Find Us On Social Media :

Diiringi Ratusan Prajurit dan 75 Serdadu Kompeni, Beginilah Polah 'Sadis' Raja-raja Mataram saat Meminta Berkah dari Nyai Roro Kidul: 'Orang Dapat Memburu Mereka Tanpa Takut'

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 30 Mei 2020 | 13:16 WIB

Pangeran Adipati Ario Mangkoe Negoro IV

Intisari-Online.com – Bila kita sekarang berkendaraan mobil dari Yogyakarta menuju ke Solo, maka sebelum tiba di kota Kartosuro dimana jalan kita akan bertemu dengan jalan raya Semarang-Solo, di kanan jalan akan kita lihat sebuah Kesatrian RPKAD (sekarang Kopassus) yang dikelilingi lapangan amat luas.

Tempat ini dikenal dengan nama "Kandang Menjangan" yang dahulunya merupakan semacam hutan suaka yang dikelilingi pagar dari balok-balok kayu jati milik Kasunanan Surakarta.

Ke dalam hutan yang merupakan "kandang" amat luas ini dilepaskan berbagai macam hewan buruan yang ditangkap dari hutan atas perintah Sunan.

Hewan itu dibiarkan bebas berkeliaran dan berkembang biak. Pada waktu-waktu  tertentu Sunan menyelenggarakan acara berburu di tempat tersebut sebagai salah satu rekreasi kaum bangsawan.

Baca juga: Saking Canggihnya, Presiden Rusia Vladimir Putin Sebut Tank Armata Bisa Digunakan Bertempur di Planet Mars

Tempat semacam ini dalam bahasa Jawa disebut "Krapyak".

Dalam sejarah kita mengenal tokoh Sunan Anyokrowati yang memerintah Mataram tahun 1601-1613 meriggantikan Panembahan Senopati pendiri Mataram dan ayah Sultan Agung.

la dikenal juga dengan nama Sunan Sedo Krapyak, yang artinya "Raja yang meninggal di Krapyak".

Menurut cerita, raja ini sedang berburu banteng di dalam Krapyak.

Ia menanti hewan buruannya di atas sebuah bangunan tinggi yang khusus dibuat untuk tujuan tersebut.

Baca Juga: Terbesar dan Paling Mematikan di Dunia, Inilah 'Schwerer Gustav' Senjata Nazi Seberat 1.350 Ton yang Ampuh Luluh Lantakan Dinding Beton