Kasus ini lantas menunjukkan kepada dokter untuk memahami lebih dalam lagi mengenai "patogenesis infeksi Sars-CoV-2".
Hanya saja, hingga saat ini, para ahli kedokteran belum tahu bagaimana virus corona kembali menyerang pasien yang sudah sembuh.
Apalagi untuk kasus pasien wanita ini, tidak menemukan jejak virus corona di hati, jantung, usus, kulit, atau sumsum tulangnya.
Namun, para peneliti menemukan strain virus yang lengkap dalam jaringan jauh di paru-parunya.
Mereka lalu menguji sampel jaringan tersebut dengan mikroskop elektron untuk mengkonfirmasi keberadaan virus corona yang diselimuti cangkang mirip mahkota tersebut.
Perlu Anda tahu, strain yang tersembunyi tidak menyebabkan gejala yang jelas.
Jaringan paru-paru yang biasanya menunjukkan kerusakan umumnya disebabkan oleh infeksi virus.
Oleh karenanya, sangat sulit menemukan virus ini di seluruh tubuh saat tes.
Apalagi metode pengujian dalam penggunaan massal tidak mengambil sampel dari jauh di paru-paru.