Find Us On Social Media :

Ingin Dibuka Kembali, Langsung Ada 2 Kasus Positif Covid-19 di SD, Orangtua: Anak Saya Tidak Akan Kembali ke Sekolah Jika Masih Ada Ratusan Orang yang Meninggal Setiap Harinya!

By Mentari DP, Minggu, 17 Mei 2020 | 11:40 WIB

Ilustrasi siswa belajar di sekolah.

Intisari-Online.com - Sama seperti negara lain, Inggris juga telah menutup sekolah.

Mereka juga mengumumkan bahwa seluruh siswa wajib belajar di rumah selama pandemi virus corona (Covid-19).

Kira-kira penutupan sekolah ini sudah dilakukan pada Maret 2020.

Namun baru-baru ini, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dilaporkan membuka kembali sekolah dan mengizinkan siswa kembali belajar di sekolah.

Baca Juga: Alami Ruam di Sekujur Tubuhnya, Bayi 8 Bulan Ini Meninggal Karena Penyakit Kawasaki, Dokter Duga Juga Terkait Virus Corona

Rencananya ini akan terjadi pada 1 Juni 2020 mendatang.

Dan setelah pengumuman ini, dilaporkan dua kasus positif virus corona dikonfimasi dari sebuah sekolah dasar.

Akhirnya sekolah tersebut ditutup kembali untuk dibersihkan menggunakan disinfektan.

Kejadian ini terjadi di Sekolah Dasar Springfield di Derby, Inggris seperti dilansir dari Mirror.co.uk pada Minggu (17/5/2020).

Baca Juga: Ada Harapan, Para Dokter Sebut Obat Pengencer Darah Bisa Selamatkan Pasien Virus Corona, 'Walau Berbahaya, Tidak Ada Salahnya Dicoba'

Kini, sekolah tengah melakukan tracking kepada guru dan murid-murid lainnya yang mungkin melakukan kontak dengan pasien positif virus corona.

Pemerintah setempat pun langsung meminta siapa pun yang berada di sekolah dengan mereka harus mengisolasi diri;

Selain itu, pemerintah setempat juga mengatakan bahwa pihak sekolah sangat sulit melakukan social distancing seperti saran pemerintah jika sekolah benar-benar dibuka kembali.Sulit untuk membiarkan 15 siswa di dalam kelas untuk memastikan jarak aman.

"Dua kasus ini menekankan kasus virus corona bisa sangat cepat menyebar di lingkungan sekolah," kata David Blackwell, kepala Odyssey Collaborative Trust.

Selain itu, sekolah juga membutuhkan lebih banyak guru untuk memperhatikan siswa.

Tambahan, akomodasi juga bisa jadi masalah."Transportasi juga akan menjadi faktor penting."

"Karena banyak dari mereka biasanya datang ke sekolah dengan transportasi umum," ucap Blackwell.

Sementara itu sejumlah orangtua mengaku tidak mengizinkan anaknya kembali sekolah.

Terutama ketika kasus virus corona tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Baca Juga: 'Lelah' dengan Lockdown, Warga Amerika Berduyun-duyun ke Bar dan Pantai, Padahal Negara Ini Punya Kasus Positif dan Kasus Kematian Covid-19 Terbanyak di Dunia

 

Jika pemerintah tetap meminta siswa kembali ke sekolah, maka para orangtua akan melakukan boikot.

Lois Smith (33), seorang ibu yang memiliki 4 orang anak yang semuanya masih sekolah sudah mengatakan tidak akan mengizinkan anak-anaknya kembali ke sekolah.

"Anak-anak saya tidak akan pergi ke sekoah. Setidaknya sampai kondisi aman," kata Lois Smith.

"Mereka tidak akan kembali ketika masih ada ratusan orang meninggal setiap hari."

"Ini adalah tugas saya sebagai orangtua untuk melindungi anak-anak mereka. Aku bahkan tidak peduli jika aku didenda."

"Dan semua orangtua lainnya setuju dengan saya."

Lois menambahkan bahwa tidak mungkin bisa memberitahu anak usia di bawah 10 tahun untuk melakukan social distancing.

"Perhatian utama saya adalah bagaimana bisa mengatakan pada anak berusia empat dan enam tahun untuk jarak sosial? Itu tidak mungkin," tutup Lois.

Sementara itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta berencana memulai kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021.

Tepatnya pada 13 Juli 2020.

Baca Juga: Waspada, Makan Sayur Bayam dan Tempe Goreng Secara Bersamaan Beresiko Timbulkan Penyakit Berbahaya Ini