Penulis
Intisari-online.com - Sebuah kasus tak terduga terjadi dialami oleh seorang wanita asal Guayaquil Ekuador.
Dinyatakan meninggal karena Covid-19 kemudian dikremasi, wanita ini ditemukan hidup kembali hingga membuat keluarganya terkejut.
Menurut New York Post, dilaporkan pada27 Maret wanita bernama Alba Maruri (74) dinyatakan meninggal dunia dan kemudian dokter mengumumkan dia akan dikremasi.
Sebelumnya Alba dilarikan ke rumah sakit di Guayaquil Ekuador pada Maret, setelah menunjukkan gejala epidemi Covid-19.
Dia mengalami demam tinggi dan sesak napas, lapor surat kabar El Comercio.
Para dokter mengatakan bahwa Alba dinyatakan meninggal dunia pada 27 Maret, dan memungkinkan mayatnya akan dikremasi.
Sementara itu, keluarganya juga sudah menerima jenazahnya, namun karena protokol kesehatan mereka hanya bisa memandangnya dari jarak 1,5 meter.
Setelah itu dikatakan bahwa jenazah Alba akan dikremasi.
James Morla, cucu Alba mengatakan, "Saya takut melihat wajah nenek saya, jadi kami hanya bisa melihatnya dari jarak 1,5 meter, saya memperhatikan jenazah nenek saya memang adalah dirinya."
Namun, beberapa minggu kemudian hal tak terduga terjadi, di mana Alba yang seharusnya sudah meninggal dan dikremasi medadak ditemukan hidup kembali.
Pada 23 April hampir sebulan setelah Alba dinyatakan meninggal, secara tak sadar terbangun dari koma.
Kemudian, Alba meminta untuk bertemu dengan keluarganya.
Menurut Reuters pada 24 April, melaporkan rumah sakit secara keliru telah salah mengidentifikasi Alba, karena dia dalam kondisi koma.
Sementara Jenazah orang yang sudah dikremasi ternyata bukanlah Alba.
Hasilnya, kebenaran baru terkuak setelah Alba terbangun dari koma dan mengatakan tentang keluarganya.
"Seorang dokter psikolog dan pekerja sosial turun dari ambulans, mengatakan meminta maaf pada kami dan mengatakan Alba masih hidup," katanya.
"Kami sangat terkejut, itu terlalu mendadak, bagaimana orang yang sudah dikremasi dinyatakan masih hidup," kata Aura Mauri, adik Alba.
Alba diketahui memiliki Covid-19, namun diagnosisnya belum sepenuhnya benar, karena dia masih menjalani pengujian.
Setelah mendengar kabar tersebut, keluarga Alba bingung apa yang harus mereka lakukan dengan abu kremasi dengan tubuh orang yang salah.
"Aku tidak bisa tidur setelah mendengar semua, ini adalah kesalahan rumah sakit," kata Aura.
Insiden rumah sakit di pusat Epidemi menunjukkan kesulitan yang dihadapi Ekuador, ketika pandemi ini membanjiri sistem kesehatan.
Sementara pekerja sanitasi mengumpulkan dan mengidentifikasi mayat yang terus bertambah.
Ekuador sendiri merupakan salah satu negara di Benua Amerika yang memiliki dampak cukup parah akibat Covid-19.
Dikatakan jenazah yang belum terurus sebagian dikembali ke keluarganya, dan perlu menunggu hingga beberapa hari untuk diurus petugas.