Alasan di Balik Ratusan Tenaga Medis yang Dipecat dari Rumah Sakit di Tengah Pandemi Corona: 'Kita Kan Lagi Perang Menghadapi Covid-19'

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Kebutuhan tenaga medis kini kian penting di tengah wabah corona. Tetapi ratusan tenaga medis ini harus merasakan pahitnya dipecat dari rumah sakit.

Intisari-Online.com - Kebutuhan tenaga medis kini kian penting di tengah wabah corona.

Tetapi ratusan tenaga medis ini harus merasakan pahitnya dipecat dari rumah sakit.

Terungkap alasan dari pemecatan ratusan tenaga medis tersebut.

Sebanyak 109 orang tenaga honor kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan dipecat.

Baca Juga: Baru Lahir Dua Hari, Bayi di Negara yang Dikabarkan Masih 'Bersih' Corona Ini Meninggal Dunia Setelah Lahir Dengan Kondisi Mengenaskan

Ratusan tenaga medis dipecat ini karena dianggap mangkir dari tugas.

Bahkan beredar di dunia maya, Surat Keputusan Bupati Ogan Ilir Nomor 191/KEP/RSUD/2020, tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Tenaga Honorer Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir.

Surat yang ditandatangani langsung oleh Bupati Ilyas Panji Alam itu menuliskan, para tenaga honorer tersebut telah meninggalkan tugas selama lima hari berturut-turut saat negara membutuhkan tenaga mereka guna menghadapi wabah Covid-19, di Ogan Ilir.

Direktur RSUD Ogan Ilir, dr. Roretta Arta Guna Riama membenarkan adanya pemecatan tersebut.

Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Seluruh PNS Indonesia, Gaji ke-13 Lebih Besar dari THR dan Kepastian Pencairannya Akan Dibahas di Bulan ini

Ia mengatakan, pemecatan mereka lantaran tidak pernah masuk bertugas.

"Tidak masuk kerja, dari hari Jumat (15 Mei 2020) sampai Selasa. Padahal sudah sempat kita beri surat panggilan," ujarnya saat dikonfirmasi via telfon seluler, Kamis (21/5/2020).

Ia menampik jika pemecatan tersebut lantaran adanya ribut-ribut mereka soal hak-hak yang dinilai tak dipenuhi oleh Manajemen RSUD Ogan Ilir.

Sebab, pihaknya menilai jika hak mereka tersebut sedianya telah dipenuhi saat mereka bertugas.

Baca Juga: Waspadalah, BMKG Mendeteksi Adanya Tanda Peristiwa Alam yang Berdampak pada Cuaca Ekstrem, 6 Wilayah Ini Diminta Waspada Angin Kencang hingga Banjir Bandang

"Yang dituntut mereka kan tidak ada, sudah ada semua. Mereka itu tidak mau melayani pasien Covid-19. Jadi mereka beralaskan tidak ada APD, tidak ada rumah singgah, padahal ada semua itu," ungkapnya.

Karena itu, dirinya menyayangkan kejadian tersebut.

Apalagi di tengah kondisi Wabah Covid-19 ini, tentu membutuhkan perhatian ekstra dari petugas kesehatan.

"Kita kan lagi perang, menghadapi Covid-19 ini. Malah tidak masuk kerja, gimana.

Baca Juga: Misteri 'Black Goo' Cairan HItam yang Melapisi Mumi 'Elit' Mesir Kuno Terungkap, Terbuat dari Beragam Bahan, Tujuan Pemakaiannya Berkaitan dengan Kepercayaan akan Dewa

Ya menyalahi aturan lah, tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab," ucapnya.

Sempat mengeluhkan fasilitas rumah sakit

Sebelumnya, para tenaga kesehatan tersebut mengeluhkan fasilitas yang diberikan kepada mereka.

Mulai dari SK Tugas yang tidak jelas, insentif, APD yang dianggap tidak layak sampai ke rumah singgah.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Laptop untuk Belajar dan Bekerja, Pemula Wajib Tahu Nih!

Roretta mengaku, semua itu sudah dipenuhi oleh manajemen.

Namun karena mereka masih mangkir alias tidak bertugas, maka mereka pun dipecat.

"Bukan keputusan saya, jangan salah karena SK mereka SK bupati."

"Jadi yang berhak memecat ya Bupati, bukan saya. Kalau SK saya beda lah, ini SK Bupati," tegasnya.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Laptop untuk Belajar dan Bekerja, Pemula Wajib Tahu Nih!

Meskipun akhirnya kejadian tersebut tenaga kesehatan di RSUD Ogan Ilir berkurang, namun mereka belum mempertimbangkan adanya perekrutan tenaga kesehatan baru.

Pihaknya menilai, jumlah tenaga kesehatan RSUD Ogan Ilir saat ini masih mencukupi untuk menangani pasien.

"Sementara lihat kondisi dulu, mana yang jadi prioritas. Karena kita masih punya honor banyak.

PNS kita kinerjanya bagus. TKS kami banyak, malah overload. Jumlah seluruhnya hampir 400-an," ungkapnya.

Baca Juga: Diklaim sebagai 'Zona HIjau', Pemkot Bekasi Percaya Diri Izinkan 38 Kelurahannya Gelar Shalat Idul Fitri, Epidemiolog Beri Peringatan!

Ia pun juga mengaku jika siap dievaluasi.

Sebab, ia ditugaskan oleh Bupati Ogan Ilir untuk menangani RSUD Ogan Ilir.

"Yang boleh mengevaluasi kami Bupati, karena kita di bawah Bupati. Kami siap kok dievaluasi. Kinerja kami tau kan bapak bupati," jelasnya.

Artikel ini pernah tayang di Fame.grid.id dengan judul "Kabar Buruk Menjelang Lebaran, Ratusan Tenaga Medis Dipecat dari Rumah Sakit di Tengah Pandemi Corona"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait