Penulis
Intisari-online.com - Seperti kita ketahui saat ini China menjaga ketat Laut China Selatan dan mengecam siapapun yang berani memasukinya.
Sebelumnya, China mengecam protes nelayan Vietnam di Laut China Selatan dan mengeluarkan larangan untuk memasuki kawasan yang disengketakan itu.
Bahkan, China tak segan mengirim kapal angkatan laut mereka untuk menjaga kawasan tersebut.
Seperti dilansir dari Daily Express pada Senin (11/5/2020), Vietnam tidak berhak untuk menolak larangan yang dikeluarkan oleh Tiongkok tersebut.
Bahkan, mereka tidak akan diizinkan kembali higga pertengahan Agustus.
Kementerian Luar Negeri Vietnam pun mengencam larangan itu, dan mengatakan China seharusnya tidak memperumit situasi di Laut China Selatan.
Pada Senin (11/5), Zhao Lijian juru bicara Kementerian Luar Negeri China, menegaskan tak ada yang berhak atas larangan itu.
Vietnammarah, karena bahwa beberapa minggu lalu negara itu mengklaim salah satu kapalnya ditabrak oleh kapal maritim China.
Baca Juga: Mengenang 22 Tahun Tragedi Trisakti, Sebenarnya Apa yang Terjadi pada 12 Mei 1998?
Sementara itu, Laut China Selatan masih menjadi kawasan yang disengketakan oleh banyak negara di kawasan Asia Tenggara.
Bagi Vietnam kawasan itu disebut sebagai Laut Timur.
Kedua negara China dan Vietnam telah terlibat perselisihan itu selama bertahun-tahun.
Namun, China ngotot mengklaim kawasan itu adalah miliknya, hingga mengirim pasukan militer untuk menjaga kawasan tersebut.
Memangnya apa yang ada di balik Laut China Selatan, hingga China ngotot ingin memilikinya.
Menurut beberapa sumber, ternyata ada kekayaan menggiurkan berada di lautan tersebut.
Bentangan samudera itu ternyata merupakan rumah bagi lebih dari 200 titik tanah yang berpotensi kaya akan energi.
Pekan lalu, Le Thi Thu Hang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan, "Vietnam menuntut agar Tiongkok tidak memperumit masalah di Laut China Selatan."
Namun, pihak China mengatakan larangan itu sesuai dengan hukum internasional.
Dia mengatakan, hal itu dilakukan untuk membantu melindungi dari stok ikan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan di Laut China Selatan.
China mendesak Hanoi, untuk mendorong nelayannya tidak melanggar hak China dengan mengeluarkan larangan itu.
Sementara tindakan China tersebut juga dikecam oleh Amerika, yang dituduh mengambil keuntungan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Bahkan angkatan laut Amerika telah dikirim ke Laut China Selatan dengan mengerahkan dua kapal, untuk berpatroli di Laut China Selatan.
Semetara Laut China Selatan juga diklaim sebagai milik Malaysia, mereka mengklaimnya sebagai kawasan maritim dengan sumber daya yang berharga.
Kapal tempur USS Montgomery milik AS, dikirim untuk melakukan operasi di lautan tersebut.
Langkah itu diambil, setelah laporan mengatakan, China berulang kali mengganggu kapal komersil yang melintas di kawasan tersebut.
Para ahli percaya lautan itu sangat diperebutkan, karena menyimpan cadangan gas dan minyak yang sangat besar.
China sendiri menuduh Amerika melakukan tindakan agresif dalam intervensi ini.