'Lab Kami Aman, Tidak Mungkin Ada Virus Lepas' Kepala Lab Wuhan Bersikeras Fasilitas Riset Tersebut Memiliki Keamanan yang Ketat Seiring Tuduhan Kepada Mereka Tidak Surut

May N

Penulis

Intisari-online.com -Lab Virus Wuhan menjadi salah satu yang dituduh menyebarkan virus Corona jenis baru atau Sars-CoV-2 ke seluruh dunia.

Tuduhan tersebut sudah berkembang luas di seluruh media dunia bahkan Donald Trump tegaskan ia sudah melihat bukti memang Covid-19 bocor dari lab Wuhan.

Menanggapi hal tersebut, pimpinan Lab Wuhan bersikeras hal tersebut tidak benar.

Mereka tunjukkan standar keamanan ketat untuk buktikan jika virus Sars-CoV-2 tidak berasal dari Lab Wuhan.

Baca Juga: China 'Ditampar Bolak-balik' Karena Awalnya Merahasiakan Kemunculan Covid-19, Tetapi Para Iluwannya Memimpin Penelitian dalam Mengatasi Virus

Fasilitas yang termasuk laboratorium level 4, level tertinggi keamanan biologis, diperbolehkan lakukan penelitian terkait patogen paling berbahaya sepanjang masa seperti Ebola, virus Lassa Afrika Barat dan virus demam hemorea Crimean-Congo.

Ilmuwan telah menampik jika virus dibuat di Lab Wuhan, tetapi teori virus itu lepas dan bocor keluar dengan Donald Trump menyebutkan sudah lihat buktinya, terus berkembang luas.

"Kami telah terapkan langkah keamanan bertingkat sehingga tidak ada virus dapat tinggalkan laboratorium kami," ujar Yuan Zhiming, kepala Laboratorium Nasional Wuhan Biosafety kepada Science and Technology Daily pada Minggu.

Yuan mengatakan lab tersebut memiliki sistem manajemen yang ketat, termasuk prosedur dalam menangani limbah dan material yang berbahaya.

Baca Juga: Kini Kembali Harus 'Berhadapan' dalam Sengketa Laut China Selatan, Vietnam Pernah Rasakan 'Ancaman' China saat Kapal Selam Nuklir Besar Pembawa Rudal Balistik Muncul di Dekat Kapal Nelayan Miliknya

Staff harus mengikuti prosedur keamanan yang ketat kapanpun mereka masuki laboratorium dan harus menjamin jika kondisi fisik mereka normal, termasuk tekanan darah dan suhu tubuh.

Tidak hanya itu, mereka juga harus mengisi kolom registrasi dan menginformasikan kepada pusat monitoring kapanpun mereka perlu masuk dan tinggalkan laboratorium.

Yuan juga mengatakan tidak ada siapapun boleh masuki lab sendirian dan harus lebih dari satu orang berada di dalam lab kapanpun sebuah eksperimen dilaksanakan.

Baca Juga: Ironis, Lakukan Latihan Misil, Iran Justru Serang Kapal Perangnya Sendiri dan Tewaskan 19 Anak Buah Kapal dalam 'Penembakan Bersahabat' yang Buat Panas Hubungan Iran dan Amerika

Peneliti yang bekerja di dalam lab tersebut hanya dapat berinteraksi dengan dunia luar melalui pusat monitoring saat mereka berada di dalam lab.

APD yang digunakan mereka juga harus dibersihkan dengan desinfektan dan kemudian dicuci dengan air bersih setiap kali mereka meninggalkan tempat tersebut.

Yuan menyebut lab gunakan teknologi tekanan negatif yang ciptakan udara di dalam laboratorium tidak dapat bersirkulasi keluar dan lebih-lebih menyebarkan patogen berbahaya.

Air limbah harus difilter dua kali sebelum dibuang agar memastikan air tersebut tidak dapat merusak lingkungan.

Baca Juga: Kabar Gembira, Uang THR untuk PNS Anggota TNI, Polri dan Pensiunan Cair Hari Jumat (15/5) Ini!

Pembuangannya pun melewati pengolahan limbah dan sistem bersuhu tinggi untuk membunuh patogen berbahaya yang masih ada di dalamnya.

Limbah terkontaminasi lainnya harus diperlakukan dalam mesin bersuhu dan bertekanan tinggi kemudian baru dibuang oleh perusahaan yang memang terlisensi untuk menangani limbah medis.

Kepala lab juga mengatakan peralatan lab harus dievaluasi dengan inspeksi tahunan yang dilakukan oleh institusi pihak ketiga.

Saat ini, ilmuwan yang bekerja di laboratorium tersebut bekerja dalam sistem lembur yang tinggi dalam kembangkan vaksin dan pengobatan Covid-19.

Baca Juga: Ri Sol-Ju: Berapakah Usia Ri Sol-Ju, Istri Kim Jong-Un, Saat Ini?

Guan Wuxiang, wakil direktur Institut Virologi Wuhan, mengatakan para ilmuwan di sana telah mempelajari virus Corona sejak 30 Desember 2019, saat sampel pertama "pneumonia dari sumber tidak dikenal" dikirim oleh rumah sakit Jinyintan.

Sejak saat itu, lebih dari 120 ilmuwan bekerja dalam 12 tim berbeda untuk mempelajari virus baru tersebut.

Mereka mempelajari dalam hal apa penyebab munculnya virus tersebut dan berasal dari mana dan obat apa yang bisa sembuhkan Covid-19.

Guan mengatakan banyak ilmuwan berada di dalam lab lebih dari enam jam dan mereka tidak dapat makan, minum atau pergi ke toilet.

Baca Juga: Pernah Diisukan Dihukum Mati karena Skandal Video Panas, 'Kekasih Terakhir' Kim Jong-Un Ini Justru Punya Kuasa Lebih Besar Dibanding Istri Sang Diktator

Sejauh ini institut telah menguji 6500 sampel, dan mereka mengembangkan sebuah vaksin yang telah dimulai pengujian klinisnya.

China mulai membangun lab Wuhan setelah wabah Sars merebak di China pada 2003.

Lab tersebut digunakan untuk tingkatkan kemampuan pengawasan penyakit infeksi di negara tersebut.

"Memprediksi wabah virus sangatlah sulit," ujar Guan.

Baca Juga: Anak Cucu Kita Terancam Tak Mengenal Mereka, Berikut 7 Hewan Langka Terancam Punah yang Mungkin Anda juga Asing Mendengarnya

"Umat manusia masih tidak memiliki pemahaman yang cukup terhadap virus yang hidup di alam dan cara mereka berkembang, menyebar dan menulari makhluk hidup lain."

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait