Find Us On Social Media :

Diiringi Ratusan Prajurit dan 75 Serdadu Kompeni, Beginilah Polah 'Sadis' Raja-raja Mataram saat Meminta Berkah dari Nyai Roro Kidul: 'Orang Dapat Memburu Mereka Tanpa Takut'

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 30 Mei 2020 | 13:16 WIB

Pangeran Adipati Ario Mangkoe Negoro IV

Kedua, karena raja-raja Mataram mempunyai kebiasaan untuk menyepi dan bersemadi di gua-gua yang ada di pantai Selatan, guna meminta berkah dari Nyai Roro Kidul sebagai Penguasa Laut Selatan, agar dapat memimpin kerajaannya dengan baik.

Selama mereka bersemadi itulah kadang-kadang diadakan acara selingan berburu sebagai rekreasi. Waktu ibukota Mataram dipindah ke Kartosuro dan kemudian ke Surakarta, Krapyak-krapyak tadi tetap dipelihara meskipun jaraknya amat jauh untuk ukuran waktu itu.

Hal ini disebabkan karena kebiasaan untuk bersemadi tadi  masih tetap dilakukan. Selain itu hal yang biasa dilakukan oleh raja Hayam Wuruk pada jaman Majapahit untuk berziarah ke tempat-tempat keramat dan ke makam leluhur dinasti, masih dijalankan juga oleh raja-raja Mataram pada zaman Kartosuro dan Surakarta.

Krapyak Pring Amba, misalnya, terletak di kaki bukit Girilaya dan di bukit ini dimakamkan salah seorang isteri Amangkurat I dan Sunan Geseng salah seorang di antara Walisongo. Sedangkan muara sungai Opak kecuali dekat pantai Selatan, juga tidak begitu jauh letaknya dari Imogiri, yaitu kompleks makam keluarga kerajaan Mataram dimulai dari Sultan Agung.

Baca Juga: Diyakini Sebagai Salah Satu Negara dengan Kekuatan Militer Terbaik, Siapa Sangka Justru Dokumen Rahasia Ini Ungkap Hal Sebaliknya, 'Militer Israel Tidak Siap untuk Berperang'

Pada waktu acara ziarah ke makam leluhur dinasti itulah sering diseling dengan acara berburu di dalam Krapyak. Berita tertua tentang perburuan semacam itu kita peroleh dari E. Rijkloff van Goens, duta VOC yang beberapa kali mengunjungi ibukota Mataram pada abad ke-XVII.

Pada tahun 1652 Van Goens pernah mengikuti acara berburu yang diadakan oleh Amangkurat I di sekitar muara sungai Opak. la melukiskan tempat itu sebagai "… padang perburuan yang luasnya tak terkira dan dikelilingi pagar dari balok kayu jati. Di dalamnya terdapat ribuan rusa, kerbau liar, banteng, kuda liar serta hewan lainnya dimana orang dapat memburu mereka tanpa takut diterkam harimau atau digigit ular… "

Jadi jelaslah apa perbedaan antara Krapyak dengan hutan biasa. Di dalam Krapyak keadaannya dijaga sedemikian rupa agar supaya binatang-binatang buas seperti harimau tidak dapat masuk ke dalamnya demi menjaga kenikmatan para pemburu.

Perjalanan Amangkurat IV

Baca Juga: 'Perang' Melawan Virus Corona Sebabkan Nyawa 80 Juta Anak di Dunia Terancam, Ini Kata WHO