Seperti juga para perantau di negara-negara lain, perantauan di Jakarta ini masih punya ikatan kuat dengan kampung halamannya.
Kebetulan, sebagian besar dari mereka beragama Islam dan akhirnya memanfaatkan momentum libur panjang Idul Fitri untuk pulang kampung.
Untuk asal mula kata mudik sendiri ada yang bilang berasal dari bahasa Jawa, "Mulih Dhisik", atau pulang dulu.
Pernyataan ini dapat dikatakan benar karena jika pulang kampung rata-rata orang mengarah ke arah Jawa.
Baca Juga: Minum Es Atau Minum Air Hangat Saat Buka Puasa, Mana yang Lebih Baik?
Namun ada juga yang berkata bahwa kata mudik itu berasal dari bahasa Betawi. Orang Betawi berkata bahwa mudik merupakan lawan dari kata "Melir".
Melir sendiri merupakan kata turunan dari kata "Belilir"yang artinya Utara. Mengapa utara? Karena orang Betawi dulu menganggap bahwa tempat bekerja paling diincar orang adalah bagian utara Jakarta.
Untuk menguatkan akar mudik berkaitan dengan tradisi islami, beredar pula argumen makna mudik dalam kajian ala Timur Tengah.
Kata mudik seperti istilah arab untuk "Badui" sebagai lawan kata "hadhory", sehingga dengan sederhana bisa diambil kesimpulan bahwa mudik, adalah kembali ke kampung halaman.