Find Us On Social Media :

Di Balik 'Kedermawanan' Mafia Italia yang Ulurkan Bantuan Melimpah saat Pandemi Corona, Suatu Hari Masyarakat Harus Membayar dengan Ini

By Tatik Ariyani, Minggu, 10 Mei 2020 | 14:31 WIB

Ilustrasi mafia

Intisari-Online.com - Di tengah pandemi virus corona, mafia- mafia Italia tetap bergerak  dan "berbisnis" dengan hasil jutaan euro.

Menurut laporan BBC pada Selasa (5/5/2020), banyak orang Italia merasa tidak punya pilihan selain menerima bantuan hidup dari gerombolan kriminal itu.

Misalnya, di Sisilia, saudara lelaki seorang anggota mafia membagikan makanan kepada warga miskin di Palermo dan sekitarnya.

"Orang-orang menelepon saya dan menangis di telepon," katanya.

Baca Juga: Tajir Melintir Hingga Kerap Sewa Artis Hollywood Untuk Kencan, Milyader Asal Malaysia Ini Nasibnya Berakhir Tragis dan Hidup dalam Pelarian

"Mereka mengatakan anak-anak tidak bisa makan. Seorang wanita muda menelepon saya tiap hari. Dia punya 5 anak dan tidak tahu bagaimana memberi makan mereka."

Ia tidak mengonfirmasi dirinya adalah bagian dari mafia, tetapi jika menjadi seorang mafioso berarti membantu orang, maka dia "bangga menjadi seorang mafioso."

Pandemi virus corona adalah hal baru, tetapi membagikan paket makanan kepada yang membutuhkan adalah taktik mafia lama.

"Tujuannya adalah untuk mendapatkan kredibilitas dan masuk sebagai alternatif negara," kata Nicola Gratteri seorang penyelidik anti-mafia dan kepala kantor kejaksaan di Catanzaro, Calabria.

Baca Juga: Makin Serakah, China Sekarang Larang Penangkapan Ikan di Laut China Selatan, Dua Negara Ini Protes Keras

Kepada BBC ia menambahkan, tujuannya untuk memperkuat basis dukungan.

Perekonomian Italia terpuruk selama bertahun-tahun, dengan tingkat pengangguran tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.

Lockdown membuat beberapa orang semakin putus asa, tetapi menerima bantuan bahkan yang sangat kecil pun dari mafioso sangat berbahaya.

"Mafia tidak pernah melakukan apa pun atas kemurahan hati. Mereka tidak mengenal konsep itu," ujar Enza Rando yang bekerja untuk organisasi anti-mafia dikutip dari BBC.

Baca Juga: 4 Manfaat Timun Rebus yang Jarang Diketahui, Dapat Obati Diare Lho!

"Yang mereka tahu adalah aku akan membantumu jika kamu membantuku."

Tidak ada yang dimintai imbalan di awal, tetapi setiap orang harus membayar budi dalam bentuk tertentu.

Dikisahkan BBC, Marcello memiliki sebuah restoran di pusat kota Palermo, yang harus ditutup pada Maret.

Seorang mafioso lalu datang mengetuk pintu, menawarkan untuk membeli bisnisnya. Saat itulah negosiasi harga terjadi.

Kemudian, seseorang mentransfer uang ke rekening dan sisanya didapat dalam bentuk tunai.

"Saat ini bisnisku sedang tenggelam, dan ketika seseorang melempar pelampung kepadamu, kamu bisa memilih untuk tenggelam bersama mimpimu atau berenang."

Namun mafia akan selalu kembali untuk menagih, kata Gaspare Mutolo mantan mafioso Sisilia yang menjadi saksi kunci dalam puluhan kasus mafia Italia.

"Persis seperti itulah aku dulu beroperasi," katanya. "Aku selalu rupawan dan tampak dermawan. Aku tidak pernah menunjukkan warna sejatiku. Tapi ingatlah, aku adalah penjahat yang membunuh lebih dari 20 orang."

