Penulis
Intisari-Online.com - Kini tengah banyak kematian yang didiagnosis terjadi kibat Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah menyebar ke ratusan negara dan menginfeksi jutaan orang.
Ratusan ribu manusia di dunia telah tercatat meninggal karena virus ini.
Namun, seorang ayah sekaligus pesepakbola di Turki ini telah mengelabui dokter dan tenaga medis.
Kematian putranya dikaitkan dengan infeksi virus corona, namun yang terungkap selanjutnya sungguh mengejutkan.
Melansir Mirror.co.uk (15/5/2020), Cevher Toktas, seorang pesepakbola yang bermain di Liga Super Turki antara tahun 2007 dan 2009, mengejutkan polisi dengan pengakuannya tentang kematian sang putra 11 hari setelah ia meninggal.
Pria berusia 32 tahun ini awalnya membawa putranya yang berusia 5 tahun ke Rumah Sakit Anak Dortcelik di Kota Bursa pada 23 April karena anak itu mengalami kesulitan bernapas dan demam tinggi.
Khawatir bahwa anak dan ayah tersebut terinfeksi virus corona, maka dokter menempatkan mereka untuk karantina.
Toktas pun mengatakan kepada petugas medis hari itu bahwa Kasim, putranya, sulit bernapas.
Kemudian bocah itu dibawa ke perawatan intensif, namun meninggal beberapa saat kemudian.
Dokter pun mengaitkan kematian anak tersebut dengan Covid-19.
Namun, 11 hari setelah kematian Kasim, sang ayah pergi ke kantor polisi setempat dan menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi.
Toktas mengakui bahwa ia telah membekap Kasim yang tak lain anaknya sendiri, lapor Kantor Berita Demiroren.
"Saya menekan bantal pada anak saya yang sedang berbaring telentang. Selama 15 menit, saya menekan bantal tanpa mengangkatnya," ungkap pesepakbola ini dalam sebuah pernyataan resmi yang diungkapkan Kantor Kejaksaan Bursa.
"Anak saya berjuang selama waktu itu. Setelah dia berhenti bergerak, saya mengangkat bantal. Kemudian saya berteriak kepada dokter untuk membantu menarik kecurigaan dari saya," sambung Toktas menjelaskan kekejiannya.
Rupanya Toktas sengaja berteriak kepada dokter untuk mengelabuinya, sehingga membantu ayah keji ini untuk tidak dicurigai.
Pengakuan mengejutkan lain pun diungkapkan oleh Toktas.
Ia mengaku tidak mencintai putra bungsunya bocah tak berdosa itu dilahirkan.
“Saya tidak pernah mencintai putra bungsu saya setelah dia lahir. Saya tidak tahu mengapa saya tidak mencintainya.
"Satu-satunya alasan mengapa saya membunuhnya hari itu adalah karena saya tidak menyukainya. Saya tidak memiliki masalah mental," katanya.