi saya lahir di Pulau Jawa)," ujarnya.
Ia juga mengatakan tak menjarah dan tak membawa pulang barang seperti sneakers yang dituduhkan warganet.
Ia menambahkan, jalanan yang tertangkap kamera dalam fotonya sudah dipenuhi dengan pakaian dan sepatu.
"Sekali lagi, saya meminta maaf kepada semua komunitas yang telah terkena dampak negatif dan dipermalukan. Saya bersedia bertanggung jawab penuh atas tindakan saya. Saya telah belajar banyak dari kejadian ini," tegasnya.
Terkait dengan foto tersebut, Plt Jubir Kemlu Teuku Faizasyah mengatakan pria tersebut bukan WNI melainkan warga negara Amerika Serikat.
"Dari informasi yang dihimpun, yang bersangkutan warga negara AS," ujar Teuku Faizasyah saat dimintai konfirmasi, Senin (1/6/2020).(tribun network/lrs/dod)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengakuan Pria Bertato Peta Indonesia yang Ikut Kerusuhan: Saya Warga Negara AS yang Dinaturalisasi