Baca Juga: 6 Manfaat Rendaman Timun bagi Kesehatan dan Kecantikan Anda, Apa Saja?

Mutolo berbicara kepada BBC dari lokasi rahasia di mana dia berada dalam perlindungan polisi dan menjalani hari-harinya dengan melukis.

Ia mengatakan setiap kali dirinya "membantu" keluarga yang membutuhkan, mereka tidak peduli siapa dirinya.

"Ketika anak-anakmu menangis karena tidak ada makanan di meja atau jika bisnismu bangkrut, kamu tidak berpikir tentang konsekuensi menerima bantuan dari orang yang salah. Kamu hanya berpikir untuk bertahan hidup."

Kemudian jelang pemilihan kepala daerah, dia akan mendatangi orang-orang yang telah dibantunya dan berkata, "Ciao bella, ingat saya? Saya membantu Anda ketika Anda membutuhkan saya."

"Sekarang saya membutuhkan Anda, dan yang saya minta adalah Anda memberikan suara untuk kandidat ini."

Mutolo mengatakan, mafia memiliki uang melimpah yang siap digelontorkan jika terjadi krisis.

"Mereka jauh lebih efisien daripada negara dalam hal membantu warga yang membutuhkan," ungkapnya.

Antonio dan istrinya, Francesca, memiliki toko daging di sebuah kota kecil di Apulia, Italia selatan, yang sangat terdampak akibat lockdown.

Baca Juga: Unggah Foto Bersama Anak Tirinya 13 Tahun Silam, Wanita Ini Dihujat Habis-habisan, Ayah Kandung Sang Anak Malah Ungkap Hal Lebih Menjijikan

Beberapa hari yang lalu salah satu pelangan setianya datang ke toko dan menawarkan pinjaman tunai.

"Kami saling memandangi, dan kami segera menyadari apa yang sedang terjadi," kata Antonio.

Dia dan istrinya menolak tawaran itu, tetapi pinjaman adalah bisnis utama mafia. Mereka memberi pinjaman, dan kemudian "penderitaan dimulai dengan lambat," kata Gratteri.

"Tujuan utama mafioso bukan menghasilkan uang, tetapi untuk mengambil alih bisnis dan memakainya untuk mencuci uang."

Sejak dimulainya lockdown, penyaluran bantuan untuk korban pemerasan telah meningkat 100 persen, terutama dari usaha kecil.

"Jika pemerintah Italia tidak mampu membantu orang-orang ini, mereka akan dilempar ke pelukan mafia," ucap Attilio Simeone yang bekerja untuk penyaluran bantuan.

"Ini adalah momen paling menguntungkan bagi mafia. Saat ini, waktu adalah kuncinya," Enza Rando memperingatkan.

Perempuan itu seperti halnya pakar anti-mafia lainnya, mendesak pemerintah Italia untuk menyediakan uang bagi orang-orang dan bisnis, sebelum mafia menawarkan bantuan tunai dengan mudahnya.

Baca Juga: Mantan Panglima TNI Sekaligus Timses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Djoko Santoso Meninggal Dunia, Penyakit ini Penyebabnya

Pemerintah Italia mengatakan akan meminjamkan hingga 25.000 euro (Rp 405 juta) untuk bisnis yang membutuhkan.

Akan tetapi Marcello tidak berniat meminta pinjaman pemerintah.

"Mustahil bisa mengembalikannya. Semua toko yang akan dibuka kembali harus mengikuti aturan social distancing. Ini berarti lebih sedikit pembeli, dan jauh lebih sedikit pendapatan."

Ia juga menceritakan semua pemilik restoran yang dikenalnya merasakan hal yang sama.

Mereka percaya menjual bisnis ke mafia dengan cepat tanpa pertanyaan, kemungkinan menjadi satu-satunya pilihan mereka. "Aku merasa gagal total," kata Marcello.

"Aku selalu mengecam mafia, dan aku akan mengkhianati semua yang aku yakini."

Aditya Jaya Iswara

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bantuan Mafia Italia, Buah Simalakama yang Menggiurkan Saat Pandemi Virus Corona"