Find Us On Social Media :

'Jimat' Kearifan Lokal di Tengah Pandemi, Tangkal Virus Corona dengan Arak Bali

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 9 Mei 2020 | 15:44 WIB

Tuak segar yang baru disadap dari pohonnya langsung. Proses ini ditampung dalam sebuah Beruk atau batuk kelapa. Proses pembuatan arak tradisional ini dapat dijumpai di Desa Tri Eka Bhuana, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, Bali.

Karangasem sendiri sebagai area terluas populasi pohon kelapa diketahui merupakan tempat penghasil arak dan alkohol yang diproses dari bahan-bahan alam seperti kelapa, aren, dan lontar.

Proses mengambil nira dari pohon hingga menjadi cairan dengan kadar alkohol 96% sendiri membutuh waktu dengan 3 kali distilasi.

Tahap pertama nira difermentasi selama 3 hari, kemudian lanjut ke proses pengeliman, alkohol akan naik ke udara dan proses pendinginan dilakukan secara alami.

Yakni menggunakan bambu dan pelepah pisang.

Baca Juga: Tak Terhindarkan, Terjadi Insiden Pesawat Tabrak Seorang Pria yang Berjalan di Landasan Pacu Bandara, Kerusakan Bagian Pesawat Ini Jadi Sisa Kengerian Kecelakaan Itu

Alkohol yang naik dan kemudian mengembun ini akan berubah menjadi bentuk cair atau arak yang lebih sempurna dan cepat.

Pada proses distilasi pertama, alkohol yang dihasilkan sekitar 30-40%, inilah arak yang biasa dikonsumi untuk minum.

Sedangkan untuk bahan dasar hand sanitizer, diperlukan 2-3 kali distilasi lagi.

Baca Juga: Ini Manfaat Ketumbar dan Kunyit untuk Alternatif Hilangkan Jerawat