Sering Dipandang Sebelah Mata, Wanita Tuna Susila Justru Diakui Soekarno Berjasa Besar dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Seperti Apa?

May N

Penulis

Intisari-online.com -Wanita Tuna Susila (WTS) atau sering dikenal juga sebagai Penjaja Seks Komersial (PSK) sering dianggap merugikan masyarakat.

Namun pendapat Soekarno, pemimpin pertama Indonesia sungguh berbeda dari pendapat kebanyakan orang.

Untuk memahaminya, perlu kita ketahui mengenai perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Republik Indonesia.

Semua pihak diketahui bahu membahu dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Keji, Sejumlah ABK Asal Indonesia Diperlakukan Tidak Manusiawi di Kapal Nelayan Berbendera China, YouTuber ini Beberkan Semuanya: Jenazah ABK Indonesia Dibuang ke Laut

Dari usia muda sampai tua renta, petani sampai sarjana, rakyat jelata sampai tentara, dan dari PSK sampai dokter, ikut bahu membahu.

Ya, PSK ternyata juga ikut andil dalam perjuangan revolusi Indonesia kala itu.

Benarkah wanita tuna susila ini punya peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia?

Ternyata benar, bahkan secara khusus, Bung Karno menyatakan kekaguman dan rasa terima kasihnya atas jasa para kupu-kupu malam ini.

Baca Juga: Kisah Cinta Unik di Tengah Pandemi, Saat Gadis Kirgizstan Terjebak di Bali Justru Berakhir Jatuh Cinta pada Pria Lampung

Dalam buku "Soekarno: An Autobiography as told to Cindy Adams", mengutip salah satu pernyataan Bung Karno dalam buku tersebut:

"Pelacur adalah mata-mata yang paling baik di dunia. Dalam keanggotaan PNI (Partai Nasional Indonesia) di Bandung, terdapat 670 orang perempuan yang berprofesi demikian dan mereka adalah anggota yang paling setia dan patuh," tulis Soekarno dalam buku berjudul Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, cetakan pertama tahun 1966.

Jasa-jasa WTS terhadap pergerakan revolusi Indonesia banyak yang dituturkan Soekarno pada Cindy Adams, penulis buku tersebut.

Baca Juga: Disebut Berada dalam Perang Dingin, Hubungan China-AS Ada di Titik Terendah dalam 40 Tahun

Selain informasi berharga dari para pemakai jasa yang kebanyakan polisi kolonial, mereka juga menyumbangkan uang dari keringatnya untuk kepentingan revolusi.

Tugas mereka menjadi sumber informasi mengenai musuh tak dapat digantikan oleh pihak manapun kala itu.

"Tak satu pun laki-laki anggota partai yang terhormat dan sopan itu dapat mengerjakan tugas ini untukku," ujar Soekarno yang juga menyampaikan para PSK bukan saja penyumbang yang menyenangkan, tetapi juga penyumbang yang besar dalam revolusi Indonesia.

Dilansir dari akun Instagram @matahatipemuda yang mengutip dari buku Robert Cribb berjudul,"Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta", mengisahkan mengenai penyelamatan terhadap Bung Karno dan pejuang lainnya saat dalam pengintaian Belanda oleh para PSK.

Baca Juga: Covid Hari Ini 7 Mei 2020: 3,8 Juta Warga Dunia Terinfeksi, Penambahan 367 Kasus Baru di Indonesia dan 5 Provinsi Dengan Presentase Kesembuhan Covid-19 Terbanyak di Indonesia

Para PSK-lah yang membantu menyembunyikannya di rumah bordil yang jadi sarang mereka.

Selain membuat tempat persembunyian paling aman bagi para pejuang, hunian mereka juga dijadikan tempat penyelundupan senjata bagi para pejuang.

Dikisahkan ada sebuah gerakan bernama Laskar Rakyat Jakarta Raya (LRJR) yang punya tujuan menyerang Jakarta dalam menaklukan Jepang dan Belanda.

Baca Juga: Polisi Terkejut, Anak 5 Tahun ini Sendirian Setir Mobil Orangtuanya, Mengaku untuk Beli Lamborghini

Dalam melaksanakan tujuan tersebut, pasokan senjata menjadi hal yang penting.

Maka, para PSK yang jadi penyelundup senjata bagi laskar sekaligus hunian mereka menjadi tempatnya.

Mengikut sertakan PSK dalam revolusi oleh Soekarno pernah mendapatkan protes keras dari Ali Sastroamidjojo, tokoh PNI.

Dilansir dari buku karya Robert Cribb tersebut, karena keputusan Bung Karno mengajak WTS tersebut untuk ikut memikul perjuangan ditolak oleh Ali.

Baca Juga: Hobi Tembakkan Rudal, Kim Jong Un Dikabarkan dapat Medali Perang Dunia II dari Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam Rangka Apa?

Perdebatan sengit antar kedua tokoh PNI tersebut tak terelakkan, bahkan Ali sempat mempertanyakan keputusan Bung Karno merekrut 670 PSK masuk menjadi anggota PNI cabang Bandung.

Namun suka tidak suka, dalam masa perang kemerdekaan memang membutuhkan tenaga dari semua lini rakyat Indonesia, tanpa terkecuali adalah wanita penjajak seks tersebut.

Dan sejarah mencatat bagaimana wanita-wanita tersebut dengan berani menjadi informan sekaligus mata-mata bagi perjuangan Indonesia.

(Andreas Chris Febrianto Nugroho)

Artikel ini telah tayang di sosok.id dengan judul "Kisah Para Kupu-kupu Malam yang Peran Pentingnya dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Diakui oleh Soekarno"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